Perkenalkan nama ane Bagong (bukan nama sebenarnya),lahir dan besar di tanah Jawa.Tapi ane mempunyai istri orang Pujakesuma (Putri Jawa keturunan Sumatera),tepatnya istri ane ini mempunyai orang tua yang berbeda suku.Ayahnya asli Jawa Tengah,sedangkan Ibunya asli orang Lampung.Ibu mertua ane ini asli dari Bukit Kemuning,Lampung Utara,dan dia suku Semende/Semendo.Ada tradisi suku semendo yang diperilhara hingga kini,apa itu?,mari kita simak thread berikut ini.

        Suku Semendo atau Suku Semende adalah salah satu suku yang berasal dari Pulau Sumatra.Suku ini memiliki dua subsuku yaitu Semende Darat dan Semende Lembak. Semende Darat bertempat tinggal di Pulau Panggung, dan Muara Enim.Semende Lembak tinggal di Kecamatan Pulau Beringin, Sungai Are, Sindang Danau, dan kecamatan Mekakau Ilir di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Mereka juga tinggal di Kecamatan Semendo Darat Laut, Semendo Darat Tengah, Semendo Darat Ulu. Dan sebagian lainnya berada di Kota Prabumulih, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.Kalo dilihat suku Semende ini lebih banyak dari daerah Sumatera Selatan ya gansis.Ane sih gak tau kenapa di Lampung Utara ini,banyak juga ditemui suku Semende ini.


        Menurut H.Kohafah,suku Semende mulai ada pada tahun 1650 Masehi yang dibentuk oleh Syekh Nurqadim al-Baharuddin.Dia lebih dikenal dengan sebutan Puyang Awak.Puyang Awak merupakan keturunan Sunan Gunung jati melalui silsilah Puteri Sulung Panembahan Ratu Cirebon yang menikah dengan Ratu Agung Mpu Hyang Dade Abang.Puyang Awak dibesarkan di Istana Pelang Kedidai,yang terletak di Tanjung Lemantang.Pada masa remaja,beliau mendapat gemblengan para ulama dari Aceh yang sengaja didatangkan oleh ayahnya.Ketika masanya untuk menikah,Puyang Awak menyunting seorang gadis dari Muara Siban,sebuah desa di kaki gunung Dempo.Beliau beserta keluarga adik-adiknya dan keluarga para sahabatnya membuka tanah pemukiman di Talang Tumutan Tujuh sebagai wilayah yang direncanakan beliau untuk menjadi pusat daerah Semende.

        Kata Semende terdiri dari dua suku kata yaitu Seme dan Ende dengan pengertian Seme = Sama dan Ende = Harga. Jadi kata Semende = Sama Harga menurut logat Semende same rege yaitu betine (perempuan) tidak membeli dan bujang (laki-laki) tidak dibeli.Maknanya berarti perempuan dan laki-laki mempunyai persamaan derajat dihadapan Tuhan dan sesama manusia dengan pembagian tugas yang disesuaikan dengan fitrah dan kemampuan masing-masing.

        Bahasa sehari-hari Jeme Semende adalah bahasa Semende dengan kata-katanya berakhiran “E”, dilihat dari logat dan sebutan kata, bahasa semende ini termasuk dalam kelompok bahasa Melayu, sedangkan bahasa tulis menulisnya dikenal dengan Surat Ulu dan tempat menulisnya dibuat dari kulit kayu yang disebut dengan Kaghas.

        Tunggu Tubang merupakan suatu adat yang terdapat pada suku Semende yang mengatur tentang pembagian harta warisan dari orang tua kepada anak perempuan tertua yang masih berlaku sampai sekarang.Tunggu Tubang terdiri dari dua kata yang mempunyai makna sangat berlainan. Tunggu dapat diartikan menanti atau menunggu,sedangkan Tubang berasal dari bahasa Semende yang memiliki arti sepotong bambu,yang tutupnya terbuat dari bambu yang kegunaannya untuk menyimpan alat-alat dapur.Tunggu Tubang juga berarti menunggu barang yang dijadikan keluarga sebagai tempat untuk menyimpan bahan keperluan sehari-hari,ini merupakan makna kiasan dari menunggu harta orang tua.Menurut tradisi, kekayaan keluarga yang terdiri dari rumah keluarga,sawah, kolam (empang), kebun dan sebagainya, akan diserahkan kepada anak perempuan tertua dalam setiap generasi.Tradisi tunggu tubang sebagai identitas yang unik yang membedakan suku Semende dengan suku yang lain.Disamping untuk menjaga keberlangsungan komunitas, tunggu tubang juga sebagai alat legitimasi untuk kontrol kekuasaan gender oleh laki-laki di masyarakat. Tunggu Tubang sebagai alat legitimasi laki-laki terbukti dari penempatan perempuan “atas nama adat” tampaknya memiliki kekuatan. Jika pada pelaksanaannya tidak ada anak perempuan, maka anak laki-laki tertua sebagai tunggu tubangnya. Jika tidak ada anak (penerus) maka akan diadakan musyarawah oleh Payung Jurai, Jenang Jurai dan Ahli Jurai untuk menetapkan Tunggu Tubang selanjutnya karena putus keturunan, bisa anak dari kakak atau anak dari adik.


        Perempuan (Tunggu Tubang) diberikan hak untuk memakai, menempati, memelihara dan mengambil harta warisan tersebut tetapi tidak berhak untuk menjualnya,karena harta tersebut milik bersama seluruh anggota kerabat.Tunggu Tubang biasanya dilakukan setelah anaknya sudah menikah atau memasuki umur dewasa.Ketika,orang tua masih hidup,ahli waris (Tunggu Tubang ) harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada orang tuanya apabila berkaitan tentang harta warisan tersebut.Namun setelah oran tua meninggal,jika ingin membelanjakan hasil dari harta Tunggu Tubang dalam jumlah yang besar,maka ia bisa langsung membelanjakannya dengan syarat untuk digunakan dalam hal kebaikan untuk seluruh anggota kerabat.


        
Ane selalu menggunakan Smartfren Unlimited MAXI untuk paket internet setiap bulannya.Harga yang murah,tetapi untuk berakselerasi di dunia maya,menurut saya cepat.Pengalaman extra unlimites malam full speed sangat membantu pas waktu bulan Ramadhan kemarin,karena di setiap makan sahur,pasti istri ane udah pinjem HP ane untuk download drakor  yang sedang on going.Downloadnya cepet banget gansis,1 episode drakor paling lama di download dengan waktu 2 menit saja.Woow sekali bukan.Untuk Smartfren Unlimited MAXI ini tiap bulannya juga banyak banget gratisannya.Gratis telpon sepuasnya ke semua pengguna Smartfren,Gratis quota 5 GB untuk lihat TikTok, Youtube,Netflix,ZOOM,dan Chat.

Gambar : Screenshot HP Ane Sendiri


        Sekain thread ini ane buat,mari gansis semua lestarikan kebudayaan dari para leluhur kita.Sejatinya banyak pelajaran hidup yang dapat kita ambil dari para leluhur kita.Tunggu Tubang hanya satu diantara banyak kebudayaan di negeri ini.Sekian

Sumber Thread & Gambar ; Google