

TS
AF31FR
SEJARAH PERSERIKATAN 1931 (BAGIAN 2)

.
Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) yang didirikan di Yogyakarta pada 19 April 1930 saat itu ditandai dengan diselenggarakannya pertandingan sepakbola pada 18-20 April 1930 yang diramaikan oleh empat dari tujuh klub pendiri PSSI yakni Persatoean Sepakraga Mataram (PSM), Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
.
Hari pertama pertandingan pada 18 April 1930, tuan rumah PSM menghadapi SIVB dengan laga berakhir imbang 1-1. Karena sepakbola jaman itu belum memiliki peraturan-peraturan tertulis seperti adu penalti dan perpanjangan waktu, SIVB kemudian lolos ke pertandingan selanjutnya setelah menang undian.
.
Di hari kedua yang bertepatan dengan tanggal didirikannya PSSI, giliran VIJ yang saling berhadapan dengan VVB dan laga ini berakhir 3-1 untuk kemenangan VIJ. Dalam laga ini ketiga gol VIJ diciptakan oleh Boejoeng dan dua gol lainnya dicetak oleh Darussalam. Sementara satu-satunya gol VVB dicatatkan oleh Harso.
.
Dalam pertandingan berikutnya yang dimainkan pada 20 April 1930 mempertemukan VIJ yang melawan SIVB. Meski semangat saat itu adalah semangat kebangsaan untuk menunjukan kekuatan sepakbola bumiputera kepada pemerintah Hindia Belanda dan NIVB, namun pertandingan tetap berlangsung seru. VIJ kembali tampil menjadi pemenangnya, setelah dua kali tertinggal dari sang lawan, mereka berhasil mengalahkan SIVB dengan skor 4-2.
.
Akan tetapi, seluruh pertandingan yang diselenggarakan saat itu statusnya cuma turnamen persahabatan. VIJ yang menjadi juaranya pun juga tidak dapat diakui atas gelar yang diraihnya karena pertandingan yang diselenggarakan hanyalah sebatas laga hiburan.
.
“Wakil Jakarta (VIJ) datang ke Jogja dengan membawa tim sepakbola. Usai rapat langsung menggelar pertandingan. Sayangnya, titel juara VIJ ini tak masuk hitungan sebagai kompetisi resmi. Titel juara VIJ di Solo tahun 1931-lah yang tercatat sebagai kejuaraan resmi PSSI perdana,” kata penulis buku Gue Persija, Abdullah Afif, dikutip dari Jawa Pos Radar Solo.
.
Pasca-pembentukan PSSI di Yogyakarta, dua hal pertama yang segera direncanakan oleh organisasi adalah menggelar Kongres PSSI I dan menyelenggarakan kompetisi yang dapat menandingi NIVB.
.
Ir. Soeratin Sosrosoegondo yang menjadi ketua umum bersama para perwakilan segera menyusun "stridij program", yakni suatu program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada.
.
Dari program itu diwajibkan bagi setiap perserikatan untuk mengadakan kompetisi internal yang disebut "Steden Tournooi" untuk strata I dan II, untuk selanjutnya ditingkatkan ke kejuaraan antar-perserikatan yang disebut "Stedenwedstrijden".
.
Keputusan yang dibuat saat itu adalah PSSI akan mengadakan kongres pada 21 Mei 1931 di Solo yang dipilih sebagai tempat penyelenggara kongres sekaligus tuan rumah kompetisi perdana PSSI yang digelar pada 22-24 Mei 1931 bertempat di sebelah selatan alun-alun Keraton Surakarta Hadiningrat.
.
Namun bukanlah perkara yang mudah untuk mengadakan kompetisi sepakbola pada masa kolonial, terutama tidak adanya fasilitas yang memadai dan terkendala pembiayaan yang kurang mencukupi.
.
Pada awalnya tempat penyelenggara yang direncanakan adalah di Surabaya. Tetapi karena Surabaya saat itu merupakan kota pergerakan sehingga PSSI memutuskan tempat dipindahkan ke Solo. Dipilihnya Solo dikarenakan letak geografisnya berada tengah-tengah pulau Jawa sehingga dapat meringankan dan menyeimbangkan ongkos perjalanan para perserikatan dari daerah lain dibanding jika dilaksanakan di wilayah bagian barat atau timur pulau Jawa.
.
Selain itu, juga lantaran Solo dinilai sebagai daerah yang aman untuk dijadikan wilayah persatuan dalam menghindari sergapan Politieke Inlichtingen Dienst (PID).
.
“Pada 1931 ini sekaligus digelar kejuaraan PSSI untuk pertama kalinya. Pemilihan Solo karena terletak di tengah-tengah,” terang pemerhati sejarah sepakbola Solo, Niko Auglandy, dalam wawancaranya dengan media Skor.id.
.
Belum adanya lapangan yang representatif untuk menggelar pertandingan sepakbola antar-perkumpulan sepakbola bumiputera menjadi alasan utama alun-alun kidul Keraton Surakarta Hadiningrat ditunjuk menjadi lokasi penyelenggaraan pertandingan.
.
Walau sebelumnya alun-alun ini memang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggelar pertandingan sepakbola, namun ditunjuknya alun-alun menjadi venue kejuaraan tidak luput dari kritikan karena alun-alun dianggap bukan lokasi yang tepat untuk menghelat laga sepakbola besar berskala nasional.
.
Tapi karena dilandasi tekad untuk mengubah derajat sepakbola bumiputera menjadi lebih terhormat, penataan alun-alun tersebut lantas diperbaiki agar terlihat lebih layak menjadi tempat penyelenggaraan sepakbola.
.
Melalui pendanaan yang dirembukkan secara pribadi oleh pengurus PSSI dan para perwakilan perserikatan, serta ditambah sumbangan dari Keraton Surakarta Hadiningrat serta para dermawan, pada alun-alun ini didirikan bangun semi-permanen dari bahan kayu dan bambu untuk tempat duduk para tamu undangan. Lalu lapangannya sendiri dibatasi dengan tali yang dipasang di sepanjang pinggirnya agar para masyarakat yang hadir dapat menonton dengan teratur. Di tempat itu, sepak-mula kompetisi sepakbola Indonesia dimulai di sana.
.
(bersambung tanggal 24 Mei 2021)
0
185
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan