- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
Perjuangan Mendaki Gunung Talamau, Puncak Tertinggi Sumatera Barat


TS
randi1455
Perjuangan Mendaki Gunung Talamau, Puncak Tertinggi Sumatera Barat
Gunung Tamalau atau Gunung Ophir adalah gunung yang tertinggi si sumatera barat yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat berdampingan dengan Gunung Pasaman. Gunung ini memiliki ketinggian 2.982 MDPL dan termasuk tipe gunung api tidak aktif. Gunung Talamau puncak tertinggi Sumatera Barat itulah destinasi kami mendaki. Gunung ini terkenal dikalangan pendaki tapi masih asing terdengar dii telinga orang awam. Kami mulai beranjak dari Kota Padang ke Pasaman jarak perjalana menghabiskan waktu 6 jam. Di sepanjangan jalan dengan mobil kecil yang di isi dengan 7 orang dan ditambah tas keril kami menikmati dengan khas keindahan alam Sumatera Barat jadinya meski kaki sakit mata masih sehat. Ada sebuah jalan setelah Bukit Tinggi bernama kelok 44 yang cukup mengerikan belok-belokan yang tajam naik turun bukit benar-benar mengerikan. Tapi mengerian di sertai dengan keindahan danau maninjau terhampar cantik dari kejauhan sejenak mengalihkan rasa takut saya selaku penumpang. Hari sedikit larut kami tiba di penginapan di simpang Ampek di sini akan istirahat.
Esok nya dengan menggunaka mobil bak kami berangkat desa lubuak landu jaraknya tidak begitu dari penginapan. Di Desa Lubuak Landu kmi mengurus administrasi dan birokrasi yang cukup lama. Sambil menunggu lama kami menemukan keunikan ada kolam yang penuh dengan ikan yang bernama “ikan larangan” konon siapa yang mengambil ikan secara sembarangan akan sakit sehingga ikan tersebut boleh di kasih makan bukan sembarangan di makan. Kami pun kemudian pindah ke mobil jeeb yang lebih kuat menghajar jalanan menuju kaki gunung dengan tujuan pos satu.
Perjuang menuju punjak

Sumber : https://travelingyuk.com/curug-cigetruk-wisata-alam-baru-di-cirebon/290697/
Di post satu kami isirahat sejenak dengan di jelaskan tentang gunung talamau. Tek yang kami ambil sekarang bukan biasa yang di pakai pengaki. Biasanya para pendaki memakai jalur dari desa pinaga, kami malah mngambil jalan “jenjang seribu” yang artinya seribu Tangga. Sebelum berangkat kami berdoa semoga keselatan sampai puncak . ketika matahari diatas kepala pendakian di mualai berjalan di jalur terbuka hingga bertemu aliran sungai. Di talau air benar-benar melimpah kita tidak pelu takut kehabisan air. Kami pun terus mendaki mendekati pintu rimba di hadapan kami terlihat pohon-pohon yang di tebang lagi-lagi di pengaruhi oleh mata hari yang terik kami kembali duduk. Awan sekali-kali mengahalagi langit biru hutan yang lebat seiring kami yang di talan dengan rimbunya rimba tidak seperti beberapa gunung lain jalur ya yang sudah jelas talamau memiliki banyak percabangan tentu ini disebabkan oleh banyak nya penebang hutan yang membuat banyaknya jalur baru hal hasil kami pun tersesat. Sehingga kami berputar-putar di ujung hutan ketika akhirnya menemui pos dua hari sudah sore rencana menginap di pos tiga atau empat putus sudah kami pun mendirikan tenda di pos dua. Di pos dua kami istirahat setelah berbincang sambil samak dan makan. Esoknya kami melanjutkan pendakian setelah berkemas. Melusuri jalur pendakian yanang rimbun sepanjang jalan terdengar sahutan kicau burung, monyet , dan binatang lainya. Suara-suara tersebut seolah menjadi haluan musik di telinga kami. Lumayannya menghibur dan mengurangi rasa penat. Kami melusuri pungung gunung dengan di temani indahnya landskep. Hari yang panas membuat stamina kami cepat turun tapiitu tidak menurunkan semangat meski tentu saja terik mentari membuat kami banyak terhenti.
Sudah berjam-jam berjalan kami sudah tiba di post tiga seharusnya kami jalan sampai pos empat tapi melihat kondisi anggota tim lemas. Kami tidak boleh memaksakan diri kesehatan anggota tim tidak bisa diremehakan. Kami memutuskan untuk ngecamp karena hari milai larut malam. Ini sudah malam kedua kami ngecamp langit masih cerah walaupun musim hujan di sela-sela makan malam kami pun bercanda tawa sebelum esok harus melanjutkan perjalanan tentu saja menuju puncak gunung talamau. Paginya kami siap-siap melanjutkan perjalanan pendakian semakin lama semakin menukik suhu yang tadinya panas berlahan menjadi dingin seiring dengan datara yang semakin tinggi. Kami terus berjalan dan berjalan pepohonan yang tadinya tinggi kini mulai berubah menjadi mini di bekang sana terlihat landscap yang cantik dengan pertemuan birunya langit dengan hijaunya hutan belantra. Setelah bejam-jam pendakian kami sudah tiba tempat kami ngecamp “talaga puti sangko bulan”. Berkat bantuan tim, tenda sudah terpasang rapid an makanan sudah matang. Dari sini kami bisa melihat gagahnya puncak gunung talamau . kami membuat kayu api unggun karena disini sangat dingin sambil bercerita canda.
Pada sekitar jam 8 pagi kami berangkat juga mendaki puncak kabut berlahan meinggalkan bumi sementara panas mentari mengembalikan kehidupan, jalur menuju puncak di dominasi oleh bebatuan dengan tingkat kesulitan yang cukup menyiksa kami mendaki dan terus mendaki meskipun berlahan tapi pasti, hingga akhirnya puncak gunung talamau akhirnya tercapai juga.

Sumber : https://travelingyuk.com/gunung-talamau/38566
Begitu sampai di puncak, kami bersabar menanti datangnya matahari terbit. Setelah menunggu beberapa jam, yang dinanti pun mulai muncul, langit yang awalnya gelap mulai menguning dan ujung cakrawala Nampak sebekas warna jingga.
Keindahan mulai terlihat jelas. Sederet dunung tertinggi di Sumatera Barat bisa dilihat dari sini. Dari Pasaman atau Rajo Imbang Langik, Merapi, Singgalang serta Kerinci. Kampung dan kebun warga tampak seolah-olah seperti negeri di atas awan. Seberas berfoto dan selebrasi kami turun ke telaga puti sangko bulan setelahnya kami peking melangkah pasti melusi jalan turun.


azhuramasda memberi reputasi
1
706
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan