Warga Wadas, Purworejo, Jawa Tengah ditangkap polisi karena tolak tambang andesit proyek strategis nasional pemerintah.
Polisi dan warga penolak tambang andesit terlibat aksi bentrok Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Bentrokan dipicu karena aksi protes tambang di wilayah Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener. Warga setempat menolak adanya proyek eksploitasi andesit karena akan merusak lahan perkebunan seperti cengkeh, kopi dan kemukus yang jadi sumber penghasilan mereka.


Pihak kepolisian dari Polres Purworejo mengatakan pengerahan aparat ke Wadas karena warga menutup akses jalan kabupaten. Polres juga mengajak Brimob dan Kodim 0708 untuk pengamanan.
"Kami mendapat laporan telah terjadi penutupan jalan di Desa Wadas, maka kami bersama petugas kepolisian dibantu Brimob Kutoarjo dan Kodim 0708 datang ke lokasi untuk membuka jalan," kata Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito.
Unit intel Polda Jateng juga menduga aksi protes terjadi ricuh karena ditunggangi oleh kelompok anarko.
Masa sih ditunggangi kelompok anarko?
Direktur LBH Yogyakarta, Yogi Dzul Fadhli menjelaskan aksi protes murni dari warga yang didampingi oleh timnya sebagai pendamping hukum warga desa. Ia mengatakan polisi yang datang gegabah bereaksi. Dan berujung pemukulan ke beberapa warga dan menangkap 11 orang, 2 di antaranya adalah tim kuasa hukum.
"Aparat tetap memaksa masuk pakai kekerasan, menarik, dorong dan pukul warga, termasuk ibu-ibu yang sedag bersholawat paling depan,"
Peneliti Lokataru, Kirana Anjani berpendapat penanganan polisi terhadap warga Wadas berlebihan. Membawa Brimob, TNI dan tembakan gas air mata jadi salah satu bukti kegiatan ini bentuk opresi, bukan dialog. "Itu sudah menunjukkan indikasi intimidasi dan penanganan yang tidak proporsional dan diluar prinsip necessity. Jumlah yang diturunkan, seragam dan senjata yang digunakan itu udah bisa mengintimidasi. Mere presence of guns itu udah bentuk intimidasi bagi masyarakat sipil," ungkapnya dihubungi Opini.

Proyek pembangunan Bendungan Bener, Purworejo adalah rencana strategis pemerintah dalam pembangunan jangka panjang. Proyek ini dinilai lamban proses pembangunan sehingga mendorong adanya tindakan gegabah dari pemerintah daerah dan aparat. 


Sumber: Opini.id





Keras amat sama rakyat.
Mau menghadapi rakyat atau mau lawan kelompok kriminal bersenjata?
Hari gini masih percaya ada anarko?
TNI bilang tindakan Polisi berlebihan.


Kalo sama pemilik modal dan aseng manggut-manggut doang lah ya.