Bersepeda sebenarnya sudah menjadi hobi ane sejak kecil, dan jika dihitung sejak ane kecil sampai sekarang berumur 24 tahun ane sudah berganti sepeda sebanyak 6 kali. Dan potret diatas adalah potret sepeda yang saat ini ane miliki. Bukan sepeda mahal, melainkan hanya sepeda gunungmerk Polyg***. Harga belinya pun tidak sampai kisaran 5 juta . Namun sepeda ini memiliki kelebihan body ramping sehingga cocok sekali dipakai untuk gowes di medan apapun khususnya di jalan-jalan sempit. Bagi ane sepeda adalah alat untuk berolahraga bukan alat untuk memenuhi gengsi, jadi bagi ane jenis sepeda gunung ini sudah lebih dari cukup untuk menemani olah raga ane.

Bagi ane pribadi, apapun merk sepedanya dan berapapun harga sepedanya tidak terlalu penting. Selama sepeda tersebut kuat, kokoh, seimbang dan nyaman ketika dikayuh itu sudah cukup. Dan dari semua jenis sepeda ane memang paling nyaman jika menggunakan sepeda gunung. Oleh karena itu sejak kecil sepeda yang ane miliki semuanya berjenis sepeda gunung.


Ane sebenarnya mempunyai satu komunitas gowes bersama, tapi jujur ane jarang sekali ikut dalam kegiatan mereka. Karena kebanyakan kegiatan komunitas dilakukan di hari kerja sedangkan ane jarang sekali libur. Jadi ane lebih sering bersepeda sendiri menyusuri daerah kampung diwilayah tempat tinggal ane. Sampai saat ini rute terjauh ane adalah ke kecamatan Pagedongan. Belum pernah sekalipun ane bersepeda sampai luar kabupaten, bukannya tidak ingin, namun belum bertemu waktu yang cocok untuk bisa melakukan gowes sejauh itu, karena paling tidak ane harus meluangkan waktu seharian full untuk melakukan gowes jarak jauh. Dan belum lagi ane harus benar-benar dalam kondisi prima saat itu, supaya gowes bisa berjalan lancar dan aman.


Berbicara mengenai pengalaman unik, ane sama sekali tidak mempunyai pengalaman unik saat bersepeda, yang ada justru pengalaman naas nan menyedihkan. Sewaktu ane sedang bersepeda ke desa Wanatawang, ane pergi dari rumah sekitar pukul 3 sore dan prediksi ane akan sampai dirumah lagi pukul 4.30 sore. Mengingat rutenya tidak terlalu jauh, namun naasnya di tengah kebun jagung rantai sepeda ane putus, sudah ane coba berbagai cara untuk menyambungkan kembali rantai tersebut, namun tetap saja tidak bisa. Alhasil mau tidak mau ane berjalan kaki dari kebun jagung tersebut sampai kerumah. Ane hanya menunggangi sepeda saat ada jalan temurun saja. Dan saat itu ane baru sampai rumah saat adzan maghrib. Benar-benar olahraga yang meguras tenaga, pengalaman banget sih, sekarang setiap  hendak bersepeda ane selalu mengecek kondisi sepeda , apakah semua komponennya masih kuat atau tidak. Supaya kejadiaan naas tidak terulang kembali. Nah ini bisa dijadikan pelajaran untuk kalian semua juga ya.

sumber : pengalaman pribadi