Halo Agan Sista, apa kabar? Kali ini ane pingin ngobrolin tentang alat transportasi tradisional yang masih eksis sampai sekarang.
Quote:
Kalau di tempat ane ada yang namanya dokar, kereta yang ditarik oleh seekor kuda. Pada bagian kanan dan kirinya memiliki roda yang cukup besar dan lebar. Sedangkan untuk kursi penumpang sejajar dengan roda, letaknya saling berhadapan.
Alhamdulillah, dokar di tempat ane masih cukup banyak, maksudnya ada lebih dari sepuluh dan bisa dijumpai di pasar dekat rumah. Meskipun sudah ada mobil angkot dan ojek, tapi masyarakat daerah ane masih mau naik dokar. Bahkan dibanding becak masih lebih banyak dokar.
Ada beberapa sebutan dokar sebenarnya, misalnya: bendi untuk daerah Sumatera, cidomo di Nusa Tenggara, nayor dan keretek di Jawa Barat, sado atau delman untuk penyebutan lebih luasnya.
Nah, ternyata nama delman ini berasal dari nama seseorang, Gansis. Dia adalah seorang insinyur pada masa Hindia Belanda yang merancang alat transportasi ini, namanya adalah Charles Theodoree Deleeman.
sumber
Quote:
Bentuk delman ini pada umumnya sama, hanya rodanya saja yang berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang beroda kayu besar, ada yang memakai roda mobil, ada juga yang menggunakan roda sepeda. Untuk bahan keretanya biasanya terbuat dari kayu jati, supaya lebih kuat dan tahan lama. Sedangkan bagian atapnya biasanya berangka besi.
Untuk masa sekarang mungkin kita tahunya delman ini merupakan bagian dari pariwisata ya, Gansis. Padahal dulunya, hanya orang-orang kaya saja yang memiliki delman atau yang mampu dan boleh mengendarai delman.
sumber
Bagaimana dengan andong? Sekilas memang mirip delman, hanya saja rodanya ada empat. Dua roda depannya lebih kecil dari pada roda belakang. Sedangkan kursi penumpangnya menghadap ke depan dan belakang atau berhadapan.

foto CNN Indonesia
Quote:
Kalau Gansis pernah berkunjung ke Yogyakarta pasti tahu dengan andong ini. Andong merupakan kereta kuda untuk masyarkat yang bentuknya meniru kereta kencana keraton. Dulunya hanya para raja dan bangsawan saja yang boleh memiliki andong. Setelah Sultan Hamengkubuwono VIII memegang pemerintahan, maka rakyat boleh menggunakan kereta kuda ini. Makanya andong ini bentuknya lebih artistik dibanding delman yang sederhana.
Alat transportasi terakhir yang ingin ane bahas adalah gerobak sapi atau pedati atau cikar kalau di tempat ane. Cikar ini layaknya truk kalau zaman sekarang, karena digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti kopi, padi, jagung, dan lain sebagainya.
sumber
Quote:
Penarik gerobaknya bisa sapi, bisa juga kerbau. Sebelum gerobak ini lewat, biasanya terdengar bunyi lonceng yang dipasang di leher sapi/kerbau. Sedangkan kusir pedati disebut dengan bajingan. Jadi bajingan telah mengalami pergeseran makna nih, Gansis. Padahal dulunya merupakan profesi terhormat, lo!
Keberadaan pedati ini ternyata juga sudah lama, sejak jaman Majapahit ketika Hayam Wuruk memerintah. Ketika Raja melakukan lawatan bersama Patih Gajahmada, maka iring-iringan kereta kuda dan pedati turut serta.
Demikian juga pada masa pendudukan Belanda, di mana hasil pertanian pada sistem tanam paksa sangat melimpah. Maka pedati merupakan alat pengangkut paling penting, Gansis. Di tahun 80-an pun pedati/cikar ini masih banyak dijumpai. Kalau sekarang hanya bisa kita lihat saat ada festival saja, itu pun tidak semua daerah ada.
sumber ig
Sekian thread ane kali ini. Terima kasih Gansis yang sudah bersedia membaca. Sampai jumpa di thread ane lainnya.
:terimakasih
Malang, 18 Mei 2021
Narasi: opini
@InaSendry
Referensi bacaan :
12 3