- Beranda
- Komunitas
- Anime & Manga
- Anime & Manga Haven
Sejarah Anime Hingga Sampai ke Indonesia


TS
Kreativv.com
Sejarah Anime Hingga Sampai ke Indonesia

Apa hal pertama yang terlintas setelah mendengar kata anime? Mungkin mengingat kembali judul-judul animasi Jepang yang pernah ditonton? Kata anime sendiri berasal dari animation, yang dalam pelafalan bahasa Jepang berubah menjadi animeshon. Kata itu kemudian disingkat menjadi anime. Kini sebutan anime berfungsi sebagai cara kebanyakan orang membedakan animasi Jepang dengan non-Jepang. Nah, bagaimana sih awal sejarah anime? Baca terus artikel ini ya!
Sejarah Anime
Sejarah anime berawal dari “Katsudo Shashin”. Secara harfiah, “Katsudo Shashin” berarti “Gambar Bergerak”. Anime singkat berdurasi tiga detik ini dibuat tahun 1907, namun strip filmnya baru ditemukan kembali pada tahun 2005. Di dalamnya terdapat rentetan gambar anak laki-laki yang menulis “活動写真”, melepas topi, dan memberi hormat.

Sumber: youtube.com/CD Vermelho
Film anime pertama Jepang lahir satu dekade kemudian, ketika Oten Shimokawa menciptakan Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki (1917). Meski durasi Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki hanya lima menit, proses pengerjaan film anime tersebut memakan waktu enam bulan. Selain itu, anime ini masih berupa film bisu alias tidak bersuara.
Sepuluh tahun berlalu, Amerika Serikat telah berhasil membuat film animasi bermusik latar. Di tahun yang sama, yakni tahun 1927, Jepang melakukan hal yang sama. Adalah Noburo Ofuji, orang Jepang pertama yang memakai suara musik dalam film anime karyanya: Kujira. Tiga tahun berselang, Ofuji kembali mencetak sejarah saat Kuro Nyago (1930) menjadi film anime perdana yang menggunakan suara musik dan menyertakan dialog.
Di tengah-tengah kecamuk Perang Dunia II, Mitsuyo Seo memproduksi film anime propaganda hasil adaptasi cerita legenda terkenal Jepang, Momotaro, berjudul Momotaro no Umiwashi (1943). Ini adalah film anime pertama dengan durasi lebih dari 30 menit. Sekuelnya, Momotaro: Umi no Shinpei (1945), tercatat sebagai film anime perdana yang dapat disebut sebagai feature-length animated film karena berdurasi panjang, yaitu sekitar 72 menit.

Sumber: youtube.com/Vulture
Setelah perang berakhir, perusahaan Toei Animation berdiri pada tahun 1948. Butuh waktu 10 tahun sampai akhirnya mereka mampu membuat film anime yang penuh warna dengan merilis Hakujaden (1958). Lalu, pada tahun 1961, sosok yang sudah terkenal sebagai komikus atau mangaka, Osamu Tezuka, terjun ke industri anime dengan merintis Mushi Production.
Tezuka inilah yang mengubah industri anime ketika karya yang dibuat berdasarkan manga ciptaannya, Astro Boy, tayang di televisi pada tahun 1963. Serial ini membuka jalan menuju ketenaran untuk anime. Astro Boy ini jadi animasi Jepang pertama yang suaranya diterjemahkan ke bahasa Inggris untuk ditayangkan di Amerika Serikat.
Baca Juga : Channel YouTuber Inspiratif Indonesia buat Para Anak Muda Kreatif!
Lalu bagaimana anime bisa sampai ke Indonesia? Begini ceritanya!
Masuknya Anime ke Indonesia
Berdasarkan dokumen animindo.net, anime pertama yang beredar secara luas di Indonesia adalah Wanpaku Omukashi Kumu Kumu. Sekitar akhir era 1970-an, anime ciptaan Yoshikazu Yasuhiko ini menghiasi stasiun televisi tunggal saat itu, TVRI, setiap sore pukul 17.30 WIB. Di Jepang, Wanpaku Omukashi Kumu Kumu tayang di TBS pada periode Oktober 1975-Maret 1976 dengan total 26 episode.

Sumber: tvbuzer.com
Kedatangan teknologi VCR, VHS, dan Betamax Player pada era 1980-an kemudian meramaikan ragam pilihan anime di Indonesia: Voltus V (Chodenji Mashin Voltes V), Red Shadow (Mazinger Z), Shogun Geta (Getta Robo), Wonder Six (Ginga Shippuu Sasuraiger), Lulu the Flower Girl (Hana no Ko Lunlun), Ikkyu San, Candy Candy, dan lain sebagainya.
Sekitar pertengahan era 1980-an, peredaran beberapa anime tadi mendadak terhenti. Kabarnya, pada waktu itu distributor anime Indonesia mengalami kebangkrutan karena terjadi pembajakan besar-besaran.
Sementara itu TVRI lebih memilih untuk menayangkan serial live-action atau tokusatsu seperti Ultraman, Goggle V, dan Megaloman. Semenjak itu eksistensi anime menghilang dari Indonesia selama beberapa tahun.
Seiring kemunculan stasiun-stasiun televisi baru, anime perlahan kembali eksis di Indonesia pada awal era 1990-an. RCTI, yang mengudara sejak tahun 1989, mulai menyiarkan Doraemon setiap Minggu pagi pada tahun 1991. Doraemon menjadi anime pertama yang mencapai tingkat popularitas begitu tinggi di Indonesia. Pada tahun 1995, Indosiar berdiri dan ikut ambil bagian dalam penyiaran anime dengan Dragon Ball yang juga tayang setiap Minggu pagi.

Sumber: rcti.tv
Di era awal 2000-an, SCTV mengikuti jejak RCTI dan Indosiar. Bekerja sama dengan Animax, SCTV membawa Samurai X masuk ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, SCTV menayangkan Samurai X dari Senin sampai Jumat pada pukul 15.00 WIB. Selain itu, setiap minggu pagi SCTV juga menyiarkan Arale (Dr. Slump) dan Makibao (Midori no Makibao).
Daftar anime di RCTI dan Indosiar juga terus bertambah. RCTI dengan Let’s & Go, Chibi Maruko Chan, Hamtaro, P-Man, One Piece, Crayon Shinchan, Yu-Gi-Oh!, dan Beyblade, sementara Indosiar dengan Digimon Adventure, Detective Conan, Inuyasha, Ninja Hattori, Pokémon, Crush Gear, dan Bleach.

Sumber: shinchanwall.blogspot.com
Pemain baru muncul pada pertengahan era 2000-an. TV7 (nantinya berganti identitas ke Trans7) rutin menayangkan Hachi, Captain Tsubasa, Slam Dunk, Nube, Hunter x Hunter, Ghost at School, Whistle, Yu Yu Hakusho, sedangkan Global TV (sebelum berubah menjadi GTV) menyiarkan Naruto dan Death Note.
Baca Juga : Film Zombie Bakal Terus Ada
Memasuki era 2010-an, perlahan tapi pasti anime menghilang dari layar televisi Indonesia. Beberapa harus mengalah karena jam tayangnya tergusur sinetron dan FTV yang lebih laris secara rating. Beberapa terpaksa angkat kaki akibat stasiun TV yang menyiarkannya mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), seperti Dragon Ball dan Crayon Shinchan.
Meski kini jumlah anime yang tayang di televisi tak lagi sebanyak era 1990-an dan 2000-an, kecanggihan internet membuat para penikmat anime tetap punya alternatif lain.
Kehadiran komunitas-komunitas pecinta berat anime bahkan membantu penyajian anime dengan subtitle berbahasa Indonesia hanya beberapa hari setelah tayang di Jepang. Jauh lebih cepat ketimbang masa jaya anime di televisi.
Acara besar yang berhubungan dengan anime juga baru ada di Indonesia setelah masa keemasan anime di televisi berakhir, sebut saja Anime Festival Asia (AFA) dan Indonesia Comic Con (ICC). Bahkan sejak tahun 2012, AFA selalu mengadakan acara di Indonesia (meskipun tidak akan ada lagi mulai tahun ini).
Jadi, begitulah kira-kira sejarah anime hingga sampai ke Indonesia. Setelah menulis ini, rasanya kami ingin bernostalgia dengan kembali menyaksikan Doraemon di RCTI pada Minggu pagi nanti.
Baca Juga : Pak Raden: Dari Suyadi untuk Anak-anak Indonesia
Apakah sekarang kalian masih suka mengikuti anime?


challramadhan memberi reputasi
1
835
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan