Jakarta, CNBC Indonesia - Filipina meminta pemerintah China untuk menarik kembali vaksin Covid-19 Sinopharm dari negaranya. Hal ini dilakukan setelah Presiden Rodrigo Duterte menerima kritikan tajam pasca menerima suntikan Senin lalu.

Pasalnya, vaksin Sinopharm belum mendapatkan izin regulator negara itu. China menyumbangkan 1.000 vaksin Sinopharm ke Filipina.

Melansir BBC International, Duterte mengaku ia berani menerima suntikan dosis pertama Sinopharm karena sudah mendapat izin dokter.Namun ia mengakui kesalahan yang diperbuat karena belum ada studi yang dilakukan.
"Jangan ikuti jejak saya ... Ini berbahaya karena tidak ada studi, mungkin tidak baik untuk tubuh. Biarkan aku menjadi satu-satunya orang yang menerimanya," kata Duterte, menurut laporan media lokal, Manila Bulletin, dikutip Kamis (6/5/2021).
"Mari kita tarik saja, sehingga tidak ada masalah ... Kami minta maaf. Anda benar."
Penarikan vaksin ini juga telah dilaporkan Malacanang kepada Kedutaan Besar China di Manila. Bahkan Duterte melakukannya mengungkapkannya secara pribadi ke Dubes China Huang Xilian.

Vaksin Sinopharm sendiri telah mendapatkan izin penggunaan di 45 negara salah satunya adalah China, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Mesir, dan Yordania. Sejauh ini 65 juta dosis vaksin sudah disuntikkan.

Sementara itu Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa vaksin ini 78% efektif menangkal virus corona. Di Indonesia vaksin itu baru tiba pada Sabtu (1/5/2021) minggu lalu.
Sebanyak 500 ribu dosis vaksin Sinopharm ini merupakan sumbangan UEA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah memberikan izin penggunaan vaksin itu untuk kampanye vaksinasi nasional.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...inopharm-china