- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ngabuburit, Tradisi Ramadan Urang Sunda yang Berubah


TS
Kokonata
Ngabuburit, Tradisi Ramadan Urang Sunda yang Berubah

“Kita ngabuburit, yuk!”
“Ayo. Aku ambil uang dulu, ya!”
Beberapa anak perempuan menjelang usia belasan tahun itu berjalan menuju area gerbang perumahan. Di sana berbagai penjaja makanan dan minuman menggelar dagangannya. Anak-anak perempuan memilih makanan dan minuman yang manarik hatinya.
Beberapa menit sebelum azan berkumandang, anak-anak itu pulang menuju rumah masing-masing Di rumah, orang tua sebenarnya sudah menyiapkan makanan berbuka puasa. Namun si anak lebih memilih makanan yang dibelinya tadi.

Berburu makanan sumber RRI.co.id
Berasal dari Bahasa Sunda
Adegan di atas mungkin pernah Agan dan Sista temukan pana anak sendiri, tetangga, atau keponakan. Ngabuburit bermakna main-main, jalan-jalan sekadar bersantai manghabiskan waktu atau berburu makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Tidak salah juga, karena ngabuburit berasal dari gabungan kata “ngalantung ngadagoan burit” Artinya bersantai sambil menunggu waktu sore. Saat ini, sebagian orang cenderung memaknai ngabuburit sebagai kegiatan untuk menunggu waktunya berbuka puasa. Kegiatannya dapat beragam, tergantung orangnya.

Lokasi ngabuburit favorit urang Bandungsumber Iintsgram infoticibaduyut
Bahkan ngabuburit pun sudah menjadi istilah nasional meskipun belum tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hal ini tidak lepas dari program acara televisi menjelang buka puasa yang menggunakan istilah ngabuburit. Maka orang menggunakan kata ngabuburit bisa untuk kegiatan apa saja yang bertujuan untuk menanti waktu buka puasa.
Ngabuburit Zaman Old & Now
Tahun 1993 saya menetap di Bandung. Dulu, ngabuburit di Bandung masih dekat dengan pelaksanaan ibadah. Anak-anak ke masjid, mengaji bersama, kemudian lanjut buka puasa bersama. Kalaupun bermain, mainnya di teras atau sekitaran masjid. Belum banyak pasar kaget Ramadan atau lapak-lapak jelang buka puasa.
Ada juga anak-anak yang memilih memainkan permainan tradisional. Main gatrik, oray-orayan dan lainnya di tanah lapang. Saat SD saya sering ikut main begitu. Ketika SMP, sudah malas karena dalam pikiran saya bikin capek saja.
Zaman now, ngabuburit yang relevan dengan ibadah puasa tersebut masih ada. Sebagian orang di Bandung saya amati ada yg lebih suka mengikuti kajian keislaman, baca AL Qur’an atau mendengarkan ceramah. Kegiatan tersebut pun sekarang bisa dilakukan secara online.Video kajian dan ceramah mudah kita temukan di internet. Berbagai lembaga pun melayani jasa belajar baca Al Qur’an jarak jauh.

Pesantren kita untuk anak Sumber Republika.co.id
Jadi semua kembali ke kita pribadi mau ngabuburit dengan cara apa. Kegiatan yang berpahala kebaikan, makruh atau malah membuat pahala puasa kita berkurang. Pikir lagi untuk ngabuburit di mal, kemudian sulit melewatkan shalat magrib karena antrian panjang, pulang ke rumah sudah capek sehingga ketiduran.
#RamadanBerkahini kita optimalkan dengan berbagai kegiatan berfaedah saja dulu. Tahan diri untuk melakukan kegiatan yang sia-sia. Tahun depan belum tentu kita bertemu kembali dengan Ramadan, kan?
Opini pribadi

Diubah oleh Kokonata 23-04-2021 17:55
0
227
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan