Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPN-PB/OPM) wilayah Meepago, Demianus Magai Yogi, menegaskan pihaknya berjuang untuk melindungi rakyatnya dari ancaman kepunahan oleh perbuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“TPN-PB bukan organisasi teroris, tetapi sayap militer dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). TPN-PB berjuang untuk bangsanya menjadi bebas (merdeka penuh) dari penjajahan kolonial Indonesia dan keinginan mutlak untuk menentukan nasib masa depannya sendiri dari tangan penjajahan Indonesia. Jadi Indonesia setop bilang teroris lagi kepada kami TPN-PB OPM dan seluruh rakyat West Papua,” ungkap Demianus Magai Yogi kepada Jubi di balik telepon selulernya, Selasa (4/5/2021).

Yogi menegaskan, TPN-PB/OPM sedang berperang berdasarkan prinsip-prinsip perang humaniter. TPN-PB diakuinya tidak membakar gedung gereja atau masjid, gedung sekolah, gedung rumah sakit, perkantoran, tidak membunuh dan menyandera warga sipil, dan sebagainya.

“Yang bikin bunuh dan sandera rakyat adalah militer Indonesia. Ya, realitasnya yang melakukan hal-hal tersebut adalah pihak TNI dan Polri,” tegasnya.

Di dalam hukum humaniter, belligerent adalah para pihak yang bersengketa dalam sebuah pertikaian bersenjata, dalam hal ini pihak yang bersengketa bisa siapa saja termasuk pemberontak. Menurut dia, pemberontak merupakan sekelompok orang yang melakukan pemberontakan (rebellion), diakui ada dan memperoleh legal personality, karena adanya pengakuan tersebut, maka kemudian diberikan pengakuan sebagai insurgent (recognation of insurgency), yang menyebabkan serta melakukan peperangan internal dengan pihak pemerintah berkuasa yang sah.



“Kami sebagai bangsa Melanesia di West Papua yang sedang hidup di bawah hukum penindasan Indonesia, atas nama kedamaian dan ketertiban dunia, atas nama rakyat, alam, adat dan Allah sang khalik langit dan bumi Cenderawasih menolak dengan tegas pemberlakuan terorisme,” tegasnya.

Terpisah, Ketua I KNPB Pusat, Warpo Sampari Wetipo, mengatakan penetapan teroris terhadap TPN-PB oleh Presiden Jokowi melalui Menteri Koordinator Polhukam Mahfud MD, pada Kamis (29/4/2021), justru ancaman ketakutan yang amat besar bagi rakyat Papua, terutama bagi Orang Asli Papua (OAP).

Menurut Warpo, pelabelan terorisme oleh Negara Indonesia terhadap TPN-PB/OPM juga termasuk kepada seluruh organisasi berafiliasi dan juga non-berafiliasi baik yang bekerja sebagai aktivis Papua merdeka, LSM kemanusiaan dan lingkungan, advokat hukum, pejabat negara kolonial Indonesia, petani, nelayan, buruh, mahasiswa, penginjil atau hamba Tuhan, akademisi, pengiat seni budaya, dan sebagainya.

“Kita tidak akan beraktivitas bebas di atas tanah adat dan dusun warisan kita masing-masing. Ketika seorang petani ke kebun membawa parang, dianggap jaringan teroris. Berburu di hutan bawah panah dan busur dianggap teroris, ketika sekelompok anak Papua berkumpul diskusi dianggap teroris, dan sebagainya,” kata Wetipo. (*)



Editor: Kristianto Galuwo

https://jubi.co.id/pemimpin-tpn-pb-m...ari-kepunahan/
Kayaknya ada yang lupa ingatan atau nggak merasa yang bakar sekolah-sekolah, bunuh warga sipil, dan pernah nyandera warga sipil dulu siapa?