- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Mau Gaya Malah Berbahaya, 8 Item Pakaian Anak yang Harus Dihindari Orang Tua


TS
Kokonata
Mau Gaya Malah Berbahaya, 8 Item Pakaian Anak yang Harus Dihindari Orang Tua
Orang tua cenderung memilihkan pakaian untuk anak-anak mereka. Anak terlihat gaya dan trendi seringkali menjadi pertimbangan utama. Kenyamanan dan keamanan pakaian justru tidak menjadi prioritas utama.
Berikut ini beberapa macam dan fitur pakaian yang kurang cocok untuk anak. Dikutip dari publikasi Bright Side, orang tua perlu tahu.
1. Pakaian dengan kancing dekoratif, payet, dan manik-manik
Pakaian anak-anak tidak boleh memiliki banyak elemen dekoratif seperti kancing, payet dan manik-manik. Terutama pakaian untuk balita. Mereka dapat merobeknya, memasukkan ke mulut, hidung, atau telinga. Bahaya sekali, kan?
Anak-anak yang lebih besar pun mungkin merusaknya. Rasa ingin tahu anak-anak lebih besar daripada kesadaran tampil gaya.

2. Syal terjulur panjang
Anak-anak mengenakan syal mungkin terlihat gaya. Terlihat seperti anak-anak ddari negara empat musim kala salju turun, kan? Padahal cuaca di Indonesia cenderung panas, sekalipun di musim hujan.
Penggunaan syal sebenarnya boleh saja, asalkan tidak terjulur di depan badan. Risiko tersangkut saat anak bermain sangat besar. Anak akan kesulitan melepaskan diri jika tersangkut.
Alternatifnya adalah sweter seperti turtleneckyang pas sehingga dada dan tenggorokannya tertutup dengan baik. Pemakaian syal masih aman jika menutup leher tanpa terjulur-julur.

3. Turtlenecks dengan leher yang terlalu sempit
Turtleneckatau baju berleher kura-kura memang praktis untuk menghangatkan badan. Namun pakaian seperti ini tidak nyaman jika membuat leher sulit bergerak. Selain itu, kulit leher juga bisa iritasi serta menyebabkan sakit kepala akibat gangguan peredaran darah. Terlebih jika pakaian terbuat dari bahan sintetis berkualitas rendah.
Pilih baju turtlenecks yang cukup longgar bagian lehernya. Usahakan juga lengan baju tidak terlalu panjang agar tangan anak bebas bergerak. Bagian lengan baju sedikit digulung boleh saja selama nyaman bagi anak.
4. Pakaian gelap tanpa warna yang memantulkan cahaya
Pakaian warna gelap cenderung menjadi pilihan orang tua karena tidak mudah terlihat kotor. Padu padan warna gelap dengan warna lain juga mudah. Namun ada bahaya yang mengintai anak jika menggunakan warna gelap saat bepergian.
Pakaian warna gelap membahayakan keselamatan anak-anak ketika mereka berada di tengah keramaian. Sulit mencari anak-anak berpakaian gelap yang hilang di keramaian. Selain itu pengemudi mungkin gagal melihat pejalan kaki kecil dalam suasana gelap.
Anak mengenakan pakaian gelap boleh saja asalkan masih ada warna lain yang dapat memantulkan cahaya. Jadi tidak dominan gelap saja.

5. Jaket dengan tudung dan bulu tebal
Tudung yang tebal menyulitkan anak melihat objek sekitarnya. Jarak pandang mereka terhalang sehingga saat berada di jalan raya, rel kereta api, atau sudut yang gelap, mereka abai terhadap hal-hal yang membahayakan. Selain itu, tudung juga mudah tersangkut pada saat anak-anak bermain.
Pendengaran juga akan berkurang saat mengenakan tudung. Bahaya sekali saat anak menyeberang jalan jika mengenakan jaket tudung tebal, kan?
Anak mengenakan jaket bertundung tebal masih aman jika selalu bersama dengan orang dewasa. Namun tiada jaminan orang dewasa selalu dapat mengawasi si anak.

6. Pakaian Orang Dewasa
Sebagian anak terlihat keren saat mengenakan pakaian seperti orang dewasa. Padahal mereka benar-benar tidak nyaman saat memakainya. Pakaian terlalu ketat atau besar, membuat anak sulit bergerak. Demi apa orang tua mendadani anak lebih tua dari usianya?
Sepatu hak tinggi dan kaos berpotongan rendah sehingga menampakkan pusar sama sekali tidak menggemaskan bahkan memberikan kesan menyeramkan.
Biarkan anak-anak berpakaian sebagaimana usianya. Pakaian yang praktis, nyaman dan dan mudah dipakai. Sampai kelas 6 SD anak-anak pada umumnya masih suka main berkotor-kotor.

7. Pakaian yang memiliki label besar di bagian dalam
Label merek atau label informasi cara merawat pakaian seringkali membuat anak tidak nyaman. Tidak peduli mereknya terkenal atau tidak. Ukuran label besar, bahannya keras, dan bersudut kasar.
Label pakaian seperti itu sebaiknya dipotong saja. Potong sampai ke jahitannya. Apabila perlu ambil penjepit dan pencabut benang sehingga bagian label tidak bersisa lagi.

8. Topi ketat
Orang tua membeli topi berukuran besar dengan pertimbangan anak yang cepat tumbuh. Ada juga yang memaksakan topi yang sudah kecil dengan alasan “sayang topinya masih bagus.” Padahal dua kondisi tersebut merugikan anak.
Topi yang terlalu besar menyebabkan ketidaknyamanan. Topi yang tergelincir menghalangi pandangan anak. Sementara itu topi yang terlalu ketat dapat menembus kulit anak yang halus, meninggalkan bekas di dahi yang bisa menyebabkan sakit kepala. Topi ketat dari bahan sintetis akan membuat kepala anak berkeringat, bahkan mengakibatkan gatal-gatal dan iritasi.
Pilih topi dari serat alami sehingga sirkulasi udara cukup membuat anak nyaman. Pastikan ukurannya pas di kepala anak. Cari topi yang memiliki perekat untuk menyesuaikan ukuran sehingga topi dapat dipakai anak beberapa lama.

Semoga tips di atas cukup bermanfaat. Jangan lagi mengutamakan gaya, trendi, lagi hits namun mengorbankan kenyamanan anak. Sepakat, Gan Sis?
Sumber

Berikut ini beberapa macam dan fitur pakaian yang kurang cocok untuk anak. Dikutip dari publikasi Bright Side, orang tua perlu tahu.
1. Pakaian dengan kancing dekoratif, payet, dan manik-manik
Pakaian anak-anak tidak boleh memiliki banyak elemen dekoratif seperti kancing, payet dan manik-manik. Terutama pakaian untuk balita. Mereka dapat merobeknya, memasukkan ke mulut, hidung, atau telinga. Bahaya sekali, kan?
Anak-anak yang lebih besar pun mungkin merusaknya. Rasa ingin tahu anak-anak lebih besar daripada kesadaran tampil gaya.

2. Syal terjulur panjang
Anak-anak mengenakan syal mungkin terlihat gaya. Terlihat seperti anak-anak ddari negara empat musim kala salju turun, kan? Padahal cuaca di Indonesia cenderung panas, sekalipun di musim hujan.
Penggunaan syal sebenarnya boleh saja, asalkan tidak terjulur di depan badan. Risiko tersangkut saat anak bermain sangat besar. Anak akan kesulitan melepaskan diri jika tersangkut.
Alternatifnya adalah sweter seperti turtleneckyang pas sehingga dada dan tenggorokannya tertutup dengan baik. Pemakaian syal masih aman jika menutup leher tanpa terjulur-julur.

3. Turtlenecks dengan leher yang terlalu sempit
Turtleneckatau baju berleher kura-kura memang praktis untuk menghangatkan badan. Namun pakaian seperti ini tidak nyaman jika membuat leher sulit bergerak. Selain itu, kulit leher juga bisa iritasi serta menyebabkan sakit kepala akibat gangguan peredaran darah. Terlebih jika pakaian terbuat dari bahan sintetis berkualitas rendah.
Pilih baju turtlenecks yang cukup longgar bagian lehernya. Usahakan juga lengan baju tidak terlalu panjang agar tangan anak bebas bergerak. Bagian lengan baju sedikit digulung boleh saja selama nyaman bagi anak.

4. Pakaian gelap tanpa warna yang memantulkan cahaya
Pakaian warna gelap cenderung menjadi pilihan orang tua karena tidak mudah terlihat kotor. Padu padan warna gelap dengan warna lain juga mudah. Namun ada bahaya yang mengintai anak jika menggunakan warna gelap saat bepergian.
Pakaian warna gelap membahayakan keselamatan anak-anak ketika mereka berada di tengah keramaian. Sulit mencari anak-anak berpakaian gelap yang hilang di keramaian. Selain itu pengemudi mungkin gagal melihat pejalan kaki kecil dalam suasana gelap.
Anak mengenakan pakaian gelap boleh saja asalkan masih ada warna lain yang dapat memantulkan cahaya. Jadi tidak dominan gelap saja.

5. Jaket dengan tudung dan bulu tebal
Tudung yang tebal menyulitkan anak melihat objek sekitarnya. Jarak pandang mereka terhalang sehingga saat berada di jalan raya, rel kereta api, atau sudut yang gelap, mereka abai terhadap hal-hal yang membahayakan. Selain itu, tudung juga mudah tersangkut pada saat anak-anak bermain.
Pendengaran juga akan berkurang saat mengenakan tudung. Bahaya sekali saat anak menyeberang jalan jika mengenakan jaket tudung tebal, kan?
Anak mengenakan jaket bertundung tebal masih aman jika selalu bersama dengan orang dewasa. Namun tiada jaminan orang dewasa selalu dapat mengawasi si anak.

6. Pakaian Orang Dewasa
Sebagian anak terlihat keren saat mengenakan pakaian seperti orang dewasa. Padahal mereka benar-benar tidak nyaman saat memakainya. Pakaian terlalu ketat atau besar, membuat anak sulit bergerak. Demi apa orang tua mendadani anak lebih tua dari usianya?
Sepatu hak tinggi dan kaos berpotongan rendah sehingga menampakkan pusar sama sekali tidak menggemaskan bahkan memberikan kesan menyeramkan.
Biarkan anak-anak berpakaian sebagaimana usianya. Pakaian yang praktis, nyaman dan dan mudah dipakai. Sampai kelas 6 SD anak-anak pada umumnya masih suka main berkotor-kotor.

7. Pakaian yang memiliki label besar di bagian dalam
Label merek atau label informasi cara merawat pakaian seringkali membuat anak tidak nyaman. Tidak peduli mereknya terkenal atau tidak. Ukuran label besar, bahannya keras, dan bersudut kasar.
Label pakaian seperti itu sebaiknya dipotong saja. Potong sampai ke jahitannya. Apabila perlu ambil penjepit dan pencabut benang sehingga bagian label tidak bersisa lagi.

8. Topi ketat
Orang tua membeli topi berukuran besar dengan pertimbangan anak yang cepat tumbuh. Ada juga yang memaksakan topi yang sudah kecil dengan alasan “sayang topinya masih bagus.” Padahal dua kondisi tersebut merugikan anak.
Topi yang terlalu besar menyebabkan ketidaknyamanan. Topi yang tergelincir menghalangi pandangan anak. Sementara itu topi yang terlalu ketat dapat menembus kulit anak yang halus, meninggalkan bekas di dahi yang bisa menyebabkan sakit kepala. Topi ketat dari bahan sintetis akan membuat kepala anak berkeringat, bahkan mengakibatkan gatal-gatal dan iritasi.
Pilih topi dari serat alami sehingga sirkulasi udara cukup membuat anak nyaman. Pastikan ukurannya pas di kepala anak. Cari topi yang memiliki perekat untuk menyesuaikan ukuran sehingga topi dapat dipakai anak beberapa lama.

Semoga tips di atas cukup bermanfaat. Jangan lagi mengutamakan gaya, trendi, lagi hits namun mengorbankan kenyamanan anak. Sepakat, Gan Sis?
Sumber

Diubah oleh Kokonata 27-05-2021 12:05






wisudajuni dan 5 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan