- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Shijiazuang Bombing : Pembunuhan Massal Terparah di Tiongkok di dekade 2000-an


TS
diaz420
Shijiazuang Bombing : Pembunuhan Massal Terparah di Tiongkok di dekade 2000-an
Quote:

Pada tanggal 16 Maret 2001, kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, Tiongkok Utara diterpa oleh serangkaian ledakan bom yang meluluhlantakkan sebagian wilayahnya. Bom pertama meledak pada pukul 04:16 pagi waktu setempat di sebuah kontrakan di dekat tempat penggilingan kapas. Tak butuh waktu lama bagi bom kedua untuk meledak setelahnya. Sekitar seperempat jam kemudian pada pukul 04:30 pagi waktu setempat, bom ketiga meledak di dekat tempat konstruksi bangunan. Pada pukul 04:45 pagi waktu setempat, sebuah perusahaan perangkat keras (hardware) hancur akibat ledakan bom yang dipasang si pelaku. Bom terakhir meledak pada pukul 05:01 pagi di Gang Ke-12, Jalan Minjin (Minjin Street). Kejadian tersebut merenggut nyawa 108 orang dan melukai 38 orang lainnya, menjadikannya sebagai peristiwa “Pembunuhan Massal Terparah di Tiongkok” pada dekade 2000-an. Salah seorang cendekiawan bernama Andrew Scobellmenobatkan peristiwa tersebut sebagai “Serangan Teroris Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Tiongkok”.

Titik Pusat Ledakan Bom
Keterangan : 1. Tempat Penggilingan Kapas
2. Tempat Konstruksi Bangunan
3. Perusahaan Perangkat Keras (Hardware)
4. Gang di Jalan Minjin (Minjin Street)
Pertanyaannya adalah siapakah orang yang tega melakukan itu semua? Sebetulnya ada 3 orang pelaku yang terlibat dalam peristiwa pengeboman kota Shijiazhuang, namun salah satu diantara mereka adalah dalang utama dibalik pengeboman tersebut.

Foto di atas adalah foto si pelaku utama. Sesuai caption foto tadi, nama si pelaku adalah Jin Ruchao. Pria kelahiran 7 Desember 1960 itu terbukti bersalah usai terbukti membeli seperangkat bom dari tangan 2 pelaku lainnya, yaitu Wang Yushun & Hao Fengqin. Sedikit informasi mengenai si pelaku, pada usianya yang ke-8, telinganya mengalami infeksi dan membuatnya harus kehilangan pendengarannya. Akibatnya, Ia mulai menjadi seorang yang pendiam dan penyendiri. Ia adalah korban perundungan a.k.a. bullying saat Ia masih sekolah. Saat menginjak bangku SMP, Ia memutuskan untuk putus sekolah karena tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolah. Untuk membiayai kehidupannya, Jin bekerja sebagai pegawai di sebuah pabrik tekstil.
Kehidupan keluarga Jin bisa dibilang sangat rumit. Ia dikabarkan memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan keluarganya, termasuk orang tua, istri dan mertuanya. Pada tahun 1988, Jin sempat mendekam di penjara akibat tuduhan kasus pemerkosaan. Singkat cerita, Jin pun dibebaskan dari penjara dan kembali menjalani kehidupannya yang “normal”. Pada tahun 1994, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan lalu lintas. Ia harus kehilangan sang Ibu yang meninggal akibat kecelakaan tersebut. Beruntung, sang Ayah masih bisa selamat walaupun mengalami luka parah. Sejak dulu, Jin biasa menuangkan isi hati dan pikirannya dengan menulis buku harian atau diary. Dalam diary tersebut, terdapat catatan yang menyatakan kalau Jin sebenarnya menyimpan curiga kepada istri dan mertuanya. Ia juga menulis dalam diary tersebut kalau orang yang mencelakai orang tuanya adalah keluarga dari istrinya sendiri. Intinya kebencian Jin terhadap istri dan mertuanya sudah semakin dalam sejak kecelakaan itu.
Berdasarkan hasil investigasi, bom yang digunakan oleh Jin terdapat unsur amonium nitrat di dalamnya. Menurut Wikipedia :
Quote:
Amonium nitratadalah suatu senyawa kimia, yang merupakan garam nitrat dari kation amonium. Senyawa ini memiliki rumus kimia NH4NO3, disederhanakan menjadi N2H4O3. Senyawa ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air. Senyawa ini utamanya digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kaya-nitrogen. Penggunaan utama lainnya adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil. Senyawa ini adalah penyusun utama ANFO, sebuah industri peledak populer yang menyumbang 80% bahan peledak yang digunakan di Amerika Utara; formulasi serupa telah digunakan dalam alat peledak terimprovisasi. Banyak negara menghapusnya dalam aplikasi konsumen karena kekhawatiran akan potensi penyalahgunaannya.
Bom ini Ia dapatkan dari Wang Yushun dan Hao Fengqin yang kebetulan merupakan perakit bom ilegal yang tinggal di sekitaran Shijiazhuang. Jin membeli bom tersebut seharga 950 RMB/Renminbi ($115 atau 1,6 juta Rupiah).
Usai mendapatkan bom tersebut, Jin pergi ke Tianjin untuk menemui selingkuhannya. Coba tebak apa yang akan Ia lakukan terhadap selingkuhannya? Jawabannya adalah Jin membunuhnya. Saat ditanya apa alasannya...emang random aja. Dia emang pengen ngebunuh aja, udah gitu doang. Selesai membunuh selingkuhannya, Jin kembali ke Shijiazhuang untuk kembali menemui Wang. Bersama Wang, Jin merakit dan melakukan uji coba terhadap bomnya. Ia melakukan itu bersama Wang sejak tanggal 12 Maret sampai 14 Maret. Setelah dirasa semuanya siap, Jin pun mulai mengirimkan bom-bom buatannya.
Pada awalnya, Jin meminta bantuan kepada seorang supir truk untuk mengantarnya ke lokasi target. Sepanjang perjalanan, Jin dan si supir truk saling berbincang-bincang. Penasaran dengan isi dari bungkusan yang dibawa oleh Jin, si supir truk pun menanyakan apa isinya. Dan saat ditanya, Jin menjawab kalau itu cuma “makanan Ayam”. Merasa curiga dengan Jin, sang supir menurunkan Jin di tengah jalan dengan alasan beda jalur. Jin pun terpaksa harus jalan kaki untuk sampai ke tujuan.
Pertama-tama, Jin meletakkan bom pertamanya di sebuah gedung kosong di dekat sebuah perkampungan. Kemudian, dengan menaiki Bajaj (mungkin? soalnya di sumbernya tertulis kendaraan roda 3) Jin mengantarkan 4 bom lainnya sesuai dengan titik lokasi yang udah Ane sebutin sebelumnya. Jin sempat tertidur sebentar sebelum akhirnya Ia pergi dari lokasi. Proses penyimpanan bom tersebut dimulai pada pukul 20:00 waktu setempat, tepat di tanggal 15 Maret. Barulah pada waktu subuh, bom pun diledakkan.
Pasca kejadian, pemerintah Tiongkok mengeluarkan sebuah surat pencarian dan memberikan imbalan sebesar 100,000 RMB ($12.000 atau sekitar 172 juta Rupiah) bagi siapapun yang berhasil menangkap pelakunya. Sekitar 11 hari usai kejadian, Jin Ruchao akhirnya berhasil ditangkap di Beihai, Guangxi. Wang Yushun dan Hao Fengqin pun ikut tertangkap setelahnya. Ada sebuah fakta menarik mengenai titik pusat bom tersebut. Rupanya, tak jauh dari titik pusat ledakan bom tersebut, terdapat tempat tinggal dimana istrinya Jin tinggal. Selain istri, mertua dan orang tua Jin juga tinggal tak jauh dari TKP. Dan mereka adalah korban jiwa sekaligus target pembunuhan Jin. Niatnya membantai keluarga sendiri, malah orang lain yang kena…
Pada 29 April 2001, Jin, Wang dan Hao dieksekusi mati dengan cara diledakkan oleh 1.300 pon (sekitar 590 kilogram) bahan peledak.

Salah satu foto terakhir dari Jin Ruchao sebelum dieksekusi mati dengan cara diledakkan
Source : Shijiazuang Bombing




sposolo dan yeduoka memberi reputasi
2
2.2K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan