- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Sumbang", Politik Itu Kejam Dalam Realita Masa Lalu Hingga Sekarang


TS
c4punk1950...
"Sumbang", Politik Itu Kejam Dalam Realita Masa Lalu Hingga Sekarang

Sumbang, bukan hanya sebuah nada bukan juga karena suara tapi sumbang terasa di srmua lini negeri ketika ketidak adilan itu sudah mati. Layaknya sebuah lagu dengan nada "sumbang" memberikan sebuah cerita bahwa kita selalu terbiasa dengan celotehan konyol anak bangsa yang selalu berkata "sumbang".
Coba renungi dan resapi lagu yang menginspirasi banyak anak muda dimasa itu, mereka terbelengu untuk menyuarakan kebenaran, tak bisa berjalan di atas kejujuran, karena siapa yang baik dan jujur akan berakhir sama yaitu terbujur kaku dan kematian sudah menjadi kawan.

Quote:

Merah putih berkibar dalam malu, menunggu mereka yang tahu negara ini bersatu bukan dengan belas kasih. Namun dengan cinta, darah serta airmata. Dahulu merah putih gagah dan berwibawa kini hanya terasa sebagai simbol negara, banyak yang merasa tak memiliki dan menjiwai makna dari kibaran panji yang sudah diberikan pendahulu kita untuk dijaga.
Ketika para elite politik hanya mencari suara, mereka berteriak sumbang bahwa cinta dengan negaranya. Tetapi faktanya korupsi merajalela, kpk digembosi hingga seperti macan ompong, Para elite politik bertarung seakan ingin perang, namun akhirnya satu persatu menjabat tempat di kisaran kekuasaan dan melupakan perbedaan.


Mereka yang berpolitik hingga tega menjual ayat-ayat suci seakan menjadi sosok yahg tak pernah salah, hingga hujat sana sini kepada sang lawan memberikan stigma politik itu kejam, nama Tuhan pun dibawa dalam teriakan politik hanya untuk duduk di kursi singgasana.
Tikung menikung, tikam menikam, kawan jadi lawan bahkan lawan pun bisa menjadi kawan panggung politik memang teramat kejam untuk disaksikan. Lantas bagaimana dengan para pion yang merasa junjungannya bagaikan manusia setengah dewa? Tak dapat apa-apa hanya bisa berkata dengan nada sumbang, dan berandai-andai bila si anu atau si ini yang menang negara akan mencapai kejayaan.

Lantas ribuan orang datang ke gedung tempat para dewan bekerja, mereka menuntut keadilan, orasi dengan nada sumbang, semua orang turun kejalan, namun tak akan menghasilkan apa-apa karena hanya akan menghabiskan waktu yang sia-sia.
Karena dalang tak pernah turun kasta, dalang tetap mantap memainkan peranan sang wayang. Dalang hanya bisa tertawa karena skenario politik di dunia tak lepas dari perannya.

Lantas kita masih saja teriak dengan nada sumbang walau kita tahu nada itu akan hilang beserta rintik hujan di kala kemarau mendera.
Sejak dulu kala politik memang memberikan warna merah bagi berdirinya Indonesia, jadi kalau saat ini masih terlihat kejam menjadi hal yang biasa.
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google




Diubah oleh c4punk1950... 23-05-2021 01:27






galigulagalu dan 28 lainnya memberi reputasi
29
4.1K
76


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan