- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
WHO Rilis Laporan Asal-Usul Covid-19, Para Ahli Imbau Tiongkok untuk Menindak
TS
dragonroar
WHO Rilis Laporan Asal-Usul Covid-19, Para Ahli Imbau Tiongkok untuk Menindak
WHO Rilis Laporan Asal-Usul Covid-19, Para Ahli Imbau Tiongkok untuk Menindak Perdagangan Satwa Liar
Rahmi Nurlatifah
- 4 April 2021, 20:00 WIB
Setelah adanya laporan dari WHO soal asal-usul Covid-19, para ahli kini mengimbau Tiongkok untuk menindak perdagangan satwa liar.* /Pixabay/glaborde7
PR CIREBON - Para ahli menyebut bahwa Tiongkok harus menindak perdagangan satwa liar.
Tak hanya itu, Tiongkok juga diimbau menutup celah hukum yang memungkinkan spesies rawan penyakit untuk dibudidayakan.
Hal ini dikatakan setelah adanya laporan dari tim investigasi WHO yang menyimpulkan bahwa Covid-19 kemungkinan besar berasal dari hewan.
Sebuah studi yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sangat mungkin SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan pandemi global, ditularkan ke manusia dari kelelawar melalui spesies perantara, dengan adanya peternakan satwa liar.
Tong Yigang, seorang ahli penyakit hewan Tiongkok mengatakan temuan itu membenarkan keputusan Beijing tahun lalu untuk melarang perdagangan satwa liar untuk konsumsi manusia.
Tetapi laporan itu juga menarik perhatian pada peternakan satwa liar yang masih diizinkan beroperasi secara legal, melayani industri pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) dan perdagangan bulu serta menciptakan lebih banyak risiko penularan virus.
“Dengan peternakan Anda memiliki banyak hewan yang secara genetik kurang lebih homogen, di mana virus dapat dengan mudah berkembang,” kata Christian Walzer, kepala dokter hewan di Masyarakat Konservasi Margasatwa New York.
Tiongkok menguji ribuan sampel hewan untuk melacak asal-usul virus corona, tetapi penelitian tersebut mengatakan diperlukan lebih banyak penyelidikan.
Ia juga merekomendasikan survei di peternakan anjing cerpelai dan rakun, yang masih diizinkan oleh Tiongkok meskipun mereka rawan infeksi.
“Menjejalkan jutaan hewan dalam industri yang kejam ini menciptakan cawan petri yang sempurna untuk pandemi, dan kecuali kita melarang pertanian untuk bulu ... kita akan terus memainkan rolet Rusia dengan keamanan publik global,” kata Peter Li, pakar Tiongkok di Humane Society Internasional.
Para ahli menyebut baahwa kesenjangan regulasi, lemahnya penegakan hukum, dan geng perdagangan transnasional telah memungkinkan perdagangan Tiongkok hingga kini tetap berlanjut.***
https://cirebon.pikiran-rakyat.com/i...gan-satwa-liar
Rahmi Nurlatifah
- 4 April 2021, 20:00 WIB
Setelah adanya laporan dari WHO soal asal-usul Covid-19, para ahli kini mengimbau Tiongkok untuk menindak perdagangan satwa liar.* /Pixabay/glaborde7 PR CIREBON - Para ahli menyebut bahwa Tiongkok harus menindak perdagangan satwa liar.
Tak hanya itu, Tiongkok juga diimbau menutup celah hukum yang memungkinkan spesies rawan penyakit untuk dibudidayakan.
Hal ini dikatakan setelah adanya laporan dari tim investigasi WHO yang menyimpulkan bahwa Covid-19 kemungkinan besar berasal dari hewan.
Sebuah studi yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sangat mungkin SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan pandemi global, ditularkan ke manusia dari kelelawar melalui spesies perantara, dengan adanya peternakan satwa liar.
Tong Yigang, seorang ahli penyakit hewan Tiongkok mengatakan temuan itu membenarkan keputusan Beijing tahun lalu untuk melarang perdagangan satwa liar untuk konsumsi manusia.
Tetapi laporan itu juga menarik perhatian pada peternakan satwa liar yang masih diizinkan beroperasi secara legal, melayani industri pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) dan perdagangan bulu serta menciptakan lebih banyak risiko penularan virus.
“Dengan peternakan Anda memiliki banyak hewan yang secara genetik kurang lebih homogen, di mana virus dapat dengan mudah berkembang,” kata Christian Walzer, kepala dokter hewan di Masyarakat Konservasi Margasatwa New York.
Tiongkok menguji ribuan sampel hewan untuk melacak asal-usul virus corona, tetapi penelitian tersebut mengatakan diperlukan lebih banyak penyelidikan.
Ia juga merekomendasikan survei di peternakan anjing cerpelai dan rakun, yang masih diizinkan oleh Tiongkok meskipun mereka rawan infeksi.
“Menjejalkan jutaan hewan dalam industri yang kejam ini menciptakan cawan petri yang sempurna untuk pandemi, dan kecuali kita melarang pertanian untuk bulu ... kita akan terus memainkan rolet Rusia dengan keamanan publik global,” kata Peter Li, pakar Tiongkok di Humane Society Internasional.
Para ahli menyebut baahwa kesenjangan regulasi, lemahnya penegakan hukum, dan geng perdagangan transnasional telah memungkinkan perdagangan Tiongkok hingga kini tetap berlanjut.***
https://cirebon.pikiran-rakyat.com/i...gan-satwa-liar
Diubah oleh dragonroar 06-04-2021 12:19
0
613
3
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan