Kaskus

Entertainment

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Moeldoko Butuh Musuh Pesantren Lawan Kyai Cikeas
Spoiler for Moeldoko:


Spoiler for Video:



Hingga saat ini drama kudeta Partai Demokrat belum juga usai. Berbagai tanggapan muncul, berbagai dukungan timbul. Tak hanya demokrat yang terbagi, kalangan di luar partai pun saling berbeda pendapat dan memiliki alasannya masing-masing dalam mendukung salah satu kubu. 

Salah satu yang menarik penulis adalah dukungan dari 10 kiai NU pengurus pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur, kepada Demokrat Kubu AHY.

"10 Kyai NU Pengasuh Pondok Pesantren di Banyuwangi memilih bergabung dengan Partai Demokrat hari ini (12/3) karena sikap Ketum @AgusYudhoyono yang selalu berusaha hadir di tengah masyarakat," kata cuitan akun Twitter @PDemokrat.

Demokrat kubu AHY menambahkan bahwa para Kyai NU tersebut juga menyatakan sikap menolak KLB dan mendukung kepemimpinan AHY.

Sumber : WartaEkonomi[Digoyang Moeldoko, 10 Kiai NU Nyatakan Dukungan ke Demokrat Kubu AHY]

Dari pemberitaan itu, kita dapat menduga meski kiai NU yang mendukung Demokrat kubu AHY baru 10 orang, namun jumlah itu dapat bertambah.

Dukungan dari pihak pesantren NU ini tentunya dapat membahayakan posisi Moeldoko dalam merebut Partai Demokrat. Apalagi NU memiliki basis massa yang sangat besar. Ia tentu akan kalah angin jika memutuskan melakukan hal yang serupa. Maka secara logika, jika Moeldoko ingin mendapatkan basis massa pendukung yang besar pula, maka ia butuh lebih banyak pihak yang berlawanan dengan pesantren.

Berlawanan di sini, bukan berarti Moeldoko asal menarik pendukung. Pihak yang berlawanan dengan pesantren haruslah pihak yang memiliki sudut pandang tak sejalan dengan pesantren atau bahkan acap kali dianggap ‘menghina’, namun memiliki argumentasi kuat mengapa mereka mengkritisi tradisi koruptif di pesantren. Tujuannya adalah untuk mendowngrade posisi Cikeas dan dukungan Pesantren terhadap Demokrat Kubu AHY sebagai salah satu bentuk tradisi koruptif dari pesantren.

Pihak yang memiliki pandangan bahwa pesantren mempunyai tradisi koruptif adalah mantan kader Demokrat Zara Zettira. Pada tahun 2019 lalu, akun Zara Zattira menuliskan kalimat yang disebut menghina pesantren. Dia awalnya me-retweet berita tentang skandal bertubi-tubi di Kementerian Agama.

"Tradisi Pesantren jangan dibawa ke Kementrian, camkan!" cuit akun Zara Zettira pada 5 Juli 2019 lalu. Tangkapan layar itu pun viral, hingga menjadi trending dan memunculkan tagar #ZarazettiraHinaPesantren.

Terkait hal itu, Sekjen PPP Arsul Sani pernah meminta kepada Kepolisian agar kelakuan Zara diusut. Namun, hingga saat ini kasus tersebut menghilang begitu saja. 

Sumber : Detik [PPP Minta Bareskrim Usut Akun Zara Zettira yang Disebut Hina Pesantren]

Akibat dari cuitannya itu, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon langsung angkat bicara dan menyebut jika benar cuitan yang diduga menghina pesantren itu dari kadernya maka ia minta maaf.

Semenjak kasus hinaan pesantren itu, kemungkinan hubungan Demokrat dengan Zara menjadi renggang. Kabarnya, Zara Zettira kini telah keluar dari PD. Meski tidak disebutkan kapan, namun diduga setelah kasus pesantren itu viral.

Sumber : Detik [Demokrat Minta Tak Dikaitkan #ZarazettiraHinaPesantren]

Hal yang cukup menarik adalah, pada awal mula kemunculan kisruh Partai Demokrat Zara terlihat mendukung Moeldoko saat Mantan Panglima TNI itu menjawab isu kudeta PD dari AHY pada 3 Februari 2021 lalu. Dukungan itu bisa jadi karena posisi Zara yang kini telah berseberangan dengan Demokrat.





Sosok selanjutnya adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kesan penista agama tentu melekat erat pada Ahok beberapa tahun yang lalu. Kesan ini tentunya, menyebabkannya masih memiliki friksi terhadap pesantren dan kyai-kyai NU. Bahkan saat menjadi Komisaris Utama Pertamina pun Ahok masih disindir terkait penistaan agama yang ia lakukan. Hal ini terjadi dalam acara milad ke-9 Pondok Pesantren Motivasi Indonesia secara virtual, akhir Februari 2021 lalu. Dalam perlehatan itu, Ahok mengisi diskusi yang bertema ‘Pandemi dan Geliat Kemandirian Pesantren’.

Di sela diskusi, Ketua Divisi Usaha LD-PBNU KH Ahmad Nurul Huda Haem menyindir bahwa Ahok telah menjadi ‘Nabi’ usai dipenjara. "Saya mau komentari dulu, Pak Ahok ini gagasan-gagasannya kan luar biasa sekali tadi yang disampaikan beliau itu ya, jadi rasanya tidak salah kalau beliau sejak keluar dari Mako Brimob jadi 'nabi'," kata Nurul Huda.

Nabi di sini merupakan singkatan dari narapidana binaan. Candaan itu pun membuat semua narasumber tertawa. Sedangkan Ahok hanya menimpalinya dengan mengatakan jika bercanda kelewatan bisa masuk ‘kuliah’ lagi. Ia kini lebih berhati-hati.

Sumber : Detik[Kiai NU Cerita Candaan Ahok soal Band 'Narapidana Binaan' Usai Bebas]

Uniknya, status mantan narapidana penista agama Ahok juga pernah disindir Partai Demokrat saat 2019 lalu dimana pemerintah berencana merekrut Ahok sebagai pimpinan perusahaan BUMN.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Syarif Hasan mengaitkan Ahok dengan rencana KPU yang melarang mantan narapidana kasus korupsi menjadi calon kepala daerah pada Pilkada 2020. Menurutnya, dewasa ini perlu selektif memilih pejabat negara. 

Sumber : CNN Indonesia [Ahok ke BUMN, Demokrat Ungkit Status Mantan Napi]

Berdasarkan paparan tersebut, maka kita dapat ambil kesimpulan bahwa baik Zara Zettira maupun Ahok adalah sosok kontra tradisi koruptif pesantren yang cukup frontal mengobarkan pendapatnya di ruang publik. Keduanya berseberangan posisi pula dengan Cikeas karena satu dan lain hal.

Oleh karena itu, ada baiknya Moeldoko sebaiknya merangkul Ahok, Zara Zettira, dan tokoh sekuler anti pesantren lainnya, untuk meminimalisi. peningkatan dukungan pesantren NU kepada Cikeas soal sengketa Demokrat.
Diubah oleh NegaraTerbaru 22-03-2021 23:13
0
809
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan