Halo gan
Kembali lagi ke threadberantakan ane,
Kali ini bahas apa enaknya?
Bagaimana kalau tentang pengemis?
Hmmmmm oke mari kita mulai
Quote:
Asal kata pengemis.
Pengemis berasal dari paduan kata kemisatau hari kamis, kenapa begitu? Menurut Wikipedia konon jaman dahulu ada penguasa Kerajaan Surakarta Hadiningrat di pimpin oleh seorang Raja bernama Paku Buwono X yang darmawan nan baik hati selalu membagikan berkah/sedekah kepada rakyatnya setiap hari kemis/ kamis, kemudian kegiatan rakyat menerima berkah itu dinamakan Ngemis, pelakunya disebut pengemis. Wow ternyata begitu.
Quote:
Apa yang mendasari banyaknya pengemis.
Banyak faktor pendasarnya, dari ketidak mampuan seseorang mendapat pekerjaan yang layak, entah itu disabilitas ataupun kemampuan pendidikannya. Namun ada juga yang memang “malas” ingin jalan cepat mendapat rejeki dengan menjadi pengemis. Selain itu tentu karena banyaknya “orang baik” pembagi rezeki yang berlomba lomba berbuat baik di Negara kita, Bangga bukan ternyata banyak orang saling berlomba kebaikan.
Eh tapi ada juga orang yang baik karena ingin menjadikan konten untuk mendapatkan uang juga lhoooooooooooo. Fakta atau hoax? Simpulkan sendiri.
Lantas kenapa bulan ramadhan adalah bulan yang “ramah” untuk pengemis? Menurut data, pengemis di bulan ini lebih banyak dibanding bulan lainnya, bahkan pernah ada investigasi dari televisi kalau mereka sengaja datang ke kota untuk melakukan profesi itu.
Quote:
Salahkah profesi pengemis?
Untuk saat ini memang belum ada UU yang mengatur bahwa tindakan pengemis adalah tindakan criminal, Meskipun kadang ada oknum pengemis yang “menipu” kita dengan ke-pura-puraannya. Pura-pura buntung lah, Pura-pura sakitlah, Pura pura miskin lah. Para pengemis ini tak jua bisa dijerat pasal 378 KUHP tentang Penipuan,wokwowkowkokwo.
Lantas kenapa kita merasa tertipu? Meskipun fakta lucunyabahkan kita lebih miskin harta dibanding beberapa pengemis itu. Hahaha. Tapi selama masih banyak yang memberi tentu yang meminta pun akan lebih banyak lagi, begitulah hukum alam.
Dan lagi, tentang pengemis yang berpura pura, mari ubah sudut pandang kita, anggap saja kalau mereka sedang memainkan “peran kehidupan”, mereka berpura pura pincang,sakit dan miskin, untuk mendapatkan “perhatian” dan juga “bayaran” atas peran mereka dari pengguna jalan secara langsung. Bukankah mereka juga berdandan untuk lusuh? (TS tidak bermaksud menyinggungpengemis sungguhan lho….) bukankah ada effort juga yang dilakukannya.
Dari sudut pandang itu sekarang kita bandingkan dengan pemain peran di layar kaca, mereka juga berdandan, berpura-pura juga sebagai penjahat, orang baik, sopir, polisi, pengusaha, bos besar dan banyak lagi. Bukankah itu juga “menipu“ kita? Oh tentu mereka melakukan effort dengan “acting” mereka. Mereka melakukan itu tentu untuk mendapat bayaran atas effort mereka. Sama atau tidak dengan kepura puraan pengemis diatas? Yang berbeda mungkin hanya siapa yang membayar mereka dan nominalnya saja.
*TS bukan menyamakan, hanya membuat sudut pandang lebih menarik untuk si pengemis yang berpura pura.
Quote:
Kemudian bagaimana kita menyikapinya?
Tentu dalam berbuat baik kita tidak boleh menyesali apa yang sudah kita lakukan atau berikan meskipun kenyataannya apa yang kita pikirkan berbeda dengan realitanya. Kadang jengkel itu ada ketika niat kita membantu justru ternyata yang dibantu lebih mampu dari kita. Sering ditemuikan pengemis dengan omzet jutaan setiap hari.
Yah seperti sakit hatinya kita ketika pemberian kita dalam kotak amal ternyata untuk membantu jaringan teroris. Untuk membunuh orang. Untuk berbuat jahat.
Tapi bukankah semua perbuatan kita sudah dicatat, jadi tetaplah berbuat baik kepada siapapun itu. Mudah mudahan kita selalu dimudahkan dalam menjalani kehidupan kita
Semua pekerjaan ada baik buruknya di sudut pandang setiap orang jika diperdebatkan, Hanya saja bagaimana cara kita mampu untuk meminimalisir perdebatan.
Mohon maaf untuk yang tersinggung dengan ulasan TS, karena kesempurnaan milik Tuhan.
Jangan lupa rate

thread ini ya meskipun tidak bermanfaat untukmu
Sumber Referensi
-Opini Pribadi
Sumber gambar terlampir.