Apa itu Coach Esports?



Coach atau pelatih menjadi posisi yang sangat penting dalam sebuah tim. Coach esports adalah mereka yang terlibat langsung dengan para pemain. Tugas mereka adalah membuat tim menjadi lebih baik secara individu maupun kolektif.

Meski bukan pemain utama dalam turnamen, para pelatih terlibat langsung dengan anggota tim. Mereka biasanya menyertai tim di setiap turnamen. Dalam setiap turnamen, para pelatih menemani mereka sesaat sebelum bertanding.

Jauh sebelum turnamen, coach esports melatih para pemain untuk tetap dalam kondisi prima secara fisik dan mental. Mereka mengarahkan tim dalam bertanding dan bermain, baik dalam Gaming House atau pun di atas panggung.

Menjadi coach berarti harus memahami gameplay tim. Mereka juga menjadi penengah yang netral di dalam tim, artinya mereka memberikan peran terbaik di dalam diskusi permainan mereka.

Jika ada perbedaan pendapat di dalam tim dalam sebuah diskusi, coach harus memahami situasi tim dengan baik. Mereka harus memberikan pandangan yang rasional dari semua sudut pandang dan memberikan solusi di dalam tim. Ia memiliki peran untuk memberikan ide agar tim mengalami peningkatan dalam bermain.

Apa Peran Coach Esports di Dalam Tim Esports?



Peran coach esports dalam sebuah tim sebetulnya tergantung dari kebutuhan tim. Baik dari strategi, gameplay, mentalitas, ataupun komunikasi. Misalnya, Astralis, dikenal sebagai tim yang memiliki individu dengan mental yang buru. Astralis adalah tim esports asal Denmark yang dahulu dikenal dengan nama Team SoloMid atau Team Questionmark.

Mereka sering underperform dalam turnamen besar sehingga berkali-kali gugur di semifinal turnamen. Memiliki masalah itu, mereka merekrut psikolog olahraga atau sports psychologist untuk meningkatkan mentalitas pemain. Tak lama setelah itu, Astralis berhasil menjuarai ELEAGUE Atlanta 2017, dan berhasil menggugurkan kutukan semifinal mereka.

Wibi ‘8Ken’ Irbawanto, shoutcaster Mobile Legends: Bang Bang Indonesia, berpendapat seorang coach harus mampu mengidentifikasi isu-isu dan masalah dalam tim. Pelatih hadir untuk menemukan solusi yang pas untuk memperbaiki performa tim.

Jika sebuah tim tidak memiliki coach esports, mereka akan kesulitan menentukan berat beban pemain dalam berlatih. Sedangkan jika memiliki pelatih, pemain dapat fokus untuk memperbaiki permainan mereka karena ada seorang pelatih yang mampu mengidentifikasi masalah.

Tiap tim esports memiliki tujuan dan infrastruktur yang berbeda. Maka kebutuhan pelatih dengan kemampuan tertentu juga berbeda. Misalnya dalam Dota 2, pelatih biasanya menggunakan gameplay yang sesuai kebutuhan. Berbeda dengan League of Legends, mereka memiliki tim pelatih yang lebih lengkap seperti analis dan head coach.

Menarikkan jadi coach?
Pingin tau apa yang harus dimiliki seorang coach esports?
baca selengkapnya di Esportsnesia