Bulan Ramadhan, selalu menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang khususnya umat muslim di Negara kita tercinta.
Meskipun di bulan ini umat muslim mendapatkan kewajiban untuk berpuasa selama satu bulan penuh, tapi perasaan senang dan gembira dialami oleh semua orang baik dari usia anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan orang tua.
Rasa bahagia ini tentu bukan tanpa alasan ya GanSis, #RamadhanBerkahmenjadi bulan suci penuh ampunan bagi mereka yang tulus beribadah karena Allah!

Tradisi di daerah-daerah dalam menyambut bulan Ramadhan tentu saja memiliki bentuk yang berbeda-beda ya GanSis, begitupun dengan permainan tradisional yang dilakukan di bulan ramadhan. Di daerah Blitar Jawa Timur tempat ane tinggal, setiap bulan Ramadhan permainan tradisional "Tiduran" atau bermain bedug keliling kampung di waktu sahur juga menjadi permainan seru yang ikonik bulan Ramadhan di daerah ane GanSis.
Anak-anak keliling kampung menabuh bedug membangun orang-orang untuk makan sahur!

Permainan tradisional ini telah ada sejak zaman dulu GanSis, dimana pada waktu itu kata ayah ane di daerah Blitar masih minim penerangan dan masyarakat sekitar juga masih menggunakan lampu teplokatau lentera sebagai penerangan rumah.
Dulu tradisi "tiduran" ini diiringi dengan anak-anak yang membawa obor sebagai penerangan jalan saat keliling kampung menabuh bedug di waktu sahur, mereka akan teriak sahur-sahur secara bersahut-sahutan atau sesekali juga menyanyikan shalawat atau niat puasa.

Di era modern ini ada sedikit yang berbeda dari tradisi tiduran di daerah ane GanSis. Saat ini anak-anak tidak lagi membawa obor keliling kampung sebagai penerangan jalan, karena memang kondisi jalan sudah sangat terang hampir di setiap rumah memasang lampu-lampu kecil di tepi jalan sebagai penerangan jalan!

Tiduran selain memiliki tujuan utama membangunkan orang-orang untuk makan sahur juga menjadi moment anak-anak kecil untuk peduli dan berbagi dengan temannya GanSis, karena setelah menabuh bedug keliling kampung mereka akan berkumpul di masjid atau musholla untuk makan sahur bersama.
Disinilah mereka akan belajar saling berbagi dan bertukar makanan, mereka yang membawa makanan dengan lauk yang enak tidak akan pelit untuk berbagi dengan temannya yang lain GanSis.

Menurut ane pribadi sih permainan tradisional ini adalah salah satu moment yang paling ane tunggu saat bulan ramadhan GanSis.
Rasa bahagia keliling kampung dengan teman sebaya sembari bercanda menjadi moment yang benar-benar istimewa dan sulit untuk dilupakan. Bahkan saat puasa berakhir pun rasa sedih bukan kepalang karena tidak bisa melakukan rutinitas tiduran dan kebiasaan di bulan Ramadhan yang lain!

Jika ane boleh berharap GanSis, permainan tradisional yang semacam ini sih jangan sampai hilang termakan zaman ya.
Sangat sayang sekali kan kalau kebiasaan yang mempunyai nilai-nilai positif yang semacam ini hilang, dan orang-orang sahur tak lagi dibangunkan oleh keriuhan anak-anak yang bercanda menabuh bedug keliling kampung dan hanya digantikan dengan dering alarm handphone.

Semoga saja permainan tradisional tiduran ini akan tetap ada dan tetap lestari di daerah ane GanSis, sehingga anak-anak ane kelak juga bisa ikut menabuh bedug keliling kampung membangunkan orang untuk makan sahur bersama teman-temannya yang lain!