- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sengkarut Konflik Bersenjata KKB Papua dan TNI-Polri


TS
mabdulkarim
Sengkarut Konflik Bersenjata KKB Papua dan TNI-Polri

Jakarta, CNN Indonesia -- Kontak tembak antara aparat TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) acapkali terjadi di wilayah Papua sejak April 2021, khususnya Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya.
Berdasarkan catatan kepolisian, saat ini masih ada 150 anggota militan KKB yang berada di wilayah Papua.
Mereka diduga terbagi dalam sembilan kelompok yang tersebar di beberapa wilayah. Hanya saja, hingga saat ini aparat yang tergabung dalam operasi Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi belum bisa mengakhiri konflik bersenjata dengan KKB di Bumi Cenderawasih.
Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy mengakui sejumlah permasalahan masih dihadapi oleh pasukan gabungan itu. Misalnya, kondisi geografis dan medan yang sulit dijangkau.
"Saat ini mereka termonitor IT sudah kabur dan mundur sampai ke daerah Kuyawage wilayah Lanny Jaya, dan pasukan TNI-Polri berhasil menguasai wilayah Puncak Papua," kata Iqbal kepada wartawan, Minggu (23/5).
Selain itu, Iqbal mengatakan masih banyak masyarakat yang selama ini memberikan informasi dan perlindungan kepada anggota KKB sehingga dianggap menghambat proses pengejaran.
Belum lagi, ucap Iqbal, KKB seringkali menjadikan masyarakat sebagai tameng hidup sehingga aparat sulit melakukan penindakan. Simpatisan ini, kata dia, menjadi salah satu kesulitan pihaknya menangkap KKB.
Aparat sempat menyergap markas KKB di Kampung Mayuberi pada Minggu (16/5).
Dalam peristiwa itu, dua anggota KKB tewas tertembak dan satu orang lainnya terluka meski berhasil melarikan diri. Polisi pun mendapatkan sejumlah persenjataan mereka, mulai dari senjata laras panjang hingga senjata tradisional lain seperti panah.
Upaya itu bukan tanpa sebab. Pasalnya, sejak April pihak KKB diduga banyak bertanggung jawab atas penembakan aparat hingga warga sipil.
Tercatat, lebih dari lima orang ditembak mati di wilayah Ilaga. Salah satu korban tembak KKB, yakni Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen I Gusti Putu Danny Karya Nugraha.
Peristiwa itu menyulut respons pemerintah yang segera melabeli KKB sebagai organisasi teroris. Hal itu dilakukan untuk memudahkan perburuan dan memutus mekanisme pembiayaan kelompok separatis ini.
Pada pertengahan Mei ini, KKB bahkan menyerang serangkaian penyerangan terhadap prajurit TNI di beberapa wilayah. Sebut saja, pada Selasa (18/5), empat orang anggota TNI mengalami luka tembak saat melintas di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Kala itu, ada sekitar 12 prajurit TNI yang melintas. Mereka disergap oleh KKB lantaran mobil yang ditumpangi mati mesin. Penembakan itu kemudian membuat Serka Dian Hardiana dan Praka Kuku Ismail dari Yonif 310/KK, Serda Sukrisdianto Yonif dan Pratu Romi dari Yonif 403/WP terluka.
Dua personel dari Satgas Pamrahwan Yonif PR 432/WSJ tewas dibacok oleh orang tak dikenal (OTK) yang diduga KKB di wilayah Yahukimo pada hari yang sama. Dua senjata aparat itu direbut.
Rentetan aksi penyerangan yang tak surut itu dimotori oleh pemberian label KKB sebagai kelompok teroris. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) --kelompok sayap gerakan separatis bersenjata di Papua-- menyatakan bahwa pihaknya siap berperang dengan aparat.
"TPNPB butuh senjata. Jadi tujuan jelas, perang pembebasan nasional bangsa Papua harus bergerak. Maka bersiap harus berusaha dan cari jalan," kata Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, Selasa (18/5).
Tak hanya melalui perang senjata, OPM sendiri menyatakan bakal menggugat pelabelan kelompoknya sebagai teroris ke Mahkamah Pidana Internasional atau International Court of Justice (ICC).
ICC adalah badan kehakiman utama Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang fungsi utamanya ialah mengadili dan menyelesaikan sengketa antarnegara-negara anggota.
"Kami siap ajukan masalah ini ke hukum internasional untuk uji materi," kata Sebby akhir April lalu.
OPM berkeyakinan bahwa pihaknya memiliki kekuatan hukum di wilayah Papua selama ini. Menurut Sebby, tindakan yang dilakukan pihaknya selama ini merupakan bagian dari perjuangan membela negerinya sendiri.
(mjo/pmg)
https://www.cnnindonesia.com/nasiona...-dan-tni-polri
ICC emang mau nerima mereka?




muhamad.hanif.2 dan nomorelies memberi reputasi
2
666
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan