Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hasanuddin AF memastikan vaksin AstraZeneca sudah rampung diaudit oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI).

"[Audit vaksin] Sudah selesai. Sama LPPOM MUI sudah diaudit," kata Hasanuddin kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/3).

Hasanuddin mengatakan, audit vaksin tersebut sudah selesai sejak Minggu (7/3) lalu. Ia berencana menggelar rapat pleno Komisi Fatwa untuk mendengarkan hasil laporan dan audit dari tim LPPOM MUI terkait vaksin tersebut dalam waktu dekat.

Dalam rapat itu, kata dia, pihak LPPOM MUI akan melaporkan terkait kandungan atau unsur-unsur yang membentuk vaksin tersebut. Nantinya, akan diidentifikasi apakah ada unsur-unsur yang haram atau kandungannya sudah memenuhi kriteria halal.

Bila kandungan yang ada dalam vaksin AstraZeneca halal, lanjut dia, maka Komisi Fatwa MUI nantinya akan mengeluarkan fatwa dan sertifikasi halal.

"Komisi fatwa akan memutuskan, bila [kandungannya] halal ya langsung difatwakan halal gitu," kata dia.

Lebih lanjut, Hasanuddin juga menjelaskan bila nantinya vaksin AstraZeneca mengandung bahan yang haram, maka MUI tetap akan memutuskan tetap boleh digunakan. Sebab, saat ini Indonesia dalam keadaan darurat kesehatan.

"Kalau tidak [halal] nanti boleh difatwakan boleh digunakan karena yang haram pun boleh karena darurat dan kalau enggak ada yang halal," kata Hasanuddin.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca di Indonesia beberapa waktu lalu.

link


"Kalau tidak [halal] nanti boleh difatwakan boleh digunakan karena yang haram pun boleh karena darurat dan kalau enggak ada yang halal," kata Hasanuddin.