- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Minangkabau
Ngabuburit Nan Irit Di Kota Paris Van Sumatera


TS
luqman miracle
Ngabuburit Nan Irit Di Kota Paris Van Sumatera

Sumber Gambar
Di tengah pandemi, tentu kita harus berhemat secara ekonomi. Hal ini dikarenakan kemungkinan terburuk bisa saja terjadi di kemudian hari. Bisa saja kita menyusul belasan juta orang yang kena PHK atau usaha yang selama ini dibangun harus gulung tikar karena daya beli masyarakat yang kian turun. Demi mempersiapkan masa dengan yang penuh persiapan kita harus menekan segala pengeluaran2 yang dirasa tidak perlu. Salah satu pengeluaran itu adalah ngabuburit.
Ada banyak kegiatan yang berguna untuk menghabiskan waktu agar waktu buka tidak begitu terasa. Namun sebagian kegiatan tersebut cukup memakan biaya yang tidak sedikit. Sebut saja bermain permainan di arena bermain seperti Tim*Zon*, Rental PlayStation atau Warnet. Begitupun dengan menonton bioskop atau bepergian ke Mall. Kegiatan2 tersebut tentu memakan biaya yang menurut ane tidak sedikit jumlahnya.
Ada kegiatan yang ane rekomendasikan buat gansis yang mau ngabuburit dengan irit meski virus kopit masih melanda. Selain bermanfaat untuk menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa, kegiatan ini juga sehat dan mendatangkan pahala. Lah kok bisa? Biar ga penasaran, simak kisahnya

Meskipun ane lahir dan besar di ibukota, ane adalah pria keturunan minangkabau.Orang tua ane berasal dari kecamatan Mandiangin Koto Selayan yang terletak di Kota Bukittinggi. Namun dikarenakan taraf ekonomi keluarga ane biasa2 saja mendekati susah


BukitTinggi alias Parijs Van Sumatera adalah kota terkecil ke-4 di Indonesia dengan luas wilayah 25,24 km2. Salah satu alasan Bukittinggi diberi julukan Parijs van Sumatra adalah karena kondisi alamnya. BukitTinggi menyuguhkan berbagai wisata alam berupa pesona alam yang memanjakan mata siapapun yang melihatnya.
Sumber
Kembali ke kisah ane 10 tahun silam

Ngarai sianok mudah dicapai dari sisi manapun kota BukitTinggi, membentang luas mengitari berbagai destinasi2 wisata lain di sekitarnya, sebut saja wisata Goa Jepang, Janjang Seribu, Kebun Binatang Kinantan, Jam Gadang dll. Namun karena memasuki wisata2 sekitarnya mewajibkan kita membeli tiket masuk alias bayar, seperti untuk masuk kebun binatang, masuk goa jepang dan naik ke puncak jam gadang, jadi ane hanya akan menceritakan betapa seru dan menyenangkannya ngabuburit di Ngarai Sianok.
Ngarai Sianok adalah patahan lembah berupa dinding berketinggian 100 meter, dan lebar celah sampai 200 meter. Ngarai Sianok adalah lembah curam yang berhiasi hutan-hutan lebat di sekitarnya.Ngarai Sianok terletak di perbatasan kota Bukittinggi, di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ada begitu banyak angkutan umum atau angkot yang siap mengantar gansis ke ngarai sianok. Namun ane sarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi baik sepeda motor atau biasa disebut Hond* (padahal mereknya belum tentu Hond*





Sumber Gambar ; Dokumentasi Pribadi
Ada juga akses yang membuat kita makin sehat di tengah ritual ibadah puasa yaitu janjang 1000 atau seribu dimana kita akan menuruni begitu banyak anak tangga yang konon katanya berjumlah seribu.

Namun setelah ane coba, ternyata jumlahnya tidak sampai 1000, tapi ane lupa secara pasti detail angkanya





Sumber Gambar ; Dokumentasi Pribadi
Ada juga akses untuk menikmati ngarai sianok dari kejauhan dan ketinggian namun demi keamanan bersama, kita akan dibatasi oleh pagar pembatas. Akses ini berada di sekitar pintu masuk goa jepang dan taman panorama. Dari sini kita bisa memandangi gunung merapi dan pegunungan singgalang secara lebih jelas.



Sumber Gambar ; Dokumentasi Pribadi
Mendekati waktu berbuka, ada sebuah rumah makan di sekitar ngarai yang menjajakan gulai itiak lado hijau atau gulai itik sambal hijau yang lezat namun karena ane saat itu ngirit jadi ane cukup berjalan menuju langgar / mushala / masjid terdekat untuk menikmati takjil gratis yang disediakan pengurus masjid. Jika ente beruntung dalam perjalanan menuju masjid / mushala / langgar, akan ada warga setempat yang menawarkan makanan mereka untuk berbuka bersama.
Sekian pengalaman ngabuburit ane nan irit di Ngarai Sianok 10 tahun silam. Ane minta maaf jika ternyata kisah tersebut sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang. Mohon koreksinya jika ada perbedaan kebijakan pariwisata di wisata ngarai sianok. Ane tidak menolak pemberian

Spoiler for Jangan BUKA nanti ADIKSI :






evywahyuni dan 2 lainnya memberi reputasi
3
393
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan