- Beranda
- Komunitas
- News
- SINDOnews.com
Sigap Terapkan Prokes, Industri Sawit Mampu Bertahan di Tengah Pandemi
TS
sindonews.com
Sigap Terapkan Prokes, Industri Sawit Mampu Bertahan di Tengah Pandemi

JAKARTA - Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali bergerak menguat dan mencapai level tertingginya sejak 25 Maret lalu. Hal tersebut ditopang oleh tingginya ekspor dari Malaysia jelang perayaan Ramadan dan rally harga minyak, serta biji kedelai.
Presiden Direktur PT Triputra Agro Persada Tbk Tjandra Karya Hermanto mengungkapkan, sektor perkebunan kelapa sawit merupakan sektor yang relatif mampu bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
"Sawit ini kan merupakan untuk konsumsi, makanan, dan juga energi. Jadi, di masa pandemi Covid-19 ini relatif menjadi sektor yang bisa bertahan," ungkapnya dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (12/4/2021).
Baca Juga:
- Kadin Sebut Pembudi Daya Lobster Perlu Pendampingan Akses Permodalan
- Menkop Teten Ajak Pelaku UMKM dan Koperasi Susun Model Bisnis Industri Otomotif
- CIMB Niaga Lanjutkan Program Literasi Keuangan Siswa di 20 Kota
Baca juga: Lawan Kampanye Negatif Sawit, BPDKS Tanamkan Info Positif ke Dunia Pendidikan
Lanjut dia, sejak awal pemerintah mengumumkan masuknya Covid-19 ke Indonesia, di perkebunan kelapa sawit langsung menggencarkan protokol kesehatan (prokes). Jadi, operasional bisa berjalan dengan baik.
"Keluar dan masuk orang ini kita atur sedemikian rupa. Sehingga, sampai dengan hari ini operasional pabrik dan operasional perkebunan bisa berjalan dengan lancar walaupun memang ada sedikit yang terkena tetapi masih terkendali," kata Tjandra.
Sementara itu, Tjandra menjelaskan, pada awal Covid-19 merebak permintaan pasar dikhawatirkan akan mengalami penurunan karena ada penurunan demand dari beberapa negara yang melakukan lockdown. Akan tetapi, kondisi yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan.
Baca juga: Seluruh Moda Transportasi Dilarang Angkut Penumpang, Pengamat: Ini Lockdown!
"Yang terjadi pada waktu awal itu adalah China mengalami lockdown, kemudian India masih melakukan import dengan cukup banyak. Pada waktu India lockdown, China mulai recovery lagi. Jadi secara permintaan shifting aja itu antara China dan India," ucap dia.
Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/395...ent_aggregator
---
Kumpulan Berita Terkait :
-
Hari Pertama Puasa IHSG Diprediksi Lemah Lesu, Cek Rekomendasi Sahamnya-
Sigap Terapkan Prokes, Industri Sawit Mampu Bertahan di Tengah Pandemi-
RI Butuh Rp6.000 T untuk jadi Negara Maju, Ini Peran LPI0
319
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan