- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Terusan Suez Mampet, Rupiah Bisa Ikut Kena Masalah!


TS
perojolan13
Terusan Suez Mampet, Rupiah Bisa Ikut Kena Masalah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Mampetnya Terusan Suez melahirkan banyak cerita. Dari mulai kemunculan berbagai meme di media sosial hingga risiko pelemahan nilai tukar rupiah. Rupiah? Kok bisa?
Terusan Suez adalah salah satu jalur utama perdagangan dunia. Melalui kanal ini, berbagai barang dikirimkan ke berbagai negara.
Salah satunya adalah minyak. Timur Tengah adalah kawasan penghasil minyak terbesar dunia. Kala minyak itu akan dijual ke luar negeri, Terusan Suez adalah salah satu jalur utamanya.
Tersendatnya pengiriman minyak melalui Terusan Suez memunculkan persepsi bahwa pasokan minyak di pasar dunia bakal menipis. Akibatnya, harga pun terkerek ke atas. Kemarin, harga minyak jenis brent melonjak 4,23%.
Bukan apa-apa, ada kemungkinan Terusan Suez bisa ditutup berminggu-minggu. Sebab kapal yang tersangkut di situ, biang keladi masalah ini, punya panjang sekitar 400 meter. Kapal Ever Given ini tersangkut dalam posisi diagonal, menutup seluruh akses kanal.
"Kami tidak bisa mengesampingkan bahwa (upaya penyelamatan) ini bisa memakan waktu berminggu-minggu. Ini tergantung perkembangan situasinya," ungkap Peter Berdowski, CEO Boskalis (salah satu tim penyelamat), seperti dikutip dari Reuters.
Oleh karena itu, harga minyak kemungkinan bisa terus naik. Ini tentu bukan kabar baik bagi negara net importir migas seperti Indonesia.

Sepanjang 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai impor migas Indonesia US$ 13,87 miliar. Sementara ekspor migas tercatat US$ 8,47 miliar sehingga neraca migas defisit US$ 5,4 miliar.
Defisit perdagangan migas menjadi salah satu penyumbang terbesar defisit transaksi berjalan (current account deficit). Sepanjang 2020, Indonesia membukukan defisit transaksi berjalan sebesar US$ 4,74 miliar atau 0,45% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Padahal transaksi berjalan adalah pondasi penyokong nilai tukar mata uang. Sebab transaksi berjalan mencerminkan kecukupan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Pasokan valas dari pos ini lebih berhorizon jangka panjang, berkelanjutan, ketimbang dari portofolio di pasar keuangan (hot money) yang bisa datang dan pergi sesuka hati.
So, kalau defisit transaksi berjalan semakin melebar, maka rupiah akan sangat tergantung dengan uang panas itu. Fluktuasi rupiah akan meninggi, mengikuti arus modal yang keluar-masuk.
Dengan risiko lonjakan harga minyak, maka bukan tidak mungkin defsiit transaksi berjalan akan semakin lebar. Ini tentu bukan kabar baik buat rupiah, risiko depresiasi menjadi semakin tinggi.
link
Padahal transaksi berjalan adalah pondasi penyokong nilai tukar mata uang. Sebab transaksi berjalan mencerminkan kecukupan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Pasokan valas dari pos ini lebih berhorizon jangka panjang, berkelanjutan, ketimbang dari portofolio di pasar keuangan (hot money) yang bisa datang dan pergi sesuka hati.
0
691
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan