Sudah 3 tahun saya tidak pulang ke kampung halaman. Bukan karena tidak mau, tapi karena bertujuan untuk hemat biaya. Saya saat ini sedang kuliah di salah satu Universitas di Kota Semarang, dengan jarak sejauh itu pastinya biaya pulang - pergi akan mahal.

Saya masih ingat dulu saya berpikir bahwa merantau ke salah satu kota besar di pulau Jawa akan keren dan seru, dan sampai sekarang saya masih berpikir begitu. Bosan juga jika harus tinggal di kampung halaman melulu.

Sebenarnya di kampung halaman juga ada Kampus yang bagus dan jauh lebih besar dari Kampus tempat saya saat ini menimba ilmu. Tapi entah kenapa hati ini mengarah ke tanah perantauan.




Kalau ditanya rindu apa enggak sama rumah dan keluarga, sebenarnya jujur saja saya gak terlalu rindu, hehe. Namun saya cukup rindu dengan teman - teman saya di Kabupaten Karimun. Pasalnya kalau orangtua dan keluarga saya cukup sering telfon ataupun video call. Kalau sama teman saya sangat jarang kontak - kontakan lagi seperti video call. Foto di atas merupakan foto saya waktu jaman kerja magang di SMK.

Biasanya kalau nongkrong sama teman itu di Coastal Area Tanjung Balai Karimun, tapi gak ada foto disitu karena dulu HP masih jelek. Dulu kalau kesana masih pakai HP teman. Saya masih ingat dulu juga pernah cari - cari ikan cupang sama teman dan adu ikan cupang. Di kampung halaman mencari ikan cupang ada tempatnya, kalau di kota seperti ini bingung mau cari dimana. Selain cari ikan cupang, saya suka berenang dan berolahraga. Kalau berenang biasanya di danau dan bukan di pantainya. Ada banyak karang yang bisa melukai kaki kalau nekat berenang di pantai. Selain itu air di pantai kampung halaman saya warnanya coklat, mungkin karena banyak pabrik.

Banyak orang mungkin gak tau bahwa Kabupaten Karimun adalah tempat yang bagus dan bukanlah desa atau hutan belantara. Di sana banyak pabrik industri batu, kapal, dan masih banyak lagi, dan mungkin itu yang membuat kampung halaman saya hampir sama majunya dengan kota Semarang tempat saya berkuliah. Keluarga yang rindu terkadang sering meminta saya bahwa kalau sudah lulus nanti bekerja saja di salah satu pabrik besar yang terletak di kampung halaman. Namun mungkin bukan passion saya bekerja kantoran di pabrik yang sektornya bukan minat saya.










Wkwkwk, anak SMK di kampung halaman saya cukup liar. Bukan maksud mau sok keren dan sok garang, maksud liar disini adalah caranya bersekolah. Karena hampir setiap hari gak ada guru dan gak ada pelajaran, kami sering melakukan berbagai hal gila di sekolah. Ada main catur, potong rambut, buka - buka baju, bahkan main motor. Ya benar, kondisi di kelas kaya begitu, cuma pakai baju dalam, motor pernah dimasukkin ke kelas. Jendela kelas hampir tidak pernah ada kaca, karena selalu rusak karena kecerobohan kami, biasanya karena main bola.

Mungkin terkesan cukup aneh, tapi kalau ingat jaman sekolah dulu, jadi pengen main ke gedung - gedung sekolah itu lagi dan bermain disana, hanya sekedar main - main aja.

#EnggaMudikDulubukanlah sesuatu yang spesial lagi kalau buat saya, karena sudah cukup terbiasa. Hal yang buat sedih untuk saya adalah pastinya karena saya terkadang merasa membebani orangtua karena masih pakai duit orangtua untuk berbagai keperluan hidup, terutama bayar uang asrama dan uang kuliah. Ya semoga #KaskuserBerbagiTHR bisa kasih duit, lumayan untuk beli telur atau sekedar beli mie ayam sesekali, hahaha.

Kebetulan saya tinggal di asrama saat kuliah. Jujur saya tinggal di asrama cukup gak. Makanan gak enak, tempat tidur gelap, banyak nyamuk, dan kampus yang menurut saya gak terlalu bagus. Hal yang saya syukuri dari kuliah di Semarang adalah saya bisa bertemu dengan teman - teman, terutama satu sahabat saya yang nulis artikel ini, hahaha.

Berkat sahabat saya yang satu ini, yang gak mau disebutkan namanya, saya sering belajar bersama. Belajar coding secara otodidak dan membuat saya sadar bahwa kuliah tidak menjamin kesuksesan saya. Sekarang saya bisa bekerja di Bandung sambil kuliah di Semarang. Loh gimana tuh, kerjanya di Bandung tapi kuliahnya di Semarang. Jawabannya simple: karena Corona. Karena Corona semua kegiatan belajar mengajar jadi online, kesempatan inilah yang saya gunakan untuk bekerja demi membayar uang kuliah dan makan sehari - hari.



Buat teman - teman yang gak bisa mudik dan rindu sama kampung halaman, sabar aja. Tetap lakukan yang terbaik dan lakukan berbagai hal positif sebisa mungkin.