Terduga teroris berinisial MT yang ditembak mati anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Makassar, Sulawesi Selatan merupakan mantan narapidana teroris (napiter). MT menjalani hukuman penjara selama 3 tahun dan bebas pada 2016 lalu.

"Iya benar, dia eks napiter yang telah bebas 2016 lalu," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes E Zulfan saat dikonfirmasi, Kamis (15/4).

Zulfan mengatakan MT sempat terlibat dalam aksi pelemparan bom saat kampanye Syahrul Yasin Limpo dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sulawesi Selatan pada 2013 lalu.

"Jadi pada tahun 2013, MT ini terlibat dalam pelemparan bom saat kampanye gubernur pada saat itu bapak Yasin Limpo," ujarnya.

Setelah bebas, kata Zulfan, MT kembali bergabung dengan kelompok teroris yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah. MT kemudian masuk dalam kelompok kajian Villa Mutiara.

Diketahui, kelompok Vill Mutiara merupakan bagian dari pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar beberapa waktu lalu.

"Yang pasti, dia (MT) merupakan bagian dari jaringan Villa Mutiara," ujarnya.

Lebih lanjut, Zulfan mengatakan pihaknya menembak mati MT lantaran hendak menyerang petugas dengan parang saat akan diamankan.

Awalnya, anggota Densus 88 Antiteror Polri dibantu anggota Brimob Polda Sulsel menggerebek rumah MT, di Jalan Mannuruki. Namun, MT berusaha menyerang anggota polisi dengan parang saat akan dibawa.

"Anggota dalam keadaan terdesak, karena MT ini memegang parang di kedua tangannya dan akan menyerang anggota hingga akhirnya diberikan tindakan tegas," kata Zulfan.

Densus 88 telah menangkap sedikitnya 31 orang terduga teroris pasca-kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar dan penyerangan Mabes Polri akhir Maret 2021.

sumber

Hukuman untuk kejahatan terorisme di indonesia sangat ringan.
Gimana ga tambah subur pengikutnya