- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wali Kota Medan Bakal Bongkar Semua Bangunan Menyalah di Bantaran Sungai Bedera
TS
serikat.palak
Wali Kota Medan Bakal Bongkar Semua Bangunan Menyalah di Bantaran Sungai Bedera

MEDAN-Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, Maman Noprayamin meninjau kondisi Sungai Bedera di Komplek Bumi Asri, Jalan Asrama, Kecamatan Medan Helvetia, Rabu (31/3/2021).
Amatan www.tribun-medan.com di lokasi, menantu Presiden Jokowi itu langsung mendengarkan paparan dari Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman (PKP2R) Medan Benny Iskandar mengenai kondisi Sungai Bedera.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Dinas PU Medan, Zulfansyah.
Baca juga: Masalah Sampah Berton-ton di Sungai Bedera Tak Kunjung Selesai, Begini Tanggapan Lurah Terjun
Zulfansyah mengatakan, kunjungan Wali Kota Medan itu untuk melihat langsung kondisi Sungai Bedera.
Berdasarkan pemaparan Benny Iskandar kepada Wali Kota, ada sekitar 3,5 Kilometer panjang Sungai Bedera yang telah mengalami penyempitan akibat rumah penduduk.
Wali Kota, lanjut Zulfansyah, meminta kepada Dinas PKP2R dan Kepala BWSS II untuk menginventarisir jumlah rumah warga yang membuat Sungai Bedera menyempit.
"Pak Wali bilang kalau memang menyalah bangunannya dan tak ada izin akan dibongkar. Tentu ada sosialisasi terlebih dahulu, disurati, diminta membongkar sendiri, kalau tidak mau juga baru ditertibkan," jelasnya.
Pekan depan atau tepatnya 4 April 2021, kata Zulfansyah Wali Kota Medan bersama Kepala BWSS II akan ke Kementerian PUPR di Jakarta untuk bertemu Dirjen yang menangani Sungai.
"Di sana akan dibahas penanganan Sungai Bederah," katanya.
Baca juga: MIRIS Sudah Bertahun-tahun Sungai Bedera Dipenuhi Sampah hingga Air Berwarna Hitam
Peta Sungai Bederah pun disiapkan untuk mempermudah Benny memberikan penjelasan dan gambaran mengenai kondisi sungai.
Sesekali Bobby terlihat bertanya kepada Benny.
Kepala BWSS II, Maman dan Kepala Dinas PU Medan, Zulfansyah Ali Saputra juga ikut mendengarkan.
Bobby bersama rombongan lainnya sejenak melihat kondisi Sungai Bederah di kawasan kompleks Bumi Asri, Kecamatan Medan Helvetia.
Di sungai tersebut, terlihat banyak rerumputan dan semak-semak memenuhi bibir sungai.
Baca juga: Sungai Bedera Dipenuhi Tumpukan Sampah, Bau Busuk Menyengat dan Ganggu Aktivitas Nelayan
Ruas sungai juga menyempit. Serta ada bangunan yang berdiri persis di bibir sungai.
Selanjutnya sekitar pukul 10.00 WIB, Bobby dan Benny pun masuk ke dalam mobil dinas wali kota yang sudah terparkir untuk selanjutnya pergi meninggalkan lokasi, ia tak sempat memberi keterangan karena masih memiliki agenda selanjutnya di Balai Kota.
Sebelum Bobby akan memasuki mobil dinas, seorang warga terlihat menghampiri Bobby, ia meminta berfoto bersama dengan Bobby. Setelah itu, perempuan paruh baya itu juga mengadu ke Bobby bahwa kawasan rumahnya kerap terendam banjir.
Baca juga: Akhyar Tinjau Aliran Sungai Bederah di Samping Gerbang Tol Helvetia
"Pak Wali, kami di sini sering banjir, tolong dibantu pak," katanya.
Nelayan Minta Perhatian Wali Kota Medan
Sementara itu, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan di sekitar Sungai Bederah, Jalan Kapten Rahmad Buddin, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan sudah bertahun-tahun kesulitan mencari nafkah.
Pasalnya, Sungai Bedera kondisinya dipenuhi sampah.
Airnya berwarna hitam dan banyak tumpukan kayu, sehingga menghambat perahu nelayan saat akan berangkat bekerja.
Baca juga: Warga Marelan Resah, Bau Bangkai dari Sungai Bederah Tercium Sampai Pemukiman
Karena kondisi ini, warga pun berharap Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution memberikan perhatian kepada warga.
Masyarakat sangat ingin sekali melihat pemimpin Kota Medan datang kesana, untuk sekadar mengecek kondisi terkini Sungai Bedera.
"Banyak kali sampah begini, sungainya pun kotor dan hitam pekat seperti ini. Kita jadi susah bawa kapal kalau mau bekerja, karena banyak kali tumpukan sampahnya," kata Fadlan (38), nelayan yang saat ditemui sedang mengurus perahunya di jembatan yang melintasi Sungai Bedera, Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Diperkirakan Ada Ratusan Bangkai Babi yang Dibuang di Sungai Bederah
Sampah yang terlalu banyak, kata Fadlan, kerap menyangkut di mesin kapal.
Sehingga, kata dia, beberpa menit sekali dia dan nelayan lain harus membersihkan mesin kapal agar bisa terus melaju ke laut.
"Ya terhambat juga, dikit-dikit nanti nyangkut dia dimesin, terpaksalah turun, cabut dulu sampahnya baru jalan lagi. Gitu-gitu aja terus," katanya.
Fadlan mengatakan, sampah yang menggenangi sungai tersebut tidak pernah habis.
Baca juga: Pemko Medan, Pemprov Sumut dan Kodam I/BB Normalisasi Sungai Bedera
Jika air pasang, kata dia, sampah kerap menepi ke pinggir sungai.
Sementara jika surut, sampah kembali memenuhi aliran.
"Gini-gini aja, kalau pasang dia naik ke pinggir, kalau surut masuk lagi dia. Gitu aja terus, kalau dibiarkan ya begini saja lah sungai ini," jelasnya.
Lebih lanjut Fadlan bercerita, karena kotor dan tercemar, warga sekitar tak lagi bisa menggunakan air Sungai Bedera di dekat rumahnya untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia mengatakan, bahkan jika hanya terkena tangan atau kakinya saja, air sungai tersebut menyebabkan rasa gatal.
"Karena kotor begini jadi enggak bisa dipakai untuk apa-apa lah. Untuk cuci muka saja kalau bisa dibilang itu kita jijk, kadang kalau kena tangan atau kaki ini langsung gatal-gatal. Tapi namanya juga cari uang, kadang ya pasti harus disentuh juga kan," katanya.
Baca juga: Setelah Sungai Bedera, Pemko dan Kodam Aksi Bersih di Sungai Kera
Dikatakan Fadlan, sampah dan limbah berasal dari berbagai sumber.
Baik dari pembuangan warga sekitar, imbas dari TPA, ataupun dari pabrik dan PLTU.
Sebagian lainnya juga berasal dari limbah pengepul yang mencuci plastik untuk didaur ulang.
"Ada banyak lah, ada dari warga, dari TPS-TPS, ada juga dari PLTU dan limbah-limbah. Makanya airnya jadi hitam, ikan pun enggak ada mau kesini," tuturnya.
Nelayan lainnya, Safaruddin mengatakan sejak beberapa tahun lalu dirinya dan nelayan yang lain sudah tidak lagi mencari ikan di daerah Sungai Bedera ataupun Belawan.
Baca juga: Aksi Bersih-bersih, Wakil Wali Kota Medan Temukan Sampah Tilam dan Ambal di Sungai Bederah
Hal ini karena pasokan ikan untuk ditangkap sudah semakin kecil.
Ia pun mengaku, jika menangkap ikan harus membawa kapal sampai ke Pulau Berhala, Serdang Bedagai.
"Jauh kami, di Pulau Berhala. Makanya itulah tadi, susah kapal lewat kalau begini kondisinya. Tapi mau gimana lagi kan," ungkapnya.
Safaruddin mengaku beberapa tahun lalu, sampah dan limbah belum begitu mencemari Sungai Bedera.
Sehingga, airnya juga masih bisa digunakan.
"Kalau dulu masih bersih, belum separah sekarang. Kalau sekarang ini, aduh, sudah parah kali. Maaf cakap semua lah di sini, kotoran-kotoran, limbah," katanya.(cr14/tribun-medan.com)
https://medan.tribunnews.com/2021/03...edera?page=all
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Awas pak, jangan gajah di pelupuk mata tak terlihat, tapi semut di seberang lautan terlihat
Jangan sungai deli di pusat kota medan tidak terlihat, tapi sungai bedera di pinggiran kota medan terlihat

Jangan tebang pilih seperti KPK atau satpol PP medan, penunggu lampu merah jalan Halat ditangkap tapi penunggu lampu merah di medan kota asal kampung badur aur dibiarin

Jangan sampai mabes santri parkir palak sabu jambret tikam peras sekaligus biang banjir di pusat kota medan tidak ditindak pak,jangan autis kaya pulisi gotham siti selama tujuh turunan
Spoiler for Kali Deli:
MARI BERDOA SUPAYA THE NEW MAYOR DAN KAPOLRI BELUM KENAK PENYAKIT AUTISME VIRUS COK-SAR3
scorpiolama dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.5K
7
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan





