- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mencoba Berlebaran di Perantauan Untuk Pertama Kali


TS
anggorofff
Mencoba Berlebaran di Perantauan Untuk Pertama Kali

source: pexels
Hai useless people!!! Sekali lagi, saya ingin mengetikkan, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Semoga kita termasuk orang yang menang dalam arti sebenar-benarnya~
Seperti sudah saya tulis di thread sebelumnya. Kali ini saya akan membagikan pengalaman pertama berlebaran di perantauan. Kalian gak pengen tau? Ya bodo amat!
Ok. Let’s Get It Started!
Hari rabu, selepas dzuhur, petualangan saya dimulai. Eh, nggak ding. Sekitar jam setengah 3. Panas bos! Puasa! Jadi, sekitar jam setengah 3, saya bertolak menuju kos teman saya di bilangan Salemba. Kurang dari satu jam, saya telah sampai. Jadi masih banyak waktu hunting takjil buat terakhir kali.
Adzan magrib pun berkumandang, tanda waktu berbuka, sekaligus tanda Ramadhan telah berakhir. Saat malam takbiran, saya kira rasa rindu pada orang tua akan mengobrak-abrik hati. Ternyata belum. Mungkin karena pas malam takbiran masih ramai. Masih banyak kembang api saling bersahutan. Masih haha-hihi bareng teman yang sama-sama nggak mudik.
Namun rasa nelongso karena jauh dari orang tua pas lebaran itu mulai membuncah pas hari H. Pagi yang damai khas pedesaan di hari Id. Dibangunkan ibuk. Icip-icip jajanan lebaran karena udah gak puasa. Berangkat Sholat Id bareng. Pas pulang maaf-maafan sama tetangga. Sampe rumah sungkem ke orang tua. Semua itu lenyap.
Pas bangun dari tidur yang gak nyenyak-nyenyak banget itu, seperti ada kepingan puzzle yang hilang dari diri saya. Meskipun begitu, suasana masih terkendali sampai saya dan teman-teman berangkat ke masjid.
Namun semua itu segera berubah 180 derajat pas masuk dan duduk bersila di dalam masjid. Suasana di dalam masjid begitu khusyuk. Gak ada yang menyalakan kembang api, paling banter cuma anak kecil yang berlarian kesana kemari dan tertawa tanpa diiringi intro lagu Akad dari Payung Teduh.
Lanjut~
Sambil menunggu jamaah dan waktu sholat, tentu takbir terus didengungkan. Tapi dasar rajungan. Begitu berat rasanya buat ngikutin jamaah lain bertakbir. Setiap saya berusaha ngikutin buat bertakbir, rasa rindu pada orang tua mulai moshing dengan begitu frontal. Seperti air di dalam bola saat naruto belajar rasengan.
Scene selanjutnya, tentu saya tanggul air mata saya jebol. Masker pun basah akibat kombinasi air mata dan ingus yang terus menghujam. Ya, gimana lagi. Ini lebaran bos!!! Waktunya kumpul bareng keluarga. Mending saya pulang setahun sekali asal pas lebaran, ketimbang bisa pulang setahun 3 kali tapi pas gak lebaran.
Saat sholat, semua serangan tersebut sudah mereda. Hingga salam pun lancar. Tapi dasar pasta ikan. Kekhusyukan saya saat menyimak khutbah, yang lebih condong ke tidur, buyar saat khatib menyampaikan poin ke 3 dari khutbahnya.
Tema khutbahnya adalah mereka-mereka yang merugi. Pertama, mereka yang gak maksimal beribadah saat Ramadhan. Kedua, mereka yang gak bershalawat saat mendengar nama Nabi Muhammad. Yang terakhir sekaligus ultimate, mereka yang gak berbakti kepada orang tua. Ini seperti abis jatoh dari sepeda, kaki dan tangan lecet. Alih-alih dikasih obat merah, malah dikasih perasan jeruk nipis.
Ambyar!!!
Begitulah, sampai kosan teman, niatan saya langsung video call rumah. Tapi orang rumah masih keluar. Orang tua saya memang sangat enerjik. Alhasil baru di sore hari saya video call rumah.
Overall, berlebaran di perantauan ternyata tidak seberat yang saya bayangkan. Apalagi saya masih bisa berlebaran bareng teman satu kampung. Masih bisa video call orang tua. Masih berada di negara yang mayoritas muslim, sehingga vibes lebaran sangat kental. Mungkin akan beda cerita jika saya berlebaran di Kepulauan Solomon atau Ekuador pada tahun 1975.
Dah, gitu aja~
KEEP READ AND SOUND
Baca Juga Thread Lainnya
SUKA DUKA JUALAN PULSA DI SEKOLAH HT
Move On Dulu Atau Mencari Pengganti Dulu? HT
Yang Semakin Berubah Dari Kampung Halaman
Didi Kempot - Menuju Tak Terbatas Dan Melampauinya HT
Sebuah Pelajaran Dari Dua Centang Biru
Gopay vs OVO : Siapa Yang Akan Menang?
Keabsurdan Pendidikan Indonesia
Menjadi Pecinta Alam Sejati HT
Karena Perasaan Memang Jualan Paling Laris
Jalanan - Tempat Termudah Untuk Bersyukur & Mengeluh
Iman Yang Kalkulatif
Koar-koar Menolak Valentine & Pacaran. Buat Apa?
5 Lagu Ini Akan Membuat Kalian Mulai Melirik BTS
Memilih atau Dipilih?
Mencoba Menonton Theater JKT48 Untuk Pertama Kali HT
Kata Siapa Cowok Gak Pernah Nangis Saat Patah Hati?
Didi Kempot - (Terus) Menuju Tak Terbatas Dan Melampauinya
Diubah oleh anggorofff 21-05-2021 01:47


zeronimo memberi reputasi
1
643
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan