- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Menjumpai Engkau


TS
opabani
Menjumpai Engkau

Sumber gambar: Pinterest
Menjumpai Engkau
Jingga yang terbiar di hampar langit sore, di jelang kepulangan menemui tambatan hati. Rindu pun kubawa, sebagai hasil dari ribuan waktu yang terperam.
Rose belumlah layu, kupetik dari taman hati, di antara belukarnya duri-duri kehidupan, menorehkan luka, pedih, sebagai bentuk hasrat yang tak lekang oleh keadaan.
Apalagi kekasih, selain temu kangen malam nanti? Di bawah rindang langit, cahaya bulan, Lintang kemukus yang genit mengedip?

Sumber gambar: Pinterest
Katakan, selagi langkah ini belumlah sampai di hadapmu, satu, dua, atau sepuas hati engkau menaruh asa-asa kepadaku. Sebab, aku ingin malam ini adalah kita, melewati sunyi bersama, di padang yang kita tunjuk.
Malam yang sunyi, akan menjadi malam kita. Malam yang hanya ada aku, kau dan kesunyian. Katakan kepadaku, nanti. Apa saja yang ingin kau katakan kepadaku, kekasih. Tanpa harus ada perihal yang tersembunyi, apalagi engkau semayamkan sebagai sahwa sangka.
20-02-2020 ☕👈 Dbanik

Sumber gambar: Pinterest
Gelisah Hati
Aku dirundung gelisah, saat mulai melipat kisah, mengemas cerita yang sudah mulai usang. Dan, mungkin saja sudah kehilangan maknanya.
Bukan lantaran waktu yang terlampau lama. Tapi, senja yang datang terlalu cepat dari biasanya. Seperti saat aku tiba-tiba terbangun dari tidur yang belumlah lelap
Tak sempat kuhabiskan kopi bersamamu, ada rasa getir pada sesapku. Maaf, bilamana terjadi masa;aku, kamu dan secangkir kopi, kembali. Baiknya suguhkan indahnya kisah klasik, tanpa pernah mengusik rasa.
19-04-2021 ☕👈 Dbanik

Pick: Pinterest
Sayup merdu di antara kesiut bayu itu; kidung rindu. Hanyut aku hanyut ke laut padahal telah surut, tak ada lagi air mata sebagai bah--namun, jiwa telah terlanjur jatuh dan memilih mengalir untuk bermuara.
Semusim lalu, saat mengering. Aku tetap tak beringsut barang sedepa--sementara, puluhan hati mencoba memanggil dengan asa di kepal tangannya.
Aku bertahan, padahal nyaris patah. Jangankan Timur laut, di mana aku menghadap pun, sudah tak pernah kukenali lagi sebagai arah.
Pada pecah pagi ke sekian kalinya, waktu menjawab. Kau memilihku, sebagai pesona yang tak pernah pudar. Pada segala musim, pada segala masa hingga--Akulah terang.
14-11-2020 ☕ 👈 Dbanik






bukhorigan dan 3 lainnya memberi reputasi
2
380
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan