- Beranda
- Komunitas
- News
- SINDOnews.com
Jaga Ketenangan Masyarakat, Polri Diminta Tegas Atasi Kelompok Pembuat Gaduh
TS
sindonews.com
Jaga Ketenangan Masyarakat, Polri Diminta Tegas Atasi Kelompok Pembuat Gaduh

JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menyatakan, belum tuntas pengusutan kasus terorisme yanh terjadi akhir-akhir ini, kini kelompok radikal nekat unjuk gigi membuat kegaduhan yang memicu konflik di Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Korlantas Polri Siapkan 333 Titik Penyekatan Pelarangan Mudik Lebaran
Neta mengakui, pihaknya mendesak Kapolda Sumut bertindak tegas menyapu bersih kelompok radikal tersebut dan segera memproses biang keroknya ke pengadilan. Ia khawatir, jika manuver kelompok radikal ini dibiarkan, Indonesia akan terus menerus direcoki dua kelompok, yakni teroris dan kelompok radikal.
Baca Juga:
- Fenomena Komputasi di Negara Demokrasi, Pengamat: Untuk Manipulasi Informasi
- Ketahuan Daftarkan Partai Demokrat ke Ditjen Kekayaan Intelektual, Kubu Moeldoko: Pak SBY Sedang Linglung
- Gerah dengan Pernyataan Andi Nurpati, Kubu Moeldoko Bicara soal Jokowi dan AHY
"Jika Kapolda Sumut tidak mampu segera menyapu bersih, Kapolri harus segera menggantinya dengan perwira yang mampu agar ketenangan dan kedamaian masyarakat Sumut terjaga, terutama di bulan Ramadhan," ujarnya, Jumat (9/4/2021).
Baca juga: Tinjau Bencana NTT, Panglima TNI dan Kapolri Fokus Evakuasi Korban dan Bantuan
Neta mengaku pihaknya memberikan apresiasi kepada Polri yang sudah menangkap 94 tersangka teroris sejak Januari 2021. Para tersangka teroris itu ditangkap di sejumlah daerah, mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Gorontalo, Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Timur. Seiring serangan teror di Makassar dan Mabes Polri, kini muncul kelompok radikal dengan aksi nekatnya.
"Belum lama ini misalnya, beredar video viral yang memperlihatkan cekcok antara warga dengan sejumlah pria berpeci saat pembubaran pertunjukan jaran kepang di Kota Medan," ungkap dia.
Dia menuturkan, para pria berpeci itu merupakan oknum dari salah satu ormas keagamaan di Sumut. Dan peristiwanya terjadi Jumat (4/4/2021). Awalnya warga dan ormas hanya adu mulut karena pembubaran paksa dengan dalih syirik. Namun, saat salah seorang anggota ormas meludahi seorang perempuan, warga pun marah, hingga terjadi baku hantam.
"Dari peristiwa ini, baik warga maupun ormas itu saling lapor ke polisi. Akibatnya, 15 orang diperiksa sebagai saksi," katanya.
Oleh karena itu, Neta juga mendesak polisi bersikap tegas untuk menyapu bersih semua kelompok radikal, terutama yang bisa menimbulkan konflik horizontal di masyarakat. Sesuai undang-undang hanya polisi yang berhak membubarkan kegiatan di masyarakat.
Di sisi lain, Ormas apapun tidak berhak membubarkan acara masyarakat, dengan alasan apapun. Jika ormas itu tidak senang hati dengan acara tersebut, mereka harus segera lapor ke polisi.
Dia menambahkan, Ormas apapun tidak punya hak sewenang-wenang membubarkan acara di masyarakat, apalagi meludahi warga yang hadir di acara tersebut. Melihat kian nekatnya para teroris dan kelompok radikal dalam melakukan aksinya, segenap jajaran Polri perlu bertindak cepat, tegas, dan presisi agar Bangsa Indonesia tidak menjadi bulan-bulanan terorisme dan kelompok radikal.
"Jika ada Kapolda yang ragu ragu dan tidak mampu menghadapi manuver para teroris maupun kelompok radikal sebaiknya segera dicopot Kapolri dari jabatannya," tandasnya.
Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/...ent_aggregator
---
Kumpulan Berita Terkait :
-
Jaga Ketenangan Masyarakat, Polri Diminta Tegas Atasi Kelompok Pembuat Gaduh-
Defisit Gula Nasional 3,7 Juta Ton-
Hari Ini Jokowi Tinjau Langsung Masyarakat Terdampak Bencana di NTTrazgrizxv memberi reputasi
1
243
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan