

TS
Bamplaktjoee
Kenapa Gemscool Mati? (Versi Pribadi)

Basically ane tau game online bukan krn gemscool, krn sebelumnya ane pernah maenin FPS yang dedicated-server seperti CS 1.6, atau game FPS online jebot macem Vital Sign. But still, gw maen Point Blank pas pertama kali rilis, bukan ikut CBT ama OBTnya sih. Saat itu feelnya FPSnya kerasa banget, ditambah perlengkapan gratis (Weapon) yang saat itu sangat gw apresiasi. Namun seiring berjalannya waktu, kualitas layanan Point Blank Gemscool semakin lama, semakin terdegradasi. Itupun belum termasuk kehadiran penguna cheat(cheater, hacker, whatsoever) yang merusak game itu sendiri until its end.
Ok, To the Point.
1. Kurang effort dalam menangani game yang mereka pelihara

Jujur, pertama kali ane nyobain Mirror War, gw cukup demen saat itu karena genrenya yang menggabungkan open-world RPG dengan bullet-hell shooter. Awalnya ane mikir klo game ini bakalan laku keras karena genre yang diusungnya cukup unik. And yeah, I really liked it. Masalahnya, ia close service 1 tahun setelahnya. Kenapa baru setahun gamenya tutup? Dan kenapa ga ada penjelasan dari gemscool selaku publisher mengenai close servicenya? Ga ada yang tahu, ane cm bisa relain game kesayangan tamat.

Mungkin yang lagi populer saat itu matinya Dragon Nest Indonesia, yang kemudian digantikan oleh game Icarus Online. Ia justru lebih parah lagi: 5 bulan telah berjalan, gemscool justru "mencabut kabel listrik" Icarus Online, yang berimbas pada hujatan dari pemain maupun non-pemain Icarus. Dari hal tersebut, ane simpulin klo gemscool pada dasarnya memang belum memliki niat untuk memelihara gamenya secara total. Padahal hal ini sangat krusial dalam masalah dunia game online, demi menjaga kualitas game sekaligus pemainnya.
2. Kurang sigap dalam menangani pemain yang menggunakan program illegal

Ane inget saat itu gemscool ngelibatin pengacara Adnan Buyung Nasution dengan membuat legal notice untuk menekan, ato lebih kasarnya, memusnahkan para hacker sekaligus cheat user di indonesia, mengingat saat itu Point Blank menjadi game yang penuh dengan hacker, cheater, dan hal-hal toxic lainnya. Actually langkah itu cukup revolusioner dan keras, karena melibatkan aparatur penegak hukum untuk memberantas permasalahan hacking. Masalahnya, legal notice itu menurut ane cm gertakan doang; coba liat gimana cheat maker yang kondang hingga sekarang, Pekalongan Cheat masih bisa melanggang bebas manen uang dari hasil hacking program mereka. Bahkan ga ada satupun berita yang menjelaskan kalau salah satu dari mereka ditangkap. Padahal ngelibatin lawyer ternama loh... Tapi kenapa kurang menggigit?
Also, GM game gemscool sendiri seakan-akan kurang berpatroli dalam masalah hacking game lain, semisal Black Squad yang benar-benar sudah mati, dan Atlantica Online. Ane sampai nge-report 10 pemain yang menggunakan program hacking, namun tidak ada respon dari pihak gemscool maupun GMnya sendiri.
3. Game yang mereka rilis tahun 2016-2019 kurang dilirik

Setelah Dragon Nest mati, gemscool mencoba peruntungannya dengan merilis Icarus Online, yang justru kurang diminati dan berujung pada umur yang pendek. Selain itu, gemscool (lagi-lagi) mencoba merilis game Kritika Reboot yang justru sudah ada di Steam, namun lagi-lagi mereka gagal karena CCU(Target Pemain) yang tidak terpenuhi. Sejatinya saat itu, mobile game menjadi primadona, berkat Mobile Legends, Arena of Valor, PUBG Mobile, dan masih banyak game mobile lainnya. Sehingga kedua game tersebut sama sekali tidak dilirik. Yang bikin ane heran, kenapa gemscool masih ngotot buat rilis Kritika Reboot yang udah dirilis di steam duluan? Also, kenapa mereka ga coba buat rilis game mobile lain?

4. Fasilitas yang tidak dikembangkan secara maksimal

Agan-agan tau ato pernah ke Gemscool Arena? Ya, Internet Cafe yang dikelola langsung oleh Gemscool ini bisa dikatakan cukup berani, karena belum ada satupun publisher game indonesia sekelas Lyto maupun Megaxus mencoba untuk melakukan hal yang sama seperti yang gemscool lakukan. Sayangnya dari tahun 2018, Gemscool arena udah ga berpenghuni lagi, dan pada tahun sekarang, ia menjadi cm menjadi relik atas peristiwa yang populer saat itu: Pengusiran penonton kala LSNC 2014 lalu yang sangat populer hingga dijadikan meme kocak. Padahal, jika dikelola dengan baik, maka ia bisa saja dapat bertahan hingga sekarang ini dan berpindah tangan kepemilikan

Selain itu, gemscool pernah mencoba membuat platform game mobile yang diberi nama Gemstore. Sayangnya game yang dimuatnya terkesan tidak wah dan kurang memanjakan mata termasuk ane. Gemstore sendiri mati tahun 2017, dan gemscool mencoba untuk merilis game mobile dibawah nama Kreon Mobile, yang sekali lagi, mati. Hal tersebut menunjukkan bahwa gemscool masih kewalahan dalam menangani kedua hal tersebut, dan justru membiarkannya mati begitu saja. Lagi-lagi, gemscool tidak bisa membenahi diri sendiri. Ane emang ga pernah ke sana, tapi melihat foto-foto di google, ane bisa merasakan atmosfernya dan berharap bisa kesana meski udah menjadi relik.
5. Tidak ada game Signature

Coba agan cek Lyto dengan RF seriesnya, Megaxus dengan Ayodance, dan harusnya saat itu, Gemscool bahkan punya 2 game signature: Point Blank dan Lost Saga. Namun setelah Point Blank berpindah tangan menuju garena, gemscool hanya punya Lost Saga. Sayangnya, Lost Saga sudah berpindah tangan menuju Gravity Link, Kritika udah mati, dan begitupun dengan Atlantica. And just to make sure they will not go down, mereka ngecoba peruntungan dengan menggaet game capsa mobile di halaman utama mereka, yang sayangnya ga bisa menyelamatin mereka dari ambang kiamat. Well thats it.
Dan sebagai tambahan, ane ga abis pikir kok bisa-bisanya redaksi berita online menyalahkan Steam, Epic Game Store ama Origin sebagai dalang dari matinya gemscool? Terutama Origin, ane ga abis pikir, seberapa laku sih origin di Indo, klo Epic Game Store oke lah, karena ada game Fortnite. Padahal AL sendiri aja dah rilis di Steam. Apa Battlefield laku di indo? No way lah. Game yang mahal kyk gitu aja bakalan mikir ratusan kali buat beli, bahkan diskon sekalipun. Ane sendiri ga yakin klo gemscool milih untuk nutup usahanya gegara kehadiran platform game online diatas. Seriously, please, make a quality excuse for that.
***
Gemscool harusnya bisa belajar dari kesalahan, tapi mereka selalu menganggap mereka paling benar, dan konsumen cm jadi pemain yang butuh susu dari game yang mereka overmilk. Mereka ga selektif dalam memilih permainan berdasarkan animo pemain, ga mendengarkan keluhan maupun feedback, dan akhirnya they reap what they sow.
Mari berharap bahwa publisher online Indo bisa berkaca dari tamatnya gemscool akan pentingnya kebutuhan konsumen dan mendengarkan feedbacknya. Menurut agan, ada keluh kesah dengan game garapan gemscool saat itu?
Ane cabut dulu ye. Bai.

Diubah oleh Bamplaktjoee 25-05-2021 04:48
0
289
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan