- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Perempuan Bulan


TS
Vieee111
Kisah Perempuan Bulan
Quote:

Perempuan itu ada di sana saat aku melangkah memasuki rumah makan Mbok Jum. Rambutnya yang panjang diikat asal-asalan, pun dengan pakaian yang digunakan, kaus putih yang sudah sedikit kecokelatan dipadu dengan rok hitam selutut. Penampilan yang terkesan berantakan untuk seorang perempuan. Ia duduk dengan kepala menunduk, seolah-olah sedang menghitung satu per satu butir nasi di atas piring yang terhidang di hadapannya.
Aku menarik kursi kayu tidak jauh dari tempat perempuan itu duduk. Sepasang mataku masih mengawasi diam-diam, berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada perempuan itu.
Alih-alih segera menghabiskan makanan yang dipesan, perempuan itu meletakkan sendok yang sejak tadi digenggamnya ke atas meja, lalu bangkit meninggalkan rumah makan tanpa mengucapkan apa-apa.
Mbok Jum yang melihat salah satu pembelinya pergi begitu saja sontak berteriak sambil berkacak pinggang, memaki-maki perempuan itu yang berlalu dengan cepat, tidak menghiraukan teriakan Mbok Jum yang sukses membuat seluruh pelanggan di warung makannya keheranan.
“Tenang, Mbok. Tenang. Orang-orang lagi pada makan.”
“Tenang, tenang, gundulmu! Itu perempuan gila tiap datang ke sini gak pernah bayar. Makanan yang dipesan juga cuma diaduk-aduk sampai anyep, habis itu pergi begitu saja.”
Aku terdiam sambil mencerna kata-kata Mbok Jum. Rasa penasaran yang memenuhi dada sejak pertama melihat perempuan itu kini semakin menjadi-jadi.
Aku lalu tersadar dari lamunan, menoleh ke belakang lalu mencari Mbok Jum yang sudah kembali ke warung, melayani pembeli yang baru datang.
“Mbok?”
“Apa? Mau makan apa?”
“Mbok tahu siapa perempuan itu?”
Mbok Jum yang sedang mengaduk-aduk nasi di dalam termos tiba-tiba terdiam. Sepasang matanya yang dihiasi celak tebal menatap tajam ke arahku.
“Gak tahu.”
Setelah jeda beberapa saat, Mbok Jum membalas singkat lalu kembali mengaduk-aduk nasi.
“Tapi dia sering datang ke sini?”
“Gak.”
“Tapi ....”
“Jadi kamu mau makan gak?”
Mbok Jum yang terlihat kesal, memelotot sambil berkacak pinggang.
“Iya. Menu seperti biasa. Tapi ngebon dulu, ya. Kiriman belum datang.”
***
Aku merebahkan tubuh ke atas kasur tipis kamar indekos. Pikiranku melayang-layang, memikirkan perempuan yang sebenarnya sudah dua kali saya lihat duduk di warung Mbok Jum saat waktu istirahat.
Sejak pertama kali melihatnya, aku sudah merasakan perasaan aneh. Perempuan itu hanya diam setiap kali datang ke warung makan. Kepalanya menunduk entah memikirkan apa, sementara tangan kanannya menggenggam sendok, sibuk mengacak-acak sepiring nasi di hadapannya. Aku masih terus memikirkan perempuan itu hingga jatuh tertidur.
Malamnya aku bersiap untuk bekerja sambilan di toserba yang buka 24 jam. Setelah memastikan penampilanku rapi, aku melangkah keluar kamar indekos menuju jalan besar, setelah beberapa kali membalas sapaan tetangga yang kebetulan bertemu dan sedang menongkrong di teras rumah mereka.
Malam musim kemarau yang dingin, beberapa kali memaksaku merapatkan jaket hitam yang kukenakan. Butuh waktu sekitar lima belas menit jalan kaki dari indekos ke toserba tempatku bekerja. Selain melewati kawasan rumah penduduk yang rapat dan saling impit, aku juga melewati beberapa tanah kosong yang gelap dan selalu menghadirkan aroma aneh.
Tiba-tiba aku menghentikan langkah saat melihat bayangan putih melangkah pelan tidak jauh dari tempatku berada. Sosok bayangan yang semula hanya berkelebat, lama-lama menjelma sosok tubuh yang semakin nyata. Sosok itu keluar dari kegelapan, melangkah pelan di depanku, menyusuri jalanan beraspal lalu berhenti tepat di depan toserba.
“Kamu ....”
Sosok perempuan itu menoleh ke belakang, menatapku dengan sepasang matanya yang sendu. Aku terperenyak, saat menyadari siapa sosok perempuan berambut panjang itu. Tidak salah lagi, dia adalah perempuan yang aku lihat di warung makan Mbok Jum siang tadi. Perempuan yang kini wajahnya terlihat jelas di bawah sinar bulan yang tiba-tiba benderang. Mau apa dia datang kemari?
(Bersambung)
0
303
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan