- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sebelum Meninggal karena Dihukum Squat 300 Kali, Pria Ini Kesulitan Berdiri


TS
hajigabin
Sebelum Meninggal karena Dihukum Squat 300 Kali, Pria Ini Kesulitan Berdiri

GENERAL TRIAS, KOMPAS.com - Seorang priaFilipina terekam kesulitan berdiri, sebelum dia meninggal karena dihukum squat 300 kali.
Darren Manaog Penaredondo meninggal pada 3 April, dua hari setelah dia dihukum karena melanggar jam malam.
Lelaki berusia 28 tahun itu tertangkap polisi karena membeli air minum dari toko setempat di atas pukul 18.00.
Pasangannya, Reichelyn Blace mengungkapkan Penaredondo bersama para pelanggar diminta squat 100 kali, dan disuruh mengulang jika tidak serempak.
Begitu Penaredondo pulang keesokan paginya, dia sudah kesulitan berjalan karena sudah menampilkan 300 squat.
Kepada media Filipina Rappler, Blace mengatakan Penaredondo sampai harus dipapah oleh sesama pelanggar jam malam.
"Saya tanya apakah dia mengalami penyiksaan. Dia hanya tertawa, namun saya tahu dia begitu kesakitan," kata dia.
Blace menerangkan, sepanjang hari suaminya itu harus merayap menyusuri lantai karena kaki dan lututnya sakit.
Saat menggunakan kamar mandi itulah, Penaredondo mengalami kejang-kejang. Tetangganya berusaha menyelamatkannya dengan napas buatan.
Dia sempat sadar, namun pingsan lagi kemudian. Dia akhirnya dinyatakan meninggal pukul 22.00 sebelum mencapai rumah sakit.
Sepupunya, Adrian Lucena mengumumkan kematiannya di Facebook. "Saya tak bisa pulang karena momen ini. Kami mencintaimu," kata dia.
Rodolfo Cruz Jr, kepala keamanan desa setempat, mengakui Penaredondo ditahan karena melanggar jam malam.
Namun, dia berkilah dia dibawa oleh polisi kota setempat. Letnan Kolonel Marlo Solero selaku kepala polisi lokal melontarkan bantahan.
Dia membantah jika anggotanya menghukum squat. Solero menyebut jajarannya hanya menceramahi jika ada pelanggar.
Solero mengatakan jika memang anggotanya diketahui memerintahkan hukuman tersebut, dia tidak akan menoleransinya.
Wali Kota Ony Ferrer menyatakan, dia akan menggelar penyelidikan penuh begitu kematian Penaredondo viral.
Ferrer menyatakan sudah menghubungi keluarga Penaredondo untuk menyampaikan belasungkawanya. "Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Dilansir Daily Mail Selasa (6/4/2021), kabar itu muncul setelah Presiden Rodrigo Duterte memperpanjang lockdown sepekan lagi.
Duterte mengunci Manila dan empat provinsi lainnya setelah kasus covid-19 kembali mengalami peningkatan.
Darren Manaog Penaredondo meninggal pada 3 April, dua hari setelah dia dihukum karena melanggar jam malam.
Lelaki berusia 28 tahun itu tertangkap polisi karena membeli air minum dari toko setempat di atas pukul 18.00.
Pasangannya, Reichelyn Blace mengungkapkan Penaredondo bersama para pelanggar diminta squat 100 kali, dan disuruh mengulang jika tidak serempak.
Begitu Penaredondo pulang keesokan paginya, dia sudah kesulitan berjalan karena sudah menampilkan 300 squat.
Kepada media Filipina Rappler, Blace mengatakan Penaredondo sampai harus dipapah oleh sesama pelanggar jam malam.
"Saya tanya apakah dia mengalami penyiksaan. Dia hanya tertawa, namun saya tahu dia begitu kesakitan," kata dia.
Blace menerangkan, sepanjang hari suaminya itu harus merayap menyusuri lantai karena kaki dan lututnya sakit.
Saat menggunakan kamar mandi itulah, Penaredondo mengalami kejang-kejang. Tetangganya berusaha menyelamatkannya dengan napas buatan.
Dia sempat sadar, namun pingsan lagi kemudian. Dia akhirnya dinyatakan meninggal pukul 22.00 sebelum mencapai rumah sakit.
Sepupunya, Adrian Lucena mengumumkan kematiannya di Facebook. "Saya tak bisa pulang karena momen ini. Kami mencintaimu," kata dia.
Rodolfo Cruz Jr, kepala keamanan desa setempat, mengakui Penaredondo ditahan karena melanggar jam malam.
Namun, dia berkilah dia dibawa oleh polisi kota setempat. Letnan Kolonel Marlo Solero selaku kepala polisi lokal melontarkan bantahan.
Dia membantah jika anggotanya menghukum squat. Solero menyebut jajarannya hanya menceramahi jika ada pelanggar.
Solero mengatakan jika memang anggotanya diketahui memerintahkan hukuman tersebut, dia tidak akan menoleransinya.
Wali Kota Ony Ferrer menyatakan, dia akan menggelar penyelidikan penuh begitu kematian Penaredondo viral.
Ferrer menyatakan sudah menghubungi keluarga Penaredondo untuk menyampaikan belasungkawanya. "Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Dilansir Daily Mail Selasa (6/4/2021), kabar itu muncul setelah Presiden Rodrigo Duterte memperpanjang lockdown sepekan lagi.
Duterte mengunci Manila dan empat provinsi lainnya setelah kasus covid-19 kembali mengalami peningkatan.
sumber
Itulah kenapa skuat jump jika dilakukan terlalu sering atau banyak sangat berbahaya bahkan katanya ada bbrp yg melarang.
Karna dapat mengakibatkan kontraksi otot dan sendi pada kaki serta pada tulang punggung.
Ane dlu waktu SD pernah lewat depan cewek-cewek SMA sedang disuruh squadjump ma gurunya terus gak berselang lama hbs dihukum salah satu cewek duduk dengan bersila karna kecapean, alhasil selang bbrp menit tiba-tiba menangis kesakitan meronta kaki lumpuh hingga menyeba




tepsuzot dan extreme78 memberi reputasi
2
854
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan