Vaksinasi covid-19, beberapa bulan belakangan ini memang tengah digencarkan oleh pemerintah dan kementerian kesehatan.
Di Indonesia sendiri sampai pertanggal 19 April 2021, menurut data satuan tugas penanganan covid-19 sebanyak 10.966.934 orang telah menjalani vaksinasi tahap 1, dan 6.050.732 orang telah selesai melakukan vaksin tahap 2.

Melihat data tersebut itu tandanya proses pemberian vaksin cukup berjalan lancar, karena menurut persentase 27,18 persen orang telah melakukan vaksin tahap 1, dan 14,99 persen telah selesai vaksin tahap 2 dari jumlah total target vaksinasi 40.349.049 orang.

Adapun yang telah menjalani vaksinasi yaitu meliputi petugas medis, penduduk lanjut usia, dan juga petugas pelayanan publik.
Mungkin Agan dan Sista di sini pun ada yang telah mendapatkan vaksinasi covid-19.

Seperti yang kita ketahui bersama GanSis, pemberian covid-19 pada masyarakat memiliki tujuan baik yaitu untuk meningkatkan imunitas tubuh masyarakat agar tidak mudah terpapar covid-19 ataupun bila terpapar mereka tetap dapat bertahan karena telah mendapatkan kekebalan tubuh dari vaksin yang telah diberikan.
Namun ternyata tidak selamanya orang paham akan tujuan vaksinasi covid-19, dan munculah berita-berita hoax yang beredar di masyarakat dan membuat masyarakat enggan untuk melakukan vaksin

Berbicara mengenai berita hoax vaksinasi, media sosial tengah dihebohkan dengan rekaman video yang memperlihatkan sebuah proses vaksinasi covid-19 yang mempunyai kejanggalan.

Di dalam video yang beredar nampak seorang pria tengah menjalankan proses vaksin covid-19 ditangani oleh seorang petugas vaksinasi berbaju hazmat lengkap.

Tapi di dalam video tersebut terlihat kejanggalan, di mana saat petugas vaksin menyuntikkan jarum suntik ke lengan pria yang hendak menerima vaksinasi, jarum suntik terlihat kosong dan tidak ada vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh pria tersebut sampai akhirnya jarum suntik kembali dicabut.
Video ini pun viral dan menggegerkan warganet yang notabene memiliki respon cepat terhadap kejadian-kejadian yang memang memancing keributan.

Menindak lanjuti berita dan rekaman video yang kebenarannya masih simpang siur tersebut Juru bicara Kementerian Kesehatan Ibu Siti Nadia Tarmizi menjelaskan dan mempertegas bahwa kejadian tersebut bukan kejadian vaksinasi di Indonesia.

Masih dari penjelasan beliau, proses vaksinasi di Indonesia menggunakan jarum suntik satu kali pakai atau ADS (Auto Destract Syringe), dimana jarum akan rusak setelah dipakai.

Selain itu berdasarkan protokol vaksin yang berlaku di Negara kita, pada proses pemberian vaksin vaksinator diwajibkan untuk menunjukkan produk vaksin sebelum disuntikkan sampai vaksin dimasukkan ke dalam jarum suntik. Jadi sangat mustahil kejadian di dalam video tersebut terjadi di Indonesia.

Melihat berita-berita hoax yang berkaitan dengan vaksinasi ini sering beredar di media sosial tentu kita semua harus belajar untuk lebih pandai dalam menerima informasi dan berita ya GanSis.

Jangan sampai kita termakan hoax yabg beredar atau bahkan ikut menyebar luaskan berita-berita tersebut yang akhirnya akan menimbulkan keributan dan kepanikan publik.

Sebelum kita menerima berita atau informasi di media sosial secara oenuh, alangkah baiknya jika kita melakukan cek dan ricek fakta yabg sebenarnya terhadap pemberitaan tersebut.
Jika memang telah ada fakta real berdasarkan penjelasan pihak terkait secara resmi, maka kita dapat mempercayai dan membagikan informasi kepada orang lain.

Oke, itulah tadi GanSis sedikit informasi yang dapat ane sampaikan perihal hoax jarum suntik vaksin kosong yang diduga terjadi pada vaksinasi di Indonesia.
Semoga dapat menambah wawasan dan menjawab rasa penasaran warganet semua.

Terima kasih telah singgah, dan sampai jumpa di thread ane yang lain.