- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Disleksia? Mungkinkah Bagi Penderitanya Untuk Meraih Kesuksesannya?


TS
adivaazzahra
Disleksia? Mungkinkah Bagi Penderitanya Untuk Meraih Kesuksesannya?
Halo, assalamu'alaikum dan selamat pagi untuk semua.

dokpri
Oke, GanSis. Kali ini aku mau bahas mengenai orang-orang yang katanya 'bodoh' karena kesulitan untuk membaca dan menulis.
Dalam ilmu psikologi, kesulitan belajar pada anak, disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah karena menderita disleksia.
Nah, akibat para penderita ini mengalami kesulitan untuk membaca, menulis atau pun mengeja. Akhirnya orang-orang sekitar sering membully, menjauhi, menganggap mereka bodoh dan nakal.
Mirisnya, tidak semua orang paham mengenai kondisi mereka dan tidak semua guru mau memahami. Bahkan sangat jarang yang mau menerima itu. Justru mereka yang harusnya mengajarkan peserta didiknya untuk menghargai kekurangan orang lain, juga turut serta untuk membully.
Berikut ini beberapa gejala atau ciri yang muncul pada anak usia sekolah jika ia menderita disleksia.
Namun, di balik kesulitan-kesulitan itu, tidak sedikit juga loh, di antara mereka yang berhasil meraih kesuksesannya di berbagai bidang. Siapa sajakah mereka? Yuk, kita lihat.
1. Leonardo da Vinci

Leonardo da Vinci, kurasa ... tak sedikit orang yang mengenalnya. Sebab, di masa sekolah, pada pelajaran Seni Budaya, guru kita telah memberitahu hal ini tentunya. Memberitahu mengenai tokoh-tokoh dalam aliran-aliran seni dan karyanya.
2. Agatha Christie

Nah, kalau tokoh yang satu ini. Pasti kalian juga mengenalnya, bukan? Sebab, karya-karyanya sudah mendunia. Hayo, siapa yang tahu karya beliau?
3. Muhammad Ali

Yakin nih, aku. Yang suka nonton tinju, pasti tahu siapa dia.😁
4. Albert Einstein

Kalau yang satu ini, anak-anak IPA pasti tahu. Karena di mata pelajaran IPA, ia sering disebut-sebut dan rumus-rumus temuannya juga sering digunakan.
Nah, itu 4 contoh tokoh yang bisa kita jadikan motivasi untuk terus berkarya dan mengukir prestasi. Sejatinya, kekurangan bukanlah penghalang untuk kita menggapai mimpi, mengukir prestasi, dan meraih kesuksesan.
Tokoh-tokoh yang mengalami disleksia, sebenarnya bukan hanya mereka saja. Masih ada banyak sebenarnya. Akan tetapi, cukup itu saja yang aku tampilkan. Selebihnya, bisa searching sendiri aja.😁
Aku menuliskan ini, bukan untuk mengungkit luka para penderita disleksia, tetapi aku hanya ingin menyampaikan bahwa ... di balik kekurangan yang kalian miliki, ada banyak potensi yang bisa kalian kembangkan. Asalkan kalian tidak lelah berjuang dan putus asa.
Di sini, aku juga mau menyampaikan kepada guru, keluarga, dan masyarakat luas bahwa seorang anak yang kalian katakan bodoh, nakal, dan banyak umpatan lagi, sebenarnya tidak demikian. Bisa saja itu terjadi karena mereka terkena disleksia.
Jadi, ketika ciri-ciri yang aku sebutkan di atas kalian temukan pada orang-orang di lingkungan kalian. Jangan langsung menghakimi, membully, dan menjauhi. Tetapi, cari tahu dulu, apa anak itu normal atau dia memang terkena disleksia.
Kasihan jika mereka hancur dan gagal, lalu mereka putus asa atau paling fatal, mereka trauma dengan orang-orang di sekitarnya. Takut bertemu orang, takut bersekolah, karena ia menganggap tempat-tempat itu sebagai ancaman.
Kalau memang tidak tahu cara menanganinya, tidak usah ikutan membully. Lebih baik cari orang yang ahli di bidang itu. Konsultasikan.
Hidup di dunia, tidak semua orang harus sempurna. Kekurangan itu, Allah yang kasih. Bukan kemauan mereka yang tidak normal seperti orang-orang di sekitarnya. Itu di luar kuasa mereka.
Aku bicara seperti ini, karena aku punya adik yang dibully di lingkungan dan sekolahnya. Bahkan guru pun ikut membully. Dan akhirnya dia trauma untuk sekolah. Dia sampai menakut-nakuti adik perempuannya untuk tidak sekolah, karena dia bilang, di sekolah banyak orang jahat.
Na'as sekali, di usianya yang sudah 17 tahun, aku baru menemui pelajaran psikologi dan menemui istilah disleksia. Sudah terlambat untuk mengusahakan dia tetap belajar. Dia sudah menyerah. Tetapi, aku masih punya harapan untuk dia. Semoga suatu hari nanti, saat aku menjadi seorang pendidik, saat gelar sarjana telah kuraih, semoga bisa turut membawanya ke tanah rantau, dan sedikit demi sedikit mengajarinya ilmu di sekolah, mengikis ketertinggalan-ketertinggalan yang sudah dia lewati.
Untuk orang-orang yang mengaku normal, semoga bisa mengambil pelajaran dan melihat sisi positif dari segala sesuatu.
Sekian dulu thread-ku pagi ini. Semoga enggak ada yang tersinggung dengan tulisanku ini. Selamat beraktivitas. Assalamu'alaikum.
Dalam ilmu psikologi, kesulitan belajar pada anak, disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah karena menderita disleksia.
Apa sih, disleksia itu?
Quote:
Nah, akibat para penderita ini mengalami kesulitan untuk membaca, menulis atau pun mengeja. Akhirnya orang-orang sekitar sering membully, menjauhi, menganggap mereka bodoh dan nakal.
Mirisnya, tidak semua orang paham mengenai kondisi mereka dan tidak semua guru mau memahami. Bahkan sangat jarang yang mau menerima itu. Justru mereka yang harusnya mengajarkan peserta didiknya untuk menghargai kekurangan orang lain, juga turut serta untuk membully.
Apa sih yang menjadi ciri seseorang itu menderita disleksia?
Berikut ini beberapa gejala atau ciri yang muncul pada anak usia sekolah jika ia menderita disleksia.
Quote:
Namun, di balik kesulitan-kesulitan itu, tidak sedikit juga loh, di antara mereka yang berhasil meraih kesuksesannya di berbagai bidang. Siapa sajakah mereka? Yuk, kita lihat.
1. Leonardo da Vinci

Leonardo da Vinci, kurasa ... tak sedikit orang yang mengenalnya. Sebab, di masa sekolah, pada pelajaran Seni Budaya, guru kita telah memberitahu hal ini tentunya. Memberitahu mengenai tokoh-tokoh dalam aliran-aliran seni dan karyanya.
2. Agatha Christie

Nah, kalau tokoh yang satu ini. Pasti kalian juga mengenalnya, bukan? Sebab, karya-karyanya sudah mendunia. Hayo, siapa yang tahu karya beliau?
3. Muhammad Ali

Yakin nih, aku. Yang suka nonton tinju, pasti tahu siapa dia.😁
4. Albert Einstein

Kalau yang satu ini, anak-anak IPA pasti tahu. Karena di mata pelajaran IPA, ia sering disebut-sebut dan rumus-rumus temuannya juga sering digunakan.
Nah, itu 4 contoh tokoh yang bisa kita jadikan motivasi untuk terus berkarya dan mengukir prestasi. Sejatinya, kekurangan bukanlah penghalang untuk kita menggapai mimpi, mengukir prestasi, dan meraih kesuksesan.
Tokoh-tokoh yang mengalami disleksia, sebenarnya bukan hanya mereka saja. Masih ada banyak sebenarnya. Akan tetapi, cukup itu saja yang aku tampilkan. Selebihnya, bisa searching sendiri aja.😁
Aku menuliskan ini, bukan untuk mengungkit luka para penderita disleksia, tetapi aku hanya ingin menyampaikan bahwa ... di balik kekurangan yang kalian miliki, ada banyak potensi yang bisa kalian kembangkan. Asalkan kalian tidak lelah berjuang dan putus asa.
Di sini, aku juga mau menyampaikan kepada guru, keluarga, dan masyarakat luas bahwa seorang anak yang kalian katakan bodoh, nakal, dan banyak umpatan lagi, sebenarnya tidak demikian. Bisa saja itu terjadi karena mereka terkena disleksia.
Jadi, ketika ciri-ciri yang aku sebutkan di atas kalian temukan pada orang-orang di lingkungan kalian. Jangan langsung menghakimi, membully, dan menjauhi. Tetapi, cari tahu dulu, apa anak itu normal atau dia memang terkena disleksia.
Kasihan jika mereka hancur dan gagal, lalu mereka putus asa atau paling fatal, mereka trauma dengan orang-orang di sekitarnya. Takut bertemu orang, takut bersekolah, karena ia menganggap tempat-tempat itu sebagai ancaman.
Kalau memang tidak tahu cara menanganinya, tidak usah ikutan membully. Lebih baik cari orang yang ahli di bidang itu. Konsultasikan.
Hidup di dunia, tidak semua orang harus sempurna. Kekurangan itu, Allah yang kasih. Bukan kemauan mereka yang tidak normal seperti orang-orang di sekitarnya. Itu di luar kuasa mereka.
Aku bicara seperti ini, karena aku punya adik yang dibully di lingkungan dan sekolahnya. Bahkan guru pun ikut membully. Dan akhirnya dia trauma untuk sekolah. Dia sampai menakut-nakuti adik perempuannya untuk tidak sekolah, karena dia bilang, di sekolah banyak orang jahat.
Na'as sekali, di usianya yang sudah 17 tahun, aku baru menemui pelajaran psikologi dan menemui istilah disleksia. Sudah terlambat untuk mengusahakan dia tetap belajar. Dia sudah menyerah. Tetapi, aku masih punya harapan untuk dia. Semoga suatu hari nanti, saat aku menjadi seorang pendidik, saat gelar sarjana telah kuraih, semoga bisa turut membawanya ke tanah rantau, dan sedikit demi sedikit mengajarinya ilmu di sekolah, mengikis ketertinggalan-ketertinggalan yang sudah dia lewati.
Untuk orang-orang yang mengaku normal, semoga bisa mengambil pelajaran dan melihat sisi positif dari segala sesuatu.
Sekian dulu thread-ku pagi ini. Semoga enggak ada yang tersinggung dengan tulisanku ini. Selamat beraktivitas. Assalamu'alaikum.






zulmusarofah dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2K
43


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan