- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Malioboro Sesepi Ini Sebelum Pandemi, Serius?


TS
mayyarossa
Malioboro Sesepi Ini Sebelum Pandemi, Serius?
Selasa Wagen
Malioboro sepi? Masa, sih?
Gak ada pedagang kaki 5?
Wah, kaya kota mati dong!
Malioboro tanpa kendaraan bermotor?
Gak mungkin, sih.
Akan tetapi, memang iya kok. Wah, ada apa ya?
Yoyoyo, selamat datang di trit ane, MayyaRossa, penyaji trit informatif dan inspiratif.

Malioboro sesepi ini, Gaess
GanSist, tahu dong Malioboro? Itu tuh, kawasan pertokoan di pusat kota Jogja yang memanjang dari Ngejaman/utara Nol kilometer Jogja, hingga Stasiun Tugu. Kalo Gansist berkunjung atau lewat di kawasan ini, pasti ramai sekali, baik oleh pejalan kaki, maupun kendaraan bermotor. Bukan rame karena suara ane, ya.
Nah, tahukah GanSist, ada satu hari di mana Malioboro "beristirahat" dari hiruk pikuk kota?
Selasa Wage.
Ya, di hari Selasa Wage ini, pedagang kaki lima yang berderet memanjang dari utara ke selatan, baik di timur jalan atau barat jalan, tutup semua. Mereka bekerja bhakti mulai pukul 7 pagi membersihkan sepanjang Malioboro, terutama membersihkan sekitar lapak mereka. Beberapa temen ane ada yang mencari rezeki di sana. Katanya, bila ada yang tak datang untuk kerja bhakti, maka akan didenda.
Mengapa dipilih hari Selasa Wage? Tentu ada alasannya dong, GanSist. Selasa Wage adalah hari lahir Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Kendaraan bermotor juga tak boleh memasuki wilayah jalan Malioboro, kecuali TransJogja sih ya. Untuk andong dan becak sih, masih diperbolehkan melintas.
Tak hanya itu. Sepanjang hari, akan disuguhkan sajian budaya, seperti street dance. Menariknya, para penonton boleh ikut menari bersama/beksan sesarengan. Tari yang ditampilkan pun beragam, berganti dari jam ke jam.

Flash Mob/Beksan Sesarengan
Kegiatan Selasa Wagen ini berawal sejak 26 September 2017. Sejak saat itu Malioboro mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Dilakukan penataan ulang kawasan ini, dengan memperlebar jalur pedestrian. Penataan ini mungkin sedikit banyak hampir sama dengan kawasan Champ Elyses di Jerman, di mana tempat untuk pejalan kaki lebih luas daripada untuk kendaraan bermotor.

Jalan serasa milik sendiri, Gaess
Jalan yang tadinya ada dua ruas, sekarang tinggal satu ruas. Jalur lambat difungsikan sebagai area pedestrian. Di hari Selasa Wage ini, pengunjung bebas menikmati Malioboro dengan berjalan kaki. Pengunjung bisa foto-foto dengan asyik.
Suasana lengang tanpa kendaraan bermotor ini pun jadi mengingatkan ane pada Malioboro tempo dulu. Ya, sekitar tahun 90-an, saat ane masih pake putih merah nih. Saat itu, banyak seniman jalanan yang nongkrong di Malioboro. Ada seniman lukis, seniman tatto, penyair, bahkan penyanyi jalanan. Inspirasi seni sering mereka dapatkan di sini. Sekarang, keberadaan mereka sudah jarang sekali. Kalaupun ada, hanya beberapa seniman calung, ada sekitar empat titik di Malioboro.

Malioboro di hari biasa. Rame banget kan Gansist.
So, kalo Agan Sista pingin ngerasain sensasi gimana "sepinya" Malioboro, coba datang hari Selasa Wage ke Jogja. Dijamin, kalian akan puas menikmati Malioboro tanpa kemacetan.
Sumber Gambar dan Referensi:
1. Opini Pribadi
2. Di sini
3. Di sini
4. Di sini
Jogja, medio Maret 2021
Dari ane, yang punya rumah deket ama Malioboro.
Malioboro sepi? Masa, sih?
Gak ada pedagang kaki 5?
Wah, kaya kota mati dong!
Malioboro tanpa kendaraan bermotor?
Gak mungkin, sih.
Akan tetapi, memang iya kok. Wah, ada apa ya?
Yoyoyo, selamat datang di trit ane, MayyaRossa, penyaji trit informatif dan inspiratif.

Malioboro sesepi ini, Gaess
GanSist, tahu dong Malioboro? Itu tuh, kawasan pertokoan di pusat kota Jogja yang memanjang dari Ngejaman/utara Nol kilometer Jogja, hingga Stasiun Tugu. Kalo Gansist berkunjung atau lewat di kawasan ini, pasti ramai sekali, baik oleh pejalan kaki, maupun kendaraan bermotor. Bukan rame karena suara ane, ya.
Nah, tahukah GanSist, ada satu hari di mana Malioboro "beristirahat" dari hiruk pikuk kota?
Selasa Wage.
Ya, di hari Selasa Wage ini, pedagang kaki lima yang berderet memanjang dari utara ke selatan, baik di timur jalan atau barat jalan, tutup semua. Mereka bekerja bhakti mulai pukul 7 pagi membersihkan sepanjang Malioboro, terutama membersihkan sekitar lapak mereka. Beberapa temen ane ada yang mencari rezeki di sana. Katanya, bila ada yang tak datang untuk kerja bhakti, maka akan didenda.
Mengapa dipilih hari Selasa Wage? Tentu ada alasannya dong, GanSist. Selasa Wage adalah hari lahir Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Kendaraan bermotor juga tak boleh memasuki wilayah jalan Malioboro, kecuali TransJogja sih ya. Untuk andong dan becak sih, masih diperbolehkan melintas.
Tak hanya itu. Sepanjang hari, akan disuguhkan sajian budaya, seperti street dance. Menariknya, para penonton boleh ikut menari bersama/beksan sesarengan. Tari yang ditampilkan pun beragam, berganti dari jam ke jam.

Flash Mob/Beksan Sesarengan
Kegiatan Selasa Wagen ini berawal sejak 26 September 2017. Sejak saat itu Malioboro mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Dilakukan penataan ulang kawasan ini, dengan memperlebar jalur pedestrian. Penataan ini mungkin sedikit banyak hampir sama dengan kawasan Champ Elyses di Jerman, di mana tempat untuk pejalan kaki lebih luas daripada untuk kendaraan bermotor.

Jalan serasa milik sendiri, Gaess
Jalan yang tadinya ada dua ruas, sekarang tinggal satu ruas. Jalur lambat difungsikan sebagai area pedestrian. Di hari Selasa Wage ini, pengunjung bebas menikmati Malioboro dengan berjalan kaki. Pengunjung bisa foto-foto dengan asyik.
Suasana lengang tanpa kendaraan bermotor ini pun jadi mengingatkan ane pada Malioboro tempo dulu. Ya, sekitar tahun 90-an, saat ane masih pake putih merah nih. Saat itu, banyak seniman jalanan yang nongkrong di Malioboro. Ada seniman lukis, seniman tatto, penyair, bahkan penyanyi jalanan. Inspirasi seni sering mereka dapatkan di sini. Sekarang, keberadaan mereka sudah jarang sekali. Kalaupun ada, hanya beberapa seniman calung, ada sekitar empat titik di Malioboro.

Malioboro di hari biasa. Rame banget kan Gansist.
So, kalo Agan Sista pingin ngerasain sensasi gimana "sepinya" Malioboro, coba datang hari Selasa Wage ke Jogja. Dijamin, kalian akan puas menikmati Malioboro tanpa kemacetan.
Sumber Gambar dan Referensi:
1. Opini Pribadi
2. Di sini
3. Di sini
4. Di sini
Jogja, medio Maret 2021
Dari ane, yang punya rumah deket ama Malioboro.
Diubah oleh mayyarossa 15-03-2021 19:35




pein666 dan iissuwandi memberi reputasi
2
1.2K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan