- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
[TRUE STORY] Hatiku Kepentok Komitmen


TS
amdar07
[TRUE STORY] Hatiku Kepentok Komitmen
#AmdarGanteng
![[TRUE STORY] Hatiku Kepentok Komitmen](https://s.kaskus.id/images/2020/03/30/5124194_202003300249280494.png)



Halo agan dan sista,
Berkat work from home ini, ane bisa fokus melakukan banyak hal. Seperti belajar skenario film, nge-podcast, dan kelarin cerita (SFTH). GanSist bisa baca di sini, apa-apa saja kegiatan ane selama masa karantina massal

Quote:
[TRUE STORY] Hatiku Kepentok Komitmen
![[TRUE STORY] Hatiku Kepentok Komitmen](https://s.kaskus.id/images/2020/03/30/5124194_202003300416070901.png)
![[TRUE STORY] Hatiku Kepentok Komitmen](https://s.kaskus.id/images/2020/03/30/5124194_202003300416070901.png)
Rabu, 23 Oktober 2019
Pagi itu udara di kantor begitu segar. Aku berasa ingin menari-nari bersama ikan yang ada di akuarium. Semenjak menjadi manusia normal setuhuhnya, berangkat pagi hari dan pulang menjelang magrib. Ini satu bulan genap aku kerja di sini. Tidak ada waktu bersantai, sesekali membereskan berkas yang ada dimeja. Belum lagi diperintahkan hal tertentu sama teman kantor yang jauh lebih senior.
"Amdar, minta tolong ambil slip berkas di lantai bawah", senior pegawai kantor.
"oke oke siap pak", Amdar
Tidak ada rasa kesal ataupun geram ketika diperintahkan seperti ini. Sembari menuruni tangga terakhir, aku melihat ada seorang gadis sangat cantik, yang dari wajahnya kelihatan mirip banget sama mantan pujaan hatiku. Tubuhnya proporsional mirip artis, kulit putih, dan dia memakai ikat rambut berwarna hitam. Dia terlihat bingung melihat aku dari kejauhan. Ekspresi wajah seolah bertanya, "itu Amdar bukan, sih?" Ini sama persis dengan polisi yang sedang melakukan tugasnya, "kayaknya ini yang curi motor kemarin?".
Perlahan si gadis itu mendekati aku. Dia lalu menyapa dan berkata, "Amdar yaa?".
"iyha", kata aku sambil tersenyum dengan gigi yang rapat
"Masih kita ingatka kah?", mantanku
"iyha mhasyhi sha inghatkhy", kata aku
"khenapa bhyicharya byeghitu", dia menjawab sambil tersenyum dengan gigi yang rapat pula, tanda kalau dia meledek aku.
Yap, aku kerja di salah satu bank di Makassar yang notabene tiap saat harus senyum sama nasabah. Karena instruksi itulah, aku seperti ini.
"kenapa canggung sekali, ayo bicara diluar saja deh", mantanku.
"Tyhungghu syakasyi dyulu byerkas byoskhu, kata aku yang masih menjawab dengan senyum.
Kami pun berbincang di teras dekat POS Satpam.
"Tawwa jadi pegawai bank mih", mantanku.
"haha panjang ceritanya bisa sampai ke sini," jawab aku.
"haa cerita saja", dibalas mantanku lagi.
Akhirnya aku menceritakan bagaimana bisa si Amdar ini terjun menjadi pegawai bank, antara takdir dan keberuntungan.
"ada waktu sebentar kah?", mantanku.
"nda tahu ini, biasa ada tiba-tiba ada kegiatanku mendadak, kenapa memang?", kata aku.
"ayo nonton film ajari aku islam deh!", mantanku.
"waduh sudah mih senonton", balas aku.
"nda pa pa toh kalau 2x nonton", kata mantanku.
&*(!$)(!#*(_))&!#, jujur di otakku waktu itu cuma ada tanda seru, tanda tanya, dalam kurung, balas kurung, dan bintang delapan delapan pagar, bingung mau jawab apa.
Beberapa detik kemudian.
"yok tapi besok saja nah, bagaimana?", kata aku.
"deh sibuknya mami, kasika saja wa mu biar bisa saling kontak", mantanku.
"masih yang dulu ji itu", balas aku.
"behh setiamu diii sama nomormu, hahaha", mantan menjawab sambil tertawa terbahak-bahak. Suara ketawa yang aku rindukan beberapa tahun yang lalu.
Pagi itu udara di kantor begitu segar. Aku berasa ingin menari-nari bersama ikan yang ada di akuarium. Semenjak menjadi manusia normal setuhuhnya, berangkat pagi hari dan pulang menjelang magrib. Ini satu bulan genap aku kerja di sini. Tidak ada waktu bersantai, sesekali membereskan berkas yang ada dimeja. Belum lagi diperintahkan hal tertentu sama teman kantor yang jauh lebih senior.
"Amdar, minta tolong ambil slip berkas di lantai bawah", senior pegawai kantor.
"oke oke siap pak", Amdar
Tidak ada rasa kesal ataupun geram ketika diperintahkan seperti ini. Sembari menuruni tangga terakhir, aku melihat ada seorang gadis sangat cantik, yang dari wajahnya kelihatan mirip banget sama mantan pujaan hatiku. Tubuhnya proporsional mirip artis, kulit putih, dan dia memakai ikat rambut berwarna hitam. Dia terlihat bingung melihat aku dari kejauhan. Ekspresi wajah seolah bertanya, "itu Amdar bukan, sih?" Ini sama persis dengan polisi yang sedang melakukan tugasnya, "kayaknya ini yang curi motor kemarin?".
Perlahan si gadis itu mendekati aku. Dia lalu menyapa dan berkata, "Amdar yaa?".
"iyha", kata aku sambil tersenyum dengan gigi yang rapat
"Masih kita ingatka kah?", mantanku
"iyha mhasyhi sha inghatkhy", kata aku
"khenapa bhyicharya byeghitu", dia menjawab sambil tersenyum dengan gigi yang rapat pula, tanda kalau dia meledek aku.
Yap, aku kerja di salah satu bank di Makassar yang notabene tiap saat harus senyum sama nasabah. Karena instruksi itulah, aku seperti ini.
"kenapa canggung sekali, ayo bicara diluar saja deh", mantanku.
"Tyhungghu syakasyi dyulu byerkas byoskhu, kata aku yang masih menjawab dengan senyum.
Kami pun berbincang di teras dekat POS Satpam.
"Tawwa jadi pegawai bank mih", mantanku.
"haha panjang ceritanya bisa sampai ke sini," jawab aku.
"haa cerita saja", dibalas mantanku lagi.
Akhirnya aku menceritakan bagaimana bisa si Amdar ini terjun menjadi pegawai bank, antara takdir dan keberuntungan.
"ada waktu sebentar kah?", mantanku.
"nda tahu ini, biasa ada tiba-tiba ada kegiatanku mendadak, kenapa memang?", kata aku.
"ayo nonton film ajari aku islam deh!", mantanku.
"waduh sudah mih senonton", balas aku.
"nda pa pa toh kalau 2x nonton", kata mantanku.
&*(!$)(!#*(_))&!#, jujur di otakku waktu itu cuma ada tanda seru, tanda tanya, dalam kurung, balas kurung, dan bintang delapan delapan pagar, bingung mau jawab apa.
Beberapa detik kemudian.
"yok tapi besok saja nah, bagaimana?", kata aku.
"deh sibuknya mami, kasika saja wa mu biar bisa saling kontak", mantanku.
"masih yang dulu ji itu", balas aku.
"behh setiamu diii sama nomormu, hahaha", mantan menjawab sambil tertawa terbahak-bahak. Suara ketawa yang aku rindukan beberapa tahun yang lalu.
Quote:
Keesokan harinya,
Sesuai dengan janji, sebagai lelaki sejati pastinya aku menepatinya donk. Yap dia sudah menunggu di depan pintu masuk pusat perbelanjaan. Layaknya sepasang kekasih, kami berjalan bersama sembari berbincang-bincang mengenai kehidupan kami setelah putus 3 tahun lalu.
Ada banyak perubahan antara kami berdua, si mantanku ini telah menyelesaikan studi kedokterannya di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar dan telah ditempatkan jauh dari kota. Sementara aku yang dulunya fanatik banget sama game dan dunia tulis menulis, kini terjebak dalam hiruk-pikuk perkantoran. Terkadang ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
Banyak banget topik yang kami bahas, di saat nonton film pun. Kami masih sempat curhat-curhatan, tidak peduli bagaimana jalan cerita yang ada di film. Intinya di situ kami benar-benar quality time mengenal baik satu sama lain.
Sehabis film dan saling melempar tawa curhat masing-masing. Sebagai laki-laki aku mengutarakan isi hatiku donk. Semua yang kenal dekat sama aku, tahu kalau si Amdar ini memang orangnya blak-blakan, segala apapun diisi otak harus disampaikan. Suka tidak suka, itu faktanya.
Yap aku bilang ke mantanku ini, kalau aku masih sayang sama dia. Dan maunya jadi pacar dia lagi. Tetapi entah kenapa, selalu ada hal yang mengganjal di otak. Aku takut terjadi hal serupa pada 3 tahun lalu. PUTUS HUBUNGAN, PUTUS JUGA SILAHTURAHMI !!!
Karena kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih kapan untuk menjauh pergi. Untungnya alasan ini bisa diterima mantanku, mungkin karena kita juga sudah sama-sama dewasa dalam berpikir.
Sambil mengantar dia ke parkiran mobilnya, entah kenapa kedua mata ini berkaca-kaca. Disisi lain, mantanku ini ternyata sudah menangis terseduh-seduh. Aku tidak tahu mau bilang apa lagi, ini benar-benar momen yang susah dilupakan.
"hati hati di jalan nah, kabari kalau sudah sampai di rumah", kata aku.
Mantanku hanya bisa mengangguk sembari mengusap air matanya. Dia pun pergi mengendarai mobilnya, dan tanpa diminta, air mataku pun turut menetes. Parahnya lagi, ada yang kental turun dari hidung. Yap ingus, lebih parah dari menangis terseduh-seduh.
Aku yakin pasti dia bakal membaca ini. Karena dia salah satu pengikut (followers) aku di KASKUS.
Aku hanya mau bilang terima kasih sudah membuat 5 jam ku begitu berharga.
Sesuai dengan janji, sebagai lelaki sejati pastinya aku menepatinya donk. Yap dia sudah menunggu di depan pintu masuk pusat perbelanjaan. Layaknya sepasang kekasih, kami berjalan bersama sembari berbincang-bincang mengenai kehidupan kami setelah putus 3 tahun lalu.
Ada banyak perubahan antara kami berdua, si mantanku ini telah menyelesaikan studi kedokterannya di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar dan telah ditempatkan jauh dari kota. Sementara aku yang dulunya fanatik banget sama game dan dunia tulis menulis, kini terjebak dalam hiruk-pikuk perkantoran. Terkadang ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
Banyak banget topik yang kami bahas, di saat nonton film pun. Kami masih sempat curhat-curhatan, tidak peduli bagaimana jalan cerita yang ada di film. Intinya di situ kami benar-benar quality time mengenal baik satu sama lain.
Sehabis film dan saling melempar tawa curhat masing-masing. Sebagai laki-laki aku mengutarakan isi hatiku donk. Semua yang kenal dekat sama aku, tahu kalau si Amdar ini memang orangnya blak-blakan, segala apapun diisi otak harus disampaikan. Suka tidak suka, itu faktanya.
Yap aku bilang ke mantanku ini, kalau aku masih sayang sama dia. Dan maunya jadi pacar dia lagi. Tetapi entah kenapa, selalu ada hal yang mengganjal di otak. Aku takut terjadi hal serupa pada 3 tahun lalu. PUTUS HUBUNGAN, PUTUS JUGA SILAHTURAHMI !!!
Karena kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih kapan untuk menjauh pergi. Untungnya alasan ini bisa diterima mantanku, mungkin karena kita juga sudah sama-sama dewasa dalam berpikir.
Sambil mengantar dia ke parkiran mobilnya, entah kenapa kedua mata ini berkaca-kaca. Disisi lain, mantanku ini ternyata sudah menangis terseduh-seduh. Aku tidak tahu mau bilang apa lagi, ini benar-benar momen yang susah dilupakan.
"hati hati di jalan nah, kabari kalau sudah sampai di rumah", kata aku.
Mantanku hanya bisa mengangguk sembari mengusap air matanya. Dia pun pergi mengendarai mobilnya, dan tanpa diminta, air mataku pun turut menetes. Parahnya lagi, ada yang kental turun dari hidung. Yap ingus, lebih parah dari menangis terseduh-seduh.
Aku yakin pasti dia bakal membaca ini. Karena dia salah satu pengikut (followers) aku di KASKUS.
Aku hanya mau bilang terima kasih sudah membuat 5 jam ku begitu berharga.
Terima kasih
#AmdarGanteng
#AmdarGanteng




ElviHusna dan anna1812 memberi reputasi
2
686
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan