- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Uskup di AS Minta Umat Katolik Tolak Vaksinasi dengan Vaksin Johnson & Johnson
TS
dragonroar
Uskup di AS Minta Umat Katolik Tolak Vaksinasi dengan Vaksin Johnson & Johnson
Uskup di AS Minta Umat Katolik Tolak Vaksinasi dengan Vaksin Johnson & Johnson
Kamis, 11 Maret 2021 19:10 Reporter : Hari Ariyanti
Ilustrasi Vaksin Covid-19. ©2020 REUTERS
Merdeka.com - Saat pemeirntah dan pakar kesehatan di AS mendorong warga Amerika disuntik vaksin Covid-19, beberapa uskup Katolik meminta anggota gereja jangan mau divaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson ketika tersedia alternatif lain.
Konferensi Uskup Katolik AS, termasuk sedikitnya enam keuskupan lainnya dari seluruh AS telah mengeluarkan pernyataan mengungkapkan “perhatian moral” terkait vaksin Johnson & Johnson karena menggunakan sel yang ditanam dalam laboratorium yang merupakan turunan dari sel yang diambil pada 1980-an dari jaringan janin yang digugurkan.
Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin ketiga yang disetujui penggunaannya di AS. Tak seperti vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna -- vaksin Johnson & Johnson hanya mewajibkan satu suntikan dan bisa disimpan dalam suhu normal lemari pendingin sehingga mudah didistribusikan.
Sebelum otorisasi penggunaan darurat diberikan AS kepada vaksin Johnson & Johnson, Kantor doktrinal untuk Gereja Katolik Roma - Kongregasi untuk Doktrin Iman - mengatakan "secara moral dapat diterima untuk menerima vaksin Covid-19 yang telah menggunakan jalur sel dari janin yang diaborsi dalam proses penelitian dan produksi mereka."
Pernyataan baru dari Konferensi Uskup kontra dengan sebuah catatan yang disetujui Paus Fransiskus, yang menerima vaksin pada Januari lalu.
Menurut pernyataan para uskup, jika memungkinkan sebaiknya pilih vaksin Pfizer dan Moderna daripada vaksin Johnson dan Johnson, tapi "secara moral dapat diterima" untuk menerima vaksin tersebut ketika tak ada pilihan lain.
“Mengingat penderitaan di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi ini, kami menegaskan kembali bahwa vaksinasi dapat menjadi tindakan amal demi kebaikan bersama,” jelas pernyataan tersebut, dikutip Kamis (11/3).
Sementara itu, Johnson & Johnson menyampaikan dalam pernyataannya kepada CNN: “Kami bangga bisa memperkenalkan vaksin Covid-19 kami kepada dunia dan berkontribusi mengakhiri pandemi. Suntikan tunggal vaksin Covid-19 kami menggunakan vektor adenovirus non-infektif yang tidak aktif - mirip dengan virus flu - yang mengkode protein "lonjakan" (S) virus corona, dan tidak ada jaringan janin dalam vaksin.”
“Kami bisa memproduksi ratusan juta dosis menggunakan rekayasa jaringan sel kami dan berharap dapat memberikan dosis tersebut ke seluruh dunia dan membantu memenuhi kebutuhan kritis.”
Pada Rabu, Gedung Putih menolak pernyataan dari para uskup tersebut.
Seorang pejabat pemerintah merujuk ke pernyataan Vatikan pada Desember, menambahkan pemerintahan Biden juga “mengatasi keraguan dan bekerja dengan utusan lokal bagaimana mengatasinya, termasuk dengan para pemimpin agama.”
Presiden Joe Biden adalah seorang Katolik yang taat.
Sel jaringan janin
Pembuat vaksin kadang-kadang menggunakan saluran sel janin dalam mengembangkan vaksin.
Pfizer/BioNTech dan Moderna menggunakan saluran sel berasal dari jaringan janin untuk menguji vaksin mereka, sedangkan hal yang sama digunakan dalam “pengembangan, konfirmasi dan produksi” Johnson & Johnson, menurut Dr. James Lawler, seorang ahli penyakit menular di Nebraska Medicine.
Lawler mengatakan, sel-sel ribuan generasi itu dikeluarkan dari jaringan asli janin.
Bersamaan dengan penggunaan sel, vaksin Johnson & Johnson dibuat berbeda dengan vaksin Pfizer dan Moderna.
Lawler menjelaskan, perusahaan mengembangkan vaksin vektor adenovirus, di mana adenovirus - yang telah dimodifikasi agar tidak menyebabkan penyakit - membawa materi genetik dengan protein lonjakan virus corona ke dalam tubuh sehingga sel-sel seseorang dapat membuat protein lonjakan itu sendiri dan mengaktifkan sistem kekebalannya untuk melawan virus.
Johnson & Johnson menggunakan saluran sel janin karena menurut Lawler itu adalah “standar industri yang dipelajari dengan baik untuk produksi vaksin vektor virus yang aman dan andal.”
Banyak pakar kesehatan mendorong mereka yang mendapat jatah vaksin Johnson & Johnson agar menerimanya. Pakar penyakit menular ternama AS, Dr. Anthony Fauci, yang seorang Katolik mendesak warga Amerika menerima vaksin apapun yang tersedia untuk mereka dan tidak menunda vaksinasi.
https://www.merdeka.com/dunia/uskup-...on.html?page=2
Kamis, 11 Maret 2021 19:10 Reporter : Hari Ariyanti
Ilustrasi Vaksin Covid-19. ©2020 REUTERS Merdeka.com - Saat pemeirntah dan pakar kesehatan di AS mendorong warga Amerika disuntik vaksin Covid-19, beberapa uskup Katolik meminta anggota gereja jangan mau divaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson ketika tersedia alternatif lain.
Konferensi Uskup Katolik AS, termasuk sedikitnya enam keuskupan lainnya dari seluruh AS telah mengeluarkan pernyataan mengungkapkan “perhatian moral” terkait vaksin Johnson & Johnson karena menggunakan sel yang ditanam dalam laboratorium yang merupakan turunan dari sel yang diambil pada 1980-an dari jaringan janin yang digugurkan.
Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin ketiga yang disetujui penggunaannya di AS. Tak seperti vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna -- vaksin Johnson & Johnson hanya mewajibkan satu suntikan dan bisa disimpan dalam suhu normal lemari pendingin sehingga mudah didistribusikan.
Sebelum otorisasi penggunaan darurat diberikan AS kepada vaksin Johnson & Johnson, Kantor doktrinal untuk Gereja Katolik Roma - Kongregasi untuk Doktrin Iman - mengatakan "secara moral dapat diterima untuk menerima vaksin Covid-19 yang telah menggunakan jalur sel dari janin yang diaborsi dalam proses penelitian dan produksi mereka."
Pernyataan baru dari Konferensi Uskup kontra dengan sebuah catatan yang disetujui Paus Fransiskus, yang menerima vaksin pada Januari lalu.
Menurut pernyataan para uskup, jika memungkinkan sebaiknya pilih vaksin Pfizer dan Moderna daripada vaksin Johnson dan Johnson, tapi "secara moral dapat diterima" untuk menerima vaksin tersebut ketika tak ada pilihan lain.
“Mengingat penderitaan di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi ini, kami menegaskan kembali bahwa vaksinasi dapat menjadi tindakan amal demi kebaikan bersama,” jelas pernyataan tersebut, dikutip Kamis (11/3).
Sementara itu, Johnson & Johnson menyampaikan dalam pernyataannya kepada CNN: “Kami bangga bisa memperkenalkan vaksin Covid-19 kami kepada dunia dan berkontribusi mengakhiri pandemi. Suntikan tunggal vaksin Covid-19 kami menggunakan vektor adenovirus non-infektif yang tidak aktif - mirip dengan virus flu - yang mengkode protein "lonjakan" (S) virus corona, dan tidak ada jaringan janin dalam vaksin.”
“Kami bisa memproduksi ratusan juta dosis menggunakan rekayasa jaringan sel kami dan berharap dapat memberikan dosis tersebut ke seluruh dunia dan membantu memenuhi kebutuhan kritis.”
Pada Rabu, Gedung Putih menolak pernyataan dari para uskup tersebut.
Seorang pejabat pemerintah merujuk ke pernyataan Vatikan pada Desember, menambahkan pemerintahan Biden juga “mengatasi keraguan dan bekerja dengan utusan lokal bagaimana mengatasinya, termasuk dengan para pemimpin agama.”
Presiden Joe Biden adalah seorang Katolik yang taat.
Sel jaringan janin
Pembuat vaksin kadang-kadang menggunakan saluran sel janin dalam mengembangkan vaksin.
Pfizer/BioNTech dan Moderna menggunakan saluran sel berasal dari jaringan janin untuk menguji vaksin mereka, sedangkan hal yang sama digunakan dalam “pengembangan, konfirmasi dan produksi” Johnson & Johnson, menurut Dr. James Lawler, seorang ahli penyakit menular di Nebraska Medicine.
Lawler mengatakan, sel-sel ribuan generasi itu dikeluarkan dari jaringan asli janin.
Bersamaan dengan penggunaan sel, vaksin Johnson & Johnson dibuat berbeda dengan vaksin Pfizer dan Moderna.
Lawler menjelaskan, perusahaan mengembangkan vaksin vektor adenovirus, di mana adenovirus - yang telah dimodifikasi agar tidak menyebabkan penyakit - membawa materi genetik dengan protein lonjakan virus corona ke dalam tubuh sehingga sel-sel seseorang dapat membuat protein lonjakan itu sendiri dan mengaktifkan sistem kekebalannya untuk melawan virus.
Johnson & Johnson menggunakan saluran sel janin karena menurut Lawler itu adalah “standar industri yang dipelajari dengan baik untuk produksi vaksin vektor virus yang aman dan andal.”
Banyak pakar kesehatan mendorong mereka yang mendapat jatah vaksin Johnson & Johnson agar menerimanya. Pakar penyakit menular ternama AS, Dr. Anthony Fauci, yang seorang Katolik mendesak warga Amerika menerima vaksin apapun yang tersedia untuk mereka dan tidak menunda vaksinasi.
https://www.merdeka.com/dunia/uskup-...on.html?page=2
0
853
5
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan