- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Sahabat Kursi Roda


TS
ryanjun92
Sahabat Kursi Roda
Halo agan sis, ane disini cuman sumbang cerita pendek. ane baru belajar nulis.
Sudah empat tahun, aku sudah tak memakai kursi roda, dan selama itu juga kamu menghilang setelah hari kelulusan tiba. disaat itu ternyata hari terkahir pertemuan kita.
Aku ingat pertama kita bertemu, tepat di hari senin. Hari dimana hari aku pertama masuk Sekolah SMA. aku baru saja naik ke kursi roda dan tiba-tiba seseorang langsung mendorong kursi roda ku, padahal itu kursi roda otomatis yang bisa aku gunakan tanpa harus bantuan orang lain.
tapi kamu mendorongnya menghindari kakak kelas dan guru yang mengawasi siswa terlambat. kamu mendorongnya sampai di belakang barisan. padahal aku tidak di anjurkan ikut upacara karena kondisiku seperti ini.
"makasih" ucapmu saat itu, dan langsung pergi entah kemana. tapi di saat itu juga pertama kali aku merasakan ikut upacara sejak aku duduk di kursi roda ini.
sinar matahari mulai meninggi, para siswa mulai merasakan pegal di kakinya, sesekali melirik aku yang duduk di kursi roda tanpa harus menahan pegal.
"Andin" ucap salah satu guru yang aku kenal saat daftar ke sekolah ini, guru itu bernama bu iren.
"saya carii ternyata kamu disini, tadi saya lihat kamu di dorong sama orang, kamu tau siapa?" aku hanya menggelengkan kepala. teman sekelas pun belum aku kenal, apa lagi kamu saat itu.
"ohh, ya ya saya paham, kalau begitu ikut sebentar" bu iren mendorong kursi rodaku menuju pinggir lapangan, ke tempat lebih teduh dari sebelumnya.
"antara empat orang itu, ada yang dorong kamu tadi?" tunjuk ke empat orang berdiri di pinggir lapangan juga.
bu iren menjelaskan mereka berempat orang yang melanggar kelengkapan upacara, orang yang tak berpakaian lengkap , tak memakai topi, dasi, dan celanana di atas mata kaki. dan kamu salah satu dari berempat.
aku menggatakan ia, mereka ada di antar empat tanpa menunjuknya siapa. bu iren juga bilang karena kamu dan ketiga lainnya orang yang susah di atur. dan aku di minta menjauh darinya.
saat itu aku baru sadar, ternyata kamu memanfaatkan aku agar biar gak terkena hukuman upcara, tapi hasilnya kamu tetap di hukum.
berdiri mengahadap bendera merah putih yang sudah menjulang tinggi, tak hanya itu kamu juga harus menghormat dengan kepala terus menatap bendera.
tepat di tengah pelajaran pertama mulai berjalan, kamu masuk dengan wajah muram dan bekeringat. aku agak terkejut karena kita sekelas, kamu duduk paling belakang sendirian. dan kamu sibuk sendiri.
berminggu-minggu aku mendengar kejelekan yang di bicarakan teman sebangku aku, membuat aku benar-benar tak ingin berurusan dengan kamu.
suatu hari aku memakai kursi manual, karena kursi roda otomatis aku rusak, tepatnya pelajaran penjaskes. aku hanya bisa melihat di depan kelas. menyaksikan orang-orang berlari keliling lapangan, bermain bola dan lainnya dengan bebas. itu membuat aku iri secara tak langsung.
"mereka deket karena cuman di jajanin doang sama lo" ucap kamu sambil menyeruput es dari plastik. ucapan yang paling pedas saat itu aku dengar.
"apa bukti? jangan asal ngomong!!" kataku gak terima dengan kata-kata kamu.
"ini buktinya, lo gak di ajak olahraga sama mereka, karena takut ngedorong orang kayak lo" jawab kamu lagi, membuat aku menjadi emosi.
"lo gak liat kondisi gue haa?" kataku meninggi. yang ada kamu tertawa geli mendengarnya, dengan santai terus menueruput es sambi jongkok di atas teras.
"terus kenapa lo milih disini gak kesana?"
"Ah gue tau, lo gak kuat kan kesana?" sambung kamu yang ternyata lebih cerewet dari kelihatannya.
"lo mau gue antar kesana?, traktir mie ayam aja, oke" katamu membuat aku semakin jengkel.
"gak usah, gue bisa sendiri!!" jawabku lagi penuh emosi, dan menjalankan kursi roda ke arah lapangan, tapi saat itu aku benar-benar kesulitan membelokan kursi rodaku sampai akhirnya roda kanannya menabtrak tiang.
"Yeee.. makanya jangan emosian, hampir jatuh kan lo" ucap kamu bersamaan dengan aku hampir tersungkur.
"gue bantuin kalau lo mau ke lapangan, " kamu meposisikan kursi rodaku lurus kearah lapangan, semua orang pun terkejut saat aku di pinggir lapangan. tapi tatapan mereka terlihat aneh.
tak lama, kamu langsung di panggil pak karim yang tak lain guru olahraga. kamu berlutut dan jitakan cukup keras langsung mengarah kepala kamu. Pak karim, memarahimu karena melihat kamu yang membawa aku kesini. seolah membuat aku dalam bahaya. dan lagi karena kondisi aku berada di kursi roda.
mau tak mau aku kembali masuk kelas, tapi aku menyaksikan kamu yang di hukum berlari keliling lapangan sepuluh kali. itu membuat aku sedikit merasa tak enak hati. harusnya aku menolak untuk di dorong.
Besoknya aku beliin kamu mie ayam sebagai pengganti rasa tak enak hati kepadamu.
"tau gitu gue beli minta dua porsi" jawab kamu yang membuat aku merasa menyesal membelikan kamu mie ayam.
"makasih ya" tapi ucapan itu membuat aku tak menjadi menyesal, karena kamu masih bisa sopan mengucapakan hal itu.
suatu hari dimana aku salah ambil jalan, yang harus jalannya memutar. tetapi aku ambil jalan lebih dekat. mau tak mau aku harus mengeluarkan tenaga ektrsa untuk menanjak.
"yakk teruss,, dikit lagi" ucap kamu dari belakang dengan wajah yang bekeringat.
"iaaaa.... terusss semangat" kamu terus bilang seperti itu dengan menepuk tangan.
"gue bantuin, tapi mie ayam lagi oke" ucap kamu ketawa pelan melihat aku yang kesusahan,
"gak perlu, gue bisa sendiri" jawab aku yang semakin kesal mengeluarkan seluruh tenaga yang ada di tangan aku. Hasilnya berhasil, aku dengan emosi langsung pergi tinggalin kamu.
"ohh mie ayam gue" celetuk kamu cukup keras.
Kamu tau, rasanya begitu senang saat membuktikan saat aku bisa melakukannya ketika orang meremehkannya, termasuk kamu, yang harus menolong aku, tetapi sebaliknya meledek aku dengan dalih menyemangatiku. di tambah meminta beli mie ayam.
aku mulai tau kenapa banyak orang yang menjauhi kamu, salah satunya kamu sering masuk sekolah kesiangan,, sering tidur di dalam kelas, sering bolos saat tak ada pelajaran dan sering keluar masuk raungan BK. maka dari itu orang tak mau menjadi teman kamu,
Di kelas satu terasa begitu singkat, sampai dimana pembagian jurusan IPA atau IPS, di situ aku yakin masuk ke IPA, tapi sayang aku gak bisa melihatnya di papan depan ruang kelapa sekolah,
disana para siswa kelas satu sudah bisa melihat hasil urutan jurusannya di terima IPA atau IPS dan juga termasuk kelasnya. harusnya aku gak perlu melihat secara langsung karena bu iren yang kasih tau ke aku nanti.
aku penasaran untuk memeriksanya sendiri, tapi sayang papan tulisnya terlalu tinggi, aku gak bisa lihat namaku sendiri.
"nama lo siapa?" ucap seseorang yang tak lain adalah kamu. yang tak pernah tau nama teman sekelasnya.
"gak perlu, pasti lo minta mie ayam" jawabku sedikit kesal melihat kamu.
"hahaha, udah kenyang gue makan ketoprak"
"andin, itu nama gue"ucapku antar butuh dan gak butuh bantuan kamu.
"prokk prokk prok" tiba-tiba kamu bertepuk tangan di depanku dan pergi begitu aja tanpa aku mengetahui hasilnya.
Sampai akhirnya bu iren sendiri yang memberikan hasilnya, Aku ranking satu, dan aku masuk IPA. dan kelas XI. IPA 1. yang banyak bilang isinya orang pintar semua termasuk aku.
Tapi satu hal yang membuat aku kaget yaitu, kamu ternyata kamu juga sekelas dengan aku lagi. sampai ada yang bilang. Si pintar dan si bodoh dalam satu kelas. sampai bu iren bilang ke aku kalau reynald menganggu bisa ia pindahkan ke kelas lain.
Untuk awal tak ada gangguan atau pun dari kamu, cuman kebiasaan kamu yang tak bisa di ubah. yaitu tidur. termasuk pelajaran bahasa inggris mr. darwin. dengan satu lemparan penghapus tepat mengarah ke kepala kamu.
seketika satu ruangan pun tertawa melihat aku langsung memasang ancang-ancang. termasuk aku ikut tertawa melihat tingkah konyolmu.
Dan lagi, kamu di hukum suruh baca satu halaman penuh bahasa inggris, aku siap-siap menutup kuping mencegah suara tak karuan saat kamu baca. sayangnya itu tak terjadi kamu mahir membaca seluruh halaman dengan benar. itu buat aku cukup kagum.
"lo mau olaharaga?" tanya kamu, saat aku tak bisa ikutan lagi namanya pelajaran penjaskes. satu-satunya yang tak bisa aku ikuti selama sekolah.
"gak usah, gue gak mua repotin lo, dan gue mau traktir mie ayam" kataku membuat kamu ketawa geli mendengarnya.
"gimana kita taruhan, kita balap lari dua kali keliling lapangan,"
"haa? gila lo, ngeledek gue karena gak bisa jalan??" jawabku kembali emosi, dan rasanya mau tinggalin kamu langsung.
"siapa yang ngeledek?, lo kan sahabatan kursi rodanya, terus balapan deh sama gue, ya kan?" jawab kamu.
"ayo siapa takut" sahut aku langsung kepinggir lapangan, dan seperti biasa aku di cegah untung masuk lapangan. padahal kursi rodaku sudah otomatis lagi, aku bilang aku masuk kesini karena kemauan aku sendiri dan resiko aku tanggung sendiri.
"siaapp, satu..... duaa... tigaaa" kamu langsung kasih aba-aba, dengan cepat aku memencet tombol kursi rodaku yang ternyata tak terlalu cepat. kamu di belakang aku belari pelan di belakangku.
"ayoo yang menang traktir mie ayam" ucap kamu belari di sebelahku dan mundur lagi ke belakang sampai aku yang menang balapan. dan traktir kamu mie ayam. itu pertama kalinya aku mengikuti pelajaran penjaskes.
Alasan aku mau melakukannya adalah kamu tak menganggap aku beda dengan orang lain. dan mie ayam sebagai alasan kamu mengalah. mulai dari sana kita semakin dekat, aku sudah menganggap sahabatku sampai aku menginjak kelas XII.
"sahabat terlalu dekat, jadi gue cuman teman lo aja, yang harusnya jadi sahabat yaitu kursi roda sendiri, karena keadaan bagaimana pun dia gak pernah tinggalin."
"jadi panggilan lo sahabat kuris roda" katamu seenaknya kasih julukan aku, di pikir-pikir kata kamu benar juga, selama ini kursi roda yang menemani dari mulai aku bangun dari kecelakaan itu, dan harus menerima aku memakai kursi roda sampai entah kapan.
"terus lo lulus UN kemana?" kamu temanin aku penjual pohon tak jauh perumahan aku, kita sengaja ketemuan di sini di hari minggu yang cukup cerah. kamu datang dengan celana kolor dan kaos oblong.
"kerja gue, gak ada duit,"
"ini pohon mangga, lo suka mangga?" tanya kamu mengalihkan pertanyaan tadi, aku mengangguk suka mangga padahal aku kurang suka mangga, kamu memilih bibit pohon mangga dan kasih ke aku.
"kita taruhan lagi untuk terakhir kalinya" kata kamu tiba-tiba saat sudah selesai meminta tolong menanamkan ke pengurus perumahan menanam bibit mangga.
"apa?" tanyaku.
"kalau hasil UN lo ranking satu, gue mau gue liat lo terapi buat bisa jalan," permintaan yang sangat konyol bagiku saat itu, aku sendiri pun tak yakin hal itu. tapi aku mengiakan.
"okeh, kalau gitu lo juga, kalau hasil UN lo dua puluh besar, gue mau lo dorong gue pas naik ke panggung buat penyerahannya, dan gue mau lakukan terapi?" jawabku.
"kok dua?" protes kamu, yang akhirnya kamu menyetujuinya, aku berharap ini candaan. dan tak pernah terjadi.
apa lagi sebelum UN, kamu tak pernah mengikuti tryout sama sekali, itu membuat aku semakin pesimis dengan taruhan kita. bisa di bilang jarak kita semakin jauh karena kamu jarang masuk menjelang UN.
Sampai UN tiba, aku tak pernah menyapa kamu sama sekali saat itu. kamu menghilang cukup lama sampai ada pengumuman hasil UN.
NIlai hasil UN aku terbaik di satu sekolah, dan tak ada nama kamu di dua puluh besar, bearti taruhan kita batal. aku merasa tak masalah tak bisa jalan seperti ini, tapi rasanya ada yang berbeda,
hari kelulusan pun tiba, aku tak semangat seperti biasanya. walau hari ini aku make up, dan memakai kebaya lengkap.
"andin putri laras" namaku di panggil untuk menerima penghargaan karena aku masuk ke seratus besar hasil UN nasional, dan terntunya nomor satu di sekolah.
aku menolak saat mama papa, bu irene, atau yang lainnya mendorongku ke atas panggung yang sudah di sesuaikan untuk aku bisa naik kesana dengan kursi roda.
banyak tak percaya aku akan bisa melakukannnya sendiri.
"haaa pasti bisa naik" kataku menyemangati diri sendiri,
"halo.... sahabat kursi roda" suara kamu tiba-tiba ada di belakangku,
"reeeyyyy" aku gak harus senang atau sedih, aku bisa lihat kamu lagi. tapi kamu gak pakai pakaian seperti siswa lainnya. hanya celana panjang yang lusuh dan kaos.
"gue selesain hasil taruhan kita" kata kamu langsung dorong kursi rodaku. Para siswa, guru, dan kepala sekolah tak berkata apa-apa melihat aku yang mau di dorong oleh reynald. kamu tau?, tiba-tiba aku menjadi semangat lagi. tapi itu tak berlangsung lama.
"lo harus tepatin janji yah, hidup dengan baik dari sekarang," kata kamu lebih sopan dari sebelumnya, seolah kita gak akan bertemu lagi.
"gak, satu syarat lagi kan gak terpenuhi, kalau lo gak dua puluh besar!" kataku cukup keras sampai para guru di sekitar aku terdiam,
"jadi gue gak akan lakuin terapi!!!" lanjutku, kamu hanya tersenyum dan turun dari panggung dengan lambaian tangan. Dan sekali lagi kamu menghilang, kali ini lebih lama. kamu menghilang sampai sekarang.
Dan kenapa aku mau melakukan terapi sampai akhirnya bisa berjalan, berjuang beberapa tahun sampai akhirnya bisa berjalan seperti ini karena. kamu tepatin janji kamu.
Setelah acara kelulusan selesai, besoknya bu iren kasih tau ke mama papa, hasil ujian orang bernama reynald. Ternyata kamu orang kedua dengan hasil UN terbaik di sekolah.
Dan tepat tahun lalu aku di kasih tau Bu Iren, salah satu alasan kamu menghilang kenapa, kamu di Drop Out dari sekolah, kamu di tangkap polisi karena membuat onar di pasar hampir melakukan pembunuhan disana dan beberapa orang terluka, daripada nama sekolah malu, kamu langsung di drop out.
Bu iren menyimpan semua alasannya selama ini, menutupi serapat-rapatnya, termasuk menjadi penanggung jawab menghadirkan kamu yang harus di jeruji besi untuk menepati taruhan kita.
Itu sangat berhasil, tapi aku berharap aku bisa bertemu kamu sekali aja, aku mau bilang terima kasih karena mau jadi teman aku, dan aku mau tepatin janjiku yang belum terlaksana sampai sekarang, memperilahtkanmu kalau aku bisa berjalan.
setiap minggu aku aku jogging dekat taman, diam sebentar kearah pohon mangga yang kita tanam dulu, sekarang sudah besar dan berbuah tahun lalu.
rasanya manis dari dugaanku, awalnya yang tak terlalu suka, sekarang aku sangat suka dengan mangga. kata penguruss taman, bulan depan bakal berbuah lagi. dan bakal kasih aku lagi. orang pertama yang cicipin hasil panen buah mangga.
apa itu ulah kamu rey, diam-diam kamu menyasikan dari kejauhan. melihat sahabat kursi roda sekarang sudah bisa berjalan seperti orang pada umumnya.
Tamat.
#note, maklumin kalau banyak susunan kata yang salah, maklum baru belajar para suhu, agan, sis.
Sahabat Kursi Roda
Sudah empat tahun, aku sudah tak memakai kursi roda, dan selama itu juga kamu menghilang setelah hari kelulusan tiba. disaat itu ternyata hari terkahir pertemuan kita.
Aku ingat pertama kita bertemu, tepat di hari senin. Hari dimana hari aku pertama masuk Sekolah SMA. aku baru saja naik ke kursi roda dan tiba-tiba seseorang langsung mendorong kursi roda ku, padahal itu kursi roda otomatis yang bisa aku gunakan tanpa harus bantuan orang lain.
tapi kamu mendorongnya menghindari kakak kelas dan guru yang mengawasi siswa terlambat. kamu mendorongnya sampai di belakang barisan. padahal aku tidak di anjurkan ikut upacara karena kondisiku seperti ini.
"makasih" ucapmu saat itu, dan langsung pergi entah kemana. tapi di saat itu juga pertama kali aku merasakan ikut upacara sejak aku duduk di kursi roda ini.
sinar matahari mulai meninggi, para siswa mulai merasakan pegal di kakinya, sesekali melirik aku yang duduk di kursi roda tanpa harus menahan pegal.
"Andin" ucap salah satu guru yang aku kenal saat daftar ke sekolah ini, guru itu bernama bu iren.
"saya carii ternyata kamu disini, tadi saya lihat kamu di dorong sama orang, kamu tau siapa?" aku hanya menggelengkan kepala. teman sekelas pun belum aku kenal, apa lagi kamu saat itu.
"ohh, ya ya saya paham, kalau begitu ikut sebentar" bu iren mendorong kursi rodaku menuju pinggir lapangan, ke tempat lebih teduh dari sebelumnya.
"antara empat orang itu, ada yang dorong kamu tadi?" tunjuk ke empat orang berdiri di pinggir lapangan juga.
bu iren menjelaskan mereka berempat orang yang melanggar kelengkapan upacara, orang yang tak berpakaian lengkap , tak memakai topi, dasi, dan celanana di atas mata kaki. dan kamu salah satu dari berempat.
aku menggatakan ia, mereka ada di antar empat tanpa menunjuknya siapa. bu iren juga bilang karena kamu dan ketiga lainnya orang yang susah di atur. dan aku di minta menjauh darinya.
saat itu aku baru sadar, ternyata kamu memanfaatkan aku agar biar gak terkena hukuman upcara, tapi hasilnya kamu tetap di hukum.
berdiri mengahadap bendera merah putih yang sudah menjulang tinggi, tak hanya itu kamu juga harus menghormat dengan kepala terus menatap bendera.
tepat di tengah pelajaran pertama mulai berjalan, kamu masuk dengan wajah muram dan bekeringat. aku agak terkejut karena kita sekelas, kamu duduk paling belakang sendirian. dan kamu sibuk sendiri.
berminggu-minggu aku mendengar kejelekan yang di bicarakan teman sebangku aku, membuat aku benar-benar tak ingin berurusan dengan kamu.
suatu hari aku memakai kursi manual, karena kursi roda otomatis aku rusak, tepatnya pelajaran penjaskes. aku hanya bisa melihat di depan kelas. menyaksikan orang-orang berlari keliling lapangan, bermain bola dan lainnya dengan bebas. itu membuat aku iri secara tak langsung.
"mereka deket karena cuman di jajanin doang sama lo" ucap kamu sambil menyeruput es dari plastik. ucapan yang paling pedas saat itu aku dengar.
"apa bukti? jangan asal ngomong!!" kataku gak terima dengan kata-kata kamu.
"ini buktinya, lo gak di ajak olahraga sama mereka, karena takut ngedorong orang kayak lo" jawab kamu lagi, membuat aku menjadi emosi.
"lo gak liat kondisi gue haa?" kataku meninggi. yang ada kamu tertawa geli mendengarnya, dengan santai terus menueruput es sambi jongkok di atas teras.
"terus kenapa lo milih disini gak kesana?"
"Ah gue tau, lo gak kuat kan kesana?" sambung kamu yang ternyata lebih cerewet dari kelihatannya.
"lo mau gue antar kesana?, traktir mie ayam aja, oke" katamu membuat aku semakin jengkel.
"gak usah, gue bisa sendiri!!" jawabku lagi penuh emosi, dan menjalankan kursi roda ke arah lapangan, tapi saat itu aku benar-benar kesulitan membelokan kursi rodaku sampai akhirnya roda kanannya menabtrak tiang.
"Yeee.. makanya jangan emosian, hampir jatuh kan lo" ucap kamu bersamaan dengan aku hampir tersungkur.
"gue bantuin kalau lo mau ke lapangan, " kamu meposisikan kursi rodaku lurus kearah lapangan, semua orang pun terkejut saat aku di pinggir lapangan. tapi tatapan mereka terlihat aneh.
tak lama, kamu langsung di panggil pak karim yang tak lain guru olahraga. kamu berlutut dan jitakan cukup keras langsung mengarah kepala kamu. Pak karim, memarahimu karena melihat kamu yang membawa aku kesini. seolah membuat aku dalam bahaya. dan lagi karena kondisi aku berada di kursi roda.
mau tak mau aku kembali masuk kelas, tapi aku menyaksikan kamu yang di hukum berlari keliling lapangan sepuluh kali. itu membuat aku sedikit merasa tak enak hati. harusnya aku menolak untuk di dorong.
Besoknya aku beliin kamu mie ayam sebagai pengganti rasa tak enak hati kepadamu.
"tau gitu gue beli minta dua porsi" jawab kamu yang membuat aku merasa menyesal membelikan kamu mie ayam.
"makasih ya" tapi ucapan itu membuat aku tak menjadi menyesal, karena kamu masih bisa sopan mengucapakan hal itu.
***
suatu hari dimana aku salah ambil jalan, yang harus jalannya memutar. tetapi aku ambil jalan lebih dekat. mau tak mau aku harus mengeluarkan tenaga ektrsa untuk menanjak.
"yakk teruss,, dikit lagi" ucap kamu dari belakang dengan wajah yang bekeringat.
"iaaaa.... terusss semangat" kamu terus bilang seperti itu dengan menepuk tangan.
"gue bantuin, tapi mie ayam lagi oke" ucap kamu ketawa pelan melihat aku yang kesusahan,
"gak perlu, gue bisa sendiri" jawab aku yang semakin kesal mengeluarkan seluruh tenaga yang ada di tangan aku. Hasilnya berhasil, aku dengan emosi langsung pergi tinggalin kamu.
"ohh mie ayam gue" celetuk kamu cukup keras.
Kamu tau, rasanya begitu senang saat membuktikan saat aku bisa melakukannya ketika orang meremehkannya, termasuk kamu, yang harus menolong aku, tetapi sebaliknya meledek aku dengan dalih menyemangatiku. di tambah meminta beli mie ayam.
aku mulai tau kenapa banyak orang yang menjauhi kamu, salah satunya kamu sering masuk sekolah kesiangan,, sering tidur di dalam kelas, sering bolos saat tak ada pelajaran dan sering keluar masuk raungan BK. maka dari itu orang tak mau menjadi teman kamu,
Di kelas satu terasa begitu singkat, sampai dimana pembagian jurusan IPA atau IPS, di situ aku yakin masuk ke IPA, tapi sayang aku gak bisa melihatnya di papan depan ruang kelapa sekolah,
disana para siswa kelas satu sudah bisa melihat hasil urutan jurusannya di terima IPA atau IPS dan juga termasuk kelasnya. harusnya aku gak perlu melihat secara langsung karena bu iren yang kasih tau ke aku nanti.
aku penasaran untuk memeriksanya sendiri, tapi sayang papan tulisnya terlalu tinggi, aku gak bisa lihat namaku sendiri.
"nama lo siapa?" ucap seseorang yang tak lain adalah kamu. yang tak pernah tau nama teman sekelasnya.
"gak perlu, pasti lo minta mie ayam" jawabku sedikit kesal melihat kamu.
"hahaha, udah kenyang gue makan ketoprak"
"andin, itu nama gue"ucapku antar butuh dan gak butuh bantuan kamu.
"prokk prokk prok" tiba-tiba kamu bertepuk tangan di depanku dan pergi begitu aja tanpa aku mengetahui hasilnya.
Sampai akhirnya bu iren sendiri yang memberikan hasilnya, Aku ranking satu, dan aku masuk IPA. dan kelas XI. IPA 1. yang banyak bilang isinya orang pintar semua termasuk aku.
Tapi satu hal yang membuat aku kaget yaitu, kamu ternyata kamu juga sekelas dengan aku lagi. sampai ada yang bilang. Si pintar dan si bodoh dalam satu kelas. sampai bu iren bilang ke aku kalau reynald menganggu bisa ia pindahkan ke kelas lain.
Untuk awal tak ada gangguan atau pun dari kamu, cuman kebiasaan kamu yang tak bisa di ubah. yaitu tidur. termasuk pelajaran bahasa inggris mr. darwin. dengan satu lemparan penghapus tepat mengarah ke kepala kamu.
seketika satu ruangan pun tertawa melihat aku langsung memasang ancang-ancang. termasuk aku ikut tertawa melihat tingkah konyolmu.
Dan lagi, kamu di hukum suruh baca satu halaman penuh bahasa inggris, aku siap-siap menutup kuping mencegah suara tak karuan saat kamu baca. sayangnya itu tak terjadi kamu mahir membaca seluruh halaman dengan benar. itu buat aku cukup kagum.
"lo mau olaharaga?" tanya kamu, saat aku tak bisa ikutan lagi namanya pelajaran penjaskes. satu-satunya yang tak bisa aku ikuti selama sekolah.
"gak usah, gue gak mua repotin lo, dan gue mau traktir mie ayam" kataku membuat kamu ketawa geli mendengarnya.
"gimana kita taruhan, kita balap lari dua kali keliling lapangan,"
"haa? gila lo, ngeledek gue karena gak bisa jalan??" jawabku kembali emosi, dan rasanya mau tinggalin kamu langsung.
"siapa yang ngeledek?, lo kan sahabatan kursi rodanya, terus balapan deh sama gue, ya kan?" jawab kamu.
"ayo siapa takut" sahut aku langsung kepinggir lapangan, dan seperti biasa aku di cegah untung masuk lapangan. padahal kursi rodaku sudah otomatis lagi, aku bilang aku masuk kesini karena kemauan aku sendiri dan resiko aku tanggung sendiri.
"siaapp, satu..... duaa... tigaaa" kamu langsung kasih aba-aba, dengan cepat aku memencet tombol kursi rodaku yang ternyata tak terlalu cepat. kamu di belakang aku belari pelan di belakangku.
"ayoo yang menang traktir mie ayam" ucap kamu belari di sebelahku dan mundur lagi ke belakang sampai aku yang menang balapan. dan traktir kamu mie ayam. itu pertama kalinya aku mengikuti pelajaran penjaskes.
Alasan aku mau melakukannya adalah kamu tak menganggap aku beda dengan orang lain. dan mie ayam sebagai alasan kamu mengalah. mulai dari sana kita semakin dekat, aku sudah menganggap sahabatku sampai aku menginjak kelas XII.
"sahabat terlalu dekat, jadi gue cuman teman lo aja, yang harusnya jadi sahabat yaitu kursi roda sendiri, karena keadaan bagaimana pun dia gak pernah tinggalin."
"jadi panggilan lo sahabat kuris roda" katamu seenaknya kasih julukan aku, di pikir-pikir kata kamu benar juga, selama ini kursi roda yang menemani dari mulai aku bangun dari kecelakaan itu, dan harus menerima aku memakai kursi roda sampai entah kapan.
"terus lo lulus UN kemana?" kamu temanin aku penjual pohon tak jauh perumahan aku, kita sengaja ketemuan di sini di hari minggu yang cukup cerah. kamu datang dengan celana kolor dan kaos oblong.
"kerja gue, gak ada duit,"
"ini pohon mangga, lo suka mangga?" tanya kamu mengalihkan pertanyaan tadi, aku mengangguk suka mangga padahal aku kurang suka mangga, kamu memilih bibit pohon mangga dan kasih ke aku.
"kita taruhan lagi untuk terakhir kalinya" kata kamu tiba-tiba saat sudah selesai meminta tolong menanamkan ke pengurus perumahan menanam bibit mangga.
"apa?" tanyaku.
"kalau hasil UN lo ranking satu, gue mau gue liat lo terapi buat bisa jalan," permintaan yang sangat konyol bagiku saat itu, aku sendiri pun tak yakin hal itu. tapi aku mengiakan.
"okeh, kalau gitu lo juga, kalau hasil UN lo dua puluh besar, gue mau lo dorong gue pas naik ke panggung buat penyerahannya, dan gue mau lakukan terapi?" jawabku.
"kok dua?" protes kamu, yang akhirnya kamu menyetujuinya, aku berharap ini candaan. dan tak pernah terjadi.
apa lagi sebelum UN, kamu tak pernah mengikuti tryout sama sekali, itu membuat aku semakin pesimis dengan taruhan kita. bisa di bilang jarak kita semakin jauh karena kamu jarang masuk menjelang UN.
Sampai UN tiba, aku tak pernah menyapa kamu sama sekali saat itu. kamu menghilang cukup lama sampai ada pengumuman hasil UN.
NIlai hasil UN aku terbaik di satu sekolah, dan tak ada nama kamu di dua puluh besar, bearti taruhan kita batal. aku merasa tak masalah tak bisa jalan seperti ini, tapi rasanya ada yang berbeda,
***
hari kelulusan pun tiba, aku tak semangat seperti biasanya. walau hari ini aku make up, dan memakai kebaya lengkap.
"andin putri laras" namaku di panggil untuk menerima penghargaan karena aku masuk ke seratus besar hasil UN nasional, dan terntunya nomor satu di sekolah.
aku menolak saat mama papa, bu irene, atau yang lainnya mendorongku ke atas panggung yang sudah di sesuaikan untuk aku bisa naik kesana dengan kursi roda.
banyak tak percaya aku akan bisa melakukannnya sendiri.
"haaa pasti bisa naik" kataku menyemangati diri sendiri,
"halo.... sahabat kursi roda" suara kamu tiba-tiba ada di belakangku,
"reeeyyyy" aku gak harus senang atau sedih, aku bisa lihat kamu lagi. tapi kamu gak pakai pakaian seperti siswa lainnya. hanya celana panjang yang lusuh dan kaos.
"gue selesain hasil taruhan kita" kata kamu langsung dorong kursi rodaku. Para siswa, guru, dan kepala sekolah tak berkata apa-apa melihat aku yang mau di dorong oleh reynald. kamu tau?, tiba-tiba aku menjadi semangat lagi. tapi itu tak berlangsung lama.
"lo harus tepatin janji yah, hidup dengan baik dari sekarang," kata kamu lebih sopan dari sebelumnya, seolah kita gak akan bertemu lagi.
"gak, satu syarat lagi kan gak terpenuhi, kalau lo gak dua puluh besar!" kataku cukup keras sampai para guru di sekitar aku terdiam,
"jadi gue gak akan lakuin terapi!!!" lanjutku, kamu hanya tersenyum dan turun dari panggung dengan lambaian tangan. Dan sekali lagi kamu menghilang, kali ini lebih lama. kamu menghilang sampai sekarang.
Dan kenapa aku mau melakukan terapi sampai akhirnya bisa berjalan, berjuang beberapa tahun sampai akhirnya bisa berjalan seperti ini karena. kamu tepatin janji kamu.
Setelah acara kelulusan selesai, besoknya bu iren kasih tau ke mama papa, hasil ujian orang bernama reynald. Ternyata kamu orang kedua dengan hasil UN terbaik di sekolah.
Dan tepat tahun lalu aku di kasih tau Bu Iren, salah satu alasan kamu menghilang kenapa, kamu di Drop Out dari sekolah, kamu di tangkap polisi karena membuat onar di pasar hampir melakukan pembunuhan disana dan beberapa orang terluka, daripada nama sekolah malu, kamu langsung di drop out.
Bu iren menyimpan semua alasannya selama ini, menutupi serapat-rapatnya, termasuk menjadi penanggung jawab menghadirkan kamu yang harus di jeruji besi untuk menepati taruhan kita.
Itu sangat berhasil, tapi aku berharap aku bisa bertemu kamu sekali aja, aku mau bilang terima kasih karena mau jadi teman aku, dan aku mau tepatin janjiku yang belum terlaksana sampai sekarang, memperilahtkanmu kalau aku bisa berjalan.
setiap minggu aku aku jogging dekat taman, diam sebentar kearah pohon mangga yang kita tanam dulu, sekarang sudah besar dan berbuah tahun lalu.
rasanya manis dari dugaanku, awalnya yang tak terlalu suka, sekarang aku sangat suka dengan mangga. kata penguruss taman, bulan depan bakal berbuah lagi. dan bakal kasih aku lagi. orang pertama yang cicipin hasil panen buah mangga.
apa itu ulah kamu rey, diam-diam kamu menyasikan dari kejauhan. melihat sahabat kursi roda sekarang sudah bisa berjalan seperti orang pada umumnya.
Tamat.
#note, maklumin kalau banyak susunan kata yang salah, maklum baru belajar para suhu, agan, sis.






a9r7a dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.1K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan