Jakarta, CNCB Indonesia - Pemerintah Denmark akan melarang penggunaan vaksin Johnson & Johnson (J&J) untuk program vaksinasi Covid-19. Ini menyusul kekhawatiran adanya efek samping yang menyebabkan pembekuan darah.

Otoritas Kesehatan Denmark menggaris bawahi laporan European Medicines Agency (EMA). Lembaga pengatur izin obat Eropa itu sebelumnya memang menyimpulkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara kasus pembekuan darah yang jarang terjadi tetapi parah dengan vaksin J&J.

Meski EMA tetap mengizinkan, karena manfaat lebih besar dari risiko, Denmark bulat enggan memberi izin. Negeri itu hanya akan bergantung pada vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna.

"Otoritas Kesehatan Denmark telah menyimpulkan bahwa manfaat menggunakan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson tidak lebih besar daripada risiko menyebabkan kemungkinan efek merugikan ... pada mereka yang menerima vaksin," kata otoritas tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Senin (3/5/2021).
"Oleh karena itu, Otoritas Kesehatan Denmark akan melanjutkan program vaksinasi massal Denmark terhadap Covid-19 tanpa vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson."
Denmark pun menegaskan pandemi di negaranya cukup terkendali. Sebelumnya hal senada juga dilakukan Denmark ke AstraZeneca, mengeluarkan vaksin itu dari program nasional karena efek samping yang sama.
Dari 5,8 juta penduduk Denmark, 11,5% telah divaksinasi penuh. Sebanyak 23,4% telah menerima dosis pertama vaksin.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...johnson-kenapa