- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tidak Mudik


TS
anggorofff
Tidak Mudik

Hai useless people! Terasa ya, ramadhan sudah berlalu. pasti kalian senang, kan? Sudah bisa makan siang. Tak perlu bangun dini hari untuk sahur. Sudah, jujur saja, ga usah mengelak.
Tak ada yang salah kalian senang ramadhan sudah berlalu. Apalagi jika kalian sudah maksimal beribadah, tanpa mencatatnya di media sosial. Kalian menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Biasanya di penghujung ramadhan, jutaan manusia kota akan melakukan eksodus besar-besaran ke kampung. Dalam bahasa nordik, kegiatan ini bernama mudik. Namun, ini tahun kedua mudik tidak berjalan lancar karena pandemi.
Akibat kebijakan yang sangat ASDFGHJKL dari pemerintah… Burkina Faso, gak mungkin dong pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia kan sangat tegas dalam mengambil dan mengimplementasikan kebijakan dari pusat hingga daerah. Akibat kebijakan dari pemerintah Burkina Faso, banyak perantau yang akhirnya mengurungkan niat untuk mudik.
Tak terkecuali saya. Iya, saya.
Ini akan menjadi kali pertama saya berlebaran di perantauan. Jauh dari orang tua, kakak, sahabat, dan mantan calon pacar. Sebenarnya saya masih punya sedikit peluang untuk mudik. Tapi karena tak mau ribet dengan segala tetek bengek yang ada, sepertinya lebih baik saya urungkan niat.
Alasan lain, dari dulu, dalam hati kecil saya yang sering tersakiti ini, saya ingin merasakan berlebaran di perantauan. Memang terdengar agak gblk. Lebaran waktunya kumpul bareng keluarga kok malah pengen di perantauan aja.
Saya percaya, pelaut yang hebat tidak lahir dari lautan yang tenang. Pembalap yang gesit tidak lahir dari trek lurus. Kuli yang kekar tidak lahir dari proyek yang ecek-ecek.
Begitu pula dengan hati. Agar hati semakin strong, terkadang perlu diberikan luka. Tentunya luka dengan yang diberikan secara bertahap, tidak ujug ujug langsung yang berat. Kan gak mungkin orang kurus kering pertama kali ke gym langsung angkat barbel 100 KG.
Karena saya sudah sering mengalami luka karena urusan percintaan, sepertinya saya perlu mencoba yang luka lebih berat. Saya perlu challenge yang lebih menantang. Berlebaran di perantauan. Banyak teman saya sudah melakukannya tahun lalu. Jadi, ini waktu yang pas bagi saya untuk melakukan challenge ini.
Yaaa, semoga internet saya gak ngelag-ngelag saat video call orang tua. Semoga saya tidak menangis terlalu keras. Saya akan menuliskan membagikan pengalaman berlebaran di perantauan beberapa hari lagi, kalo gak males. Kalian gak peduli? Sama, saya juga!!!
Terakhir, Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk semua yang merayakan. Semoga kita termasuk orang-orang yang menang dalam arti sebenar-benarnya. Saya mohon maaf karena tulisan saya sering menyinggung kalian. Kedepannya akan tetap sama kok~
KEEP READ AND SOUND
Baca Juga Thread Lainnya
SUKA DUKA JUALAN PULSA DI SEKOLAH HT
Move On Dulu Atau Mencari Pengganti Dulu? HT
Yang Semakin Berubah Dari Kampung Halaman
Didi Kempot - Menuju Tak Terbatas Dan Melampauinya HT
Sebuah Pelajaran Dari Dua Centang Biru
Gopay vs OVO : Siapa Yang Akan Menang?
Keabsurdan Pendidikan Indonesia
Menjadi Pecinta Alam Sejati HT
Karena Perasaan Memang Jualan Paling Laris
Jalanan - Tempat Termudah Untuk Bersyukur & Mengeluh
Iman Yang Kalkulatif
Koar-koar Menolak Valentine & Pacaran. Buat Apa?
5 Lagu Ini Akan Membuat Kalian Mulai Melirik BTS
Memilih atau Dipilih?
Mencoba Menonton Theater JKT48 Untuk Pertama Kali HT
Kata Siapa Cowok Gak Pernah Nangis Saat Patah Hati?
Didi Kempot - (Terus) Menuju Tak Terbatas Dan Melampauinya
0
469
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan