- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Punggahan di Sumatera Utara, Beda Tempat, Beda Prosesi


TS
riandyoga
Punggahan di Sumatera Utara, Beda Tempat, Beda Prosesi

Hai GanSis, selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan bagi yang menjalankannya. Secara ajaran Islam, sebenarnya prosesi ibadah puasa sama saja disetiap tempat. Namun perbedaan budaya disetiap daerah, terutama di Indonesia, maka muncul beragam tradisi menjelang dan selama bulan puasa.
Seperti kita ketahui di Indonesia setiap Ramadan selalu ada tradisi khas yang senantiasa dijaga masyarakat sejak lama hingga sekarang. Termasuk di lingkungan sekitar saya sendiri.
Mungkin sebagian GanSis di sini sudah tahu lah kalau di Sumatera Utara yang dikenal ada tradisi Punggahan. Berasal dari kata Munggahan, yang berarti naik. Diharapkan mampu menaikkan derajat manusia yang beribadah di bulan Ramadan. Munggah berasal dari bahasa Sunda. Saya juga gak tahu kenapa di Sumatera Utara jadi disebut Punggahan.
Menurut informasi yang saya tahu, hampir di seluruh Sumatera Utara masyarakatnya masih menjaga tradisi Punggahan ini. Namun jika ditelusuri lagi, ternyata prosesi Punggahan berbeda disetiap tempat.
Seperti di Labuan Batu diselenggarakan dengan warga membawa dan menyantap makanan bersama di Masjid. sementara di Batubara Punggahan dilakukan dengan menyembelih hewan ternak berjenis kerbau atau lembu pada 32 hari sebelum 1 Ramadan. Saya lihatnya ini seperti tradisi Meugang di Aceh.
Ya inilah uniknya yang mau saya cerita terkait tradisi Ramadan yang ada disekitar lingkungan saya. Bahwa tradisi disetiap tempatnya memang berbeda. Namun saling terkait dan mempengaruhi. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan di Sumatera Utara memang sangat beragam.
Di kota tempat saya tinggal, Binjai. Di kota yang cukup heterogen suku bangsanya ini. Tradisi Punggahan bahkan dilaksanakan berbeda di setiap kecamatan bahkan beda antar lorong (atau RT/RW). Biasa dilaksanakan tiga atau dua hari menjelang Ramadan.
Quote:
Di lingkungan rumah dekat keluarga dari Mamak, setiap tahunnya Masjid disini menyelenggarakan tradisi Punggahan Ramadan. Yang mana kecil saya dulu menyebutnya juga sebagai "tukar-tukaran makanan".
Jadi prosesi tetap ada makanannya seperti halnya Punggahan di daerah lain. Bedanya tidak dimakan bersama di lingkungan Masjid. Melainkan dibawah pulang rumah.
Dari rumah, warga membawa bungkusan berisi makanan. Sesampainya di Masjid lalu dikumpulkan di suatu tempat, tanpa ditandai siapa pemilik. Kemudian para warga berkumpul di dalam Masjid untuk berdoa, disebut juga sebagai Kenduri.
Setelah Kenduri selesai. Makanan yang tadi dikumpulkan, lalu dibagikan kembali secara acak. Jadi saling tertukar gitu makanannya. Ada yang pergi bawa telur, pulangnya dapat ayam. Begitu sebaliknya. Seru, bikin penasaran.
Tapi sesungguhnya bukan makanannya yang dicari. Melainkan makna dari tradisi itu yang diutamakan. Terlebih dalam Pandemi seperti sekarang, model Punggahan seperti ini lebih cocok diterapkan.
Acaranya lebih simpel. Tidak ada makan bersama dan berkumpul dalam waktu lama. Datang bawa makanan, berdoa, selesai, langsung pulang bawa bungkus makanan.
Quote:
Sementara di lingkungan keluarga dari Bapak, masih di Binjai juga, yang kebetulan sekarang saya tinggal disini. Tradisi Punggahannya disini berbeda lagi.
Dimana warga membawa makanan ke Masjid lalu dimakan bersama setelah berdoa bersama. Keguyuban memang lebih terasa begini. Namun durasinya lebih lama.
Tidak itu saja, masih ada tradisi Ramadan lainnya.
Saya tinggal di Sumatera Utara dengan lingkungan mayoritas Jawa. Jadi tradisinya menjadi beragam. Menjelang Ramadan disini juga ada tradisi Nyadran atau ziarah kubur.
Ada juga tradisi antar-antaran atau disini sering disebut punjungan. Jadi anak ke orang tua, atau ke saudara tertua, atau bisa juga antar keluarga saling berbagi makanan. Umumnya sih hantaran makanan diberikan kepada mereka yang lebih tua.
Dari antar-antaran makanan seperti itu dimaksudkan di sahur pertama nanti bisa makan dengan menu yang lezat, ada ayam atau daging. Terkhusus bagi para orang tua sebagai bentuk perhatian.
Jika boleh merangkum tradisi di bulan Ramadan yang ada disekitar saya, maka secara umum tidak jauh-jauh dari makanan. Dari Punggahan, hantaran, hingga ada tradisi Jaburanselama bulan Ramadan.
Seperti kita ketahui, Jaburan merupakan tradisi warga mengirim makanan kecil maupun berat ke Masjid untuk keperluan tadarus. Namun karena belakangan stok makanan yang datang melimpah, maka makanan tadi diperuntukkan juga untuk berbuka puasa di Masjid.
.....
Saat saya kecil, mengira memang tradisi setiap bulan Ramadan yang ada disekitar lingkungan saya, juga sama ada di seluruh Indonesia. Tapi belakangan saya mulai tahu bahwa tradisi Ramadan, khusus di negara Indonesia beragam di setiap daerah.
Misalnya saja saya pernah dengar cerita pengurus Masjid disini, yang kebetulan suku Melayu. Dari pengakuannya, di kampung asalnya tidak ada tradisi Punggahan.
Kemudian saya telusuri lebih lanjut di internet. Ternyata tradisi Ramadan suku Melayu dilakukan dengan mengunjungi sungai. Tradisi ini dinamai Petang Balimau (Pekanbaru, Riau) dan Balimau Paga (Pesesir Selatan, Sumatera Barat).
Quote:
Mandi di sungai dengan tujuan membersihkan diri, berdoa bersama, makan bersama di pinggir sungai dan bergembira. Menyambut bulan suci Ramadan dengan bergembira.
Kebetulan juga ada saudara saya yang tinggal di Langkat, Sumut. Setiap menyambut datangnya bulan Puasa dengan mendatangi sungai. Sama disebutkan diatas, mandi dan makan bersama. Saya juga pernah ikut ke sungai tersebut, tapi tidak pada bulan Ramadan. Melainkan waktu Lebaran.
Tujuannya bukan untuk ritual yang gimana-gimana. Hanya untuk berekreasi bersama keluarga saja. Kami sering menyebutnya "mandi sunge".Dan meningkatkan antusiasme anak-anak dalam menyambut Ramadan.
Quote:
Dan ternyata GanSis, tradisi Ramadan di Indonesia itu beragam banget. Jangan kaget, kalau dilingkungan saya juga ada tradisi bikin lemang dan juga lontong. Mirip tradisi Malamang di Sumatera Barat. Tapi itu nanti jelang lebaran.
Jika GanSis punya tradisi Ramadan di lingkungan kamu yang pengen kamu ceritakan, bisa banget klik disini. Sekali lagi selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan. Semoga puasanya lancar dan menjadi #RamadanBerkahuntuk kita semua yang menjalankan, lingkungan, perdamaian dunia dan semesta alam.
Rianda Prayoga #NapaweiPost
Binjai, 18 April 2021
Spoiler for sumber & referensi:
0
614
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan