sumber gambar

Ba'a kaba dunsanak kasadonyo, semoga sehat selalu dan bagi yang dirantau sekali-kali lihat ke kampung halaman. Walau saat ini pandemi belum usai, pemerintah tidak memberikan ijin untuk sekedar silaturahmi kepada ninik mamak di kampung, untuk itu bersabarlah kawan.

Budaya kita ini memang seperti itu dunsanak, lai taingek apo kece mande dan tetua adat "ka ratau madang di hulu, ba buah ba bungo balun, marantau bujang dahulu, di kampuang baguno balun". Bukankah baitu dunsanak?

Untuk itu ijinkan awak membahas tampek indah seperti surga di kampung awak dunsanak, bilo dunsanak ka pulang dari rantau jan lupo jalan-jalan ka kabupaten Agam.



sumber gambar

Tepat sekali kabupaten Agam sebuah kampung indah di tepian danau maninjau, biasanya kami bila ramadhan tiba lebih senang bermain air di pinggiran danau. Walau saat ini banyak karamba atau tempat pemeliharaan ikan di pinggir danau, dan tentu hal ini akan merusak kejernihan air.

Nah, biasanya dahulu waktu kecil dan masih suka menjelajah bersama kawan-kawan untuk membunuh waktu sembari menunggu buka puasa di bulan ramadhan ada spot yang menarik untuk melihat panorama alam yang disajikan danau maninjau yaitu puncak lawang.

Namun spot itu sekarang dikenal sebagai Ambun Tanai, lokasinya tidak berjauhan dengan Ambun Pagi karena keduanya memang spot yang indah untuk melihat danau maninjau dari kejauhan. Lokasi ini berada di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar lumayan jauh dari kampungku yang berada di bawah dekat danau maninjau bernama Nagari Bayur di kecamatan Tanjung Raya.



sumber gambar

Kembali lagi dengan spot ngabuburit paling idaman untuk dikunjungi, Ambun Tanai dilewati dengan tanjakan mendaki yang lumayan tinggi. Kunci untuk meraih spot terbaik itu adalah "kesabaran" bayangkan di tengah lapar dan haus yang mendera kamu akan diuji dengan trek yang menanjak.

Namun ketika sampai di tempat tersebut, akan ada yang namanya "kepuasan" dimana alam maninjau begitu indah untuk di nikmati.

Angin yang bergerak semilir seakan menyapa dengan penuh kerinduan, menyapa mereka yang berpuasa karena tetap menjunjung tinggi budaya dan prinsip orang minang hingga hari ini dimana "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah", artinya adat yang bersendikan syariat, syariat yang bersendikan kitab suci Al Qur'an.

Maka tak heran, alam maninjau seperti ingin menunjukkan akan kebesaran ciptaan Tuhan kepada hambanya. Tapi saat ini Ambun Tanai sudah banyak dilengkapi sarana dan prasarana untuk mereka yang ingin sejenak melepas lelah, bahkan sekedar berswafoto untuk dipamerkan ke media sosial kamu.



sumber gambar

Cara untuk sampai kesini cukup mudah sebelum kelok 44 kalau dari arah bukit tinggi, kalau dari arah berlawanan berarti setelahnya nanti akan ketemu dengan Ambun Pagi biasanya kami menyebutnya dengan nama puncak lawang, nanti di sebelah kiri ada jalan menuju tempat wisata ini.

Tiketnya pun cukup murah, hanya dengan Rp 3 ribu saja ditambah Rp 2 ribu bila kamu memakai kendaraaan roda dua. Kamu bisa menikmati fasilitas yang ada disini, ada menara pandang, taman bunga, tempat bermain anak, mushalla dan toilet juga sudah disediakan. Cocok juga untuk kamu sebagai pasangan muda-mudi dan juga yang sudah berkeluarga.

Maka buat kamu semua yang sedang berada di Sumatra Barat, sudilah kiranya mampir sejenak ke desa kami. Desa yang berada tak jauh dari Bukit Tinggi, yang diapit oleh gunung Singgalang dan Merapi.



sumber gambar

Untuk itu maaf saya harus undur diri, semoga hari esok kita bertemu lagi.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google