Hai, Gansist! Selamat pagi siang dan malam!

Tak terasa lebaran sebentar lagi tiba, ya? Apa yang telah Gansist persiapkan untuk menyambut hari idulfitri, hari yang dinanti-nantikan setelah sebulan berpuasa.

Mudik, adalah tradisi yang aku lakukan. Setelah setahun berkutat dengan pekerjaan, moment untuk pulang kampung yang paling pas adalah saat lebaran. Selain mudik, tentunya baju untuk oleh-oleh keponakan dan saudara pun dipersiapkan.

Selain itu, yang biasa aku persiapan adalah baju baru untuk salat idulfitri di lapangan. Malu dong pulang ke kampung pakai baju yang lama. Seringnya aku memilih baju koko, sekalian buat keliling-keliling silaturahmi kepada tetangga dan keluarga di kampung.

Tetapi, itu hanyalah dulu, waktu belum ada Corona. Hampir dua tahun atau dua kali lebaran, aku tidak bisa mudik ke kampung halaman menjenguk keluarga dan saudara-saudara.



Corona memang kejam ya, Gansist. Kesempatan pulang kampung atau mudik hanya setahun sekali, pun terhalangi.

Btw, kita tetap kuat dan sabar menjalani ini semoga, dan mari kita berdoa semoga badai Corona segeralah sirna. Aamiin.

Nah, dari bersedih-sedih karena #EnggaMudikDulu, lebih baik mengenang masa-masa lalu yang indah di mana waktu itu bisa mudik bersama-sama yakni untuk pulang kampung.

Pulang ke kampung halaman tentunya banyak tempat yang menjadi kenangan selama kita hidup di rantau orang. Bila ditanya tempat yang dirindukan dari kampung halaman, itu apa, dimana? Aku akan menjawab, sawah.

Di kampung halaman aku banyak masih sawah Gansist. Tak seperti di kota, yang sawah-sawahnya telah berganti menjadi gedung perkantoran, mall, supermarket dll.

Udara di kampung pun masih segar dan sejuk. Belum banyak mobil yang berseliweran sehingga meminimalisir terjadi polusi udara. Dan, sawah salah satu penopang warna hijau. Sawah menjadi yang aku rindukan bila mudik ke kampung.



Kenapa sawah? Karena di sawah lah kita ini bermula bisa hidup. Artinya, beras yang kita makan asalnya dari sawah. Di sawah juga ada ikan belut bisa dijadikan lauk. Di sawah pula banyak ilmu juga kesenangan yang di dapat, senang bermain lumpur, bermain air di sawah, bagi anak-anak kota menjadi anugerah yang luar biasa.

Dengan mengenalkan sawah pada anak-anak juga akan memberikan pengetahuan betapa bapak/ibu petani adalah pejuang karena telah memeras keringat dan tenaga untuk menanam padi yang bisa kita nikmati di atas meja makan.



Nah, itu adalah sedikit kisah-kisah dan kenangan tentang tempat paling favorit saat mudik lebaran. Meskipun dua kali lebaran, juga dua kali tidak mudik, ( udah mirip Bang Toyib, ya?) untung ada #KaskuserBerbagiTHRadapun maksud memberikan THR, yakni Tempat Hati me-Rindu untuk berbagi kisah tempat-tempat terindah, terkenang yang tentunya mampu memberikan obat kangen, karena #EnggaMudikDulu.

Sekian thread curhatan dari aku, semoga tetap semangat meski tidak mudik. Semoga bermanfaat dan menginspirasi, sampai ketemu pada thread aku selanjutnya.

Referensi: opini pribadi
Ilustrasi: dokumen pribadi