21 Maret 1788, saat rakyat New Orleans, Louisiana tengah menikmati suasana Jum'at Agung yang syahdu, mereka dikejutkan dengan munculnya api besar yang berasal dari kediamannya seorang petinggi militer bernama Don Vincente Jose Nuñez. Lokasinya berada di 619 Chartres Street. Seharusnya, para warga membunyikan lonceng tanda bahaya, namun karena hal itu dianggap dapat mengganggu kekhusyukan Jum'at Agung, mereka memilih untuk tidak membunyikannya. Sayang sekali, itu adalah sebuah kesalahan yang sangat-sangat fatal.

Butuh waktu sekitar 1 jam bagi api untuk membakar 80% wilayah New Orleans, Louisiana. Sementara itu, butuh waktu beberapa jam bagi warga dan aparat setempat untuk memadamkan api. Tidak diketahui apa penyebab utama dari kebakaran tersebut, namun alasan bagaimana api tersebut bisa merambat dengan cepat adalah karena hembusan angin kencang dan bahan bangunan juga tempat fasilitas umum di New Orleans yang mayoritas masih berbahan dasar kayu. Tidak diketahui juga apakah ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun yang pasti, ada banyak sekali warga New Orleans yang harus kehilangan rumahnya.

Proses pembangunan ulang kota pun langsung dikerjakan dan memakan waktu bertahun-tahun. Nahas, selang 6 tahun proyek pembangunan, New Orleans kembali dilanda kebakaran besar lagi. Kejadiannya terjadi pada tanggal 8 Desember 1794. Pada kejadian tersebut, sebanyak 212 gedung di sana ludes terbakar, termasuk gedung pemerintahan kolonial Spanyol (karena pada saat itu, New Orleans berada di bawah kekuasaan kolonial Spanyol) yang dinamakan Cabildo. Lagi-lagi, pihak berwenang tutup mulut soal penyebab utama kebakaran dan kemungkinan adanya korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Usai dilanda kebakaran besar yang membumihanguskan kota sebanyak 2 kali, pihak aparat baru memutuskan untuk membangun ulang rumah warga dan tempat fasilitas umum dengan bentuk arsitektur yang baru. Mereka mengganti bahan utama bangunannya menggunakan batu bata, membuat fondasi bangunan yang kokoh dengan penyangga dan juga pagar besi.



Cabildo