Kaskus

Story

ElviHusnaAvatar border
TS
ElviHusna
PEMBOHONG!
PEMBOHONG!
sumber gambar

"Kau jahat. Pembohong!"

Terus kuulang membaca pesan darimu entah ke berapa kali. Ada sesak yang tiba-tiba menjalar saat semakin kupaksa diri untuk tetap baik-baik saja.

Pesan itu kau tuliskan setelah kukatakan bahwa aku telah memilih laki-laki lain sebagai pendamping hidup. Aku dijodohkan oleh orang tua dengan lelaki yang menurut mereka baik, walaupun aku sendiri belum mengenalnya.

Kau bilang aku pembohong, sebab pernah kukatakan akan mencintaimu selamanya. Pernah kukatakan akan bersama hingga anak cucu. Namun, aku memang pembohong yang tak bisa menepati itu semua.

Masih kuingat pertengkaran kita di taman kota. Kau yang tak bisa menerima kenyataan karena rasa cintamu untukku begitu besar. Sementara aku tak berdaya menolak tadkir untuk diri sendiri. Saat itu kita sama-sama menangis atas kekecewaan dalam diri.

Setelah itu, tak kudengar kabarmu selain kabar pilu untuk diriku sendiri.

*

Hari yang cerah untuk sebuah acara megah. Mobil-mobil mahal berderet rapi di pinggir jalan. Aku duduk di sudut tenda pada barisan kursi belakang agar tak ada orang yang melihat.

Mata ini memandang ke pelaminan, di mana sepasang kekasih baru saja dihalalkan melalui ikatan pernikahan.

Aku masih mencuri pandang indahnya wajahmu. Terkesan tak tahu diri karena di sampingmu ada wanita itu, seseorang yang sekarang kau panggil istri. Namun, hati ini tak bisa menahan ingin menyentuh wajah yang begitu teduh saat menatapku, dulu.

Mataku teralih pada sosok di sampingmu. Wajah ayu terawat khas ningrat, anggun ditambah polesan make up yang membuatnya semakin cantik dipandang. Aku sebagai perempuan memuji kecantikannya, apalagi dirimu. Aku tersenyum perih, dalam hati tetap berdoa semoga kau bahagia.

Aku mengalihkan pandangan saat tiba-tiba matamu menemukan sosokku. Tanpa kata, tubuh ini bangkit berdiri ingin segera berlari dari sini. Sempat kudengar beberapa tamu mengatakan bahwa aku tak sopan, karena hampir saja menjatuhkan piring mereka saat aku keluar dari jejeran kursi saking terburu-buru.

Sekali pun, aku tak ingin membalikkan badan. Karena melihat wajah itu dari dekat akan membuat pertahanan goyah. Aku memang menangis, tapi biar diri ini saja yang tahu. Karena kutahu, kau masih ingin memelukku jika melihat air mataku tumpah untukmu.

Aku kembali merasa perih saat terdengar serak suaramu memanggil namaku.

"Husna ...."

Berkali-kali kau panggil, hingga suaramu tenggelam bersama deru mesin mobil jalanan.

Aku pergi.

Biar saja kubawa sendiri kebohongan ini. Kebohongan tentang perjodohan, agar kau bahagia dengan orang yang tepat. Bukan dengan diriku yang hanya seorang gadis desa yang tak berpendidikan tinggi.

Aku pergi. Bukan karena seamplop uang yang diberikan kakakmu sebagai penolakan restu, tapi karena tahu diri, status sosialku tak pernah berkesempatan mendampingi dirimu yang rupawan nan hartawan.

Aku bisa mengukur bayangku sendiri.

Egois sekali jika aku memaksa. Karena cinta tanpa restu tak akan membuat hati sepenuhnya bahagia.

Ditulis oleh @ElviHusna

tien212700Avatar border
bingsunyataAvatar border
BaarishAvatar border
Baarish dan 3 lainnya memberi reputasi
4
891
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan