- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Cinta Terakhirku


TS
ekosisimbah
Cinta Terakhirku
Cinta Pertama?
Aku percaya cinta pertama adalah salah satu sosok yang paling berkesan dalam hidup, tetapi, buatku cinta terakhirlah yang membuatku tetap berdiri sampai saat ini apapun yang terjadi.
Cinta pertama mengajarkanku banyak hal. Tentang kebahagiaan, belajar mengenai banyak hal, sampai mengajarkanku bahwa cinta pertama bukanlah yang selalu menjadi yang terakhir. Semua harapan indah yang dulu pernah kutanam, namun gagal aku tuai di kemudian hari karena perpisahan yang terjadi.



Dalam hidupku, cinta pertama bukanlah yang menemaniku saat ini. Bukan pula yang memperhatikan bagaimana hidupku, dan bukan pula yang mempedulikanku ketika aku sakit. Dan kini, aku telah hidup bersama cinta terakhirku, yaa, dia adalah istriku. Wanita Jawa yang ku kenal 11 tahun yang lalu.
Dyan, gadis desa yang membuatku jatuh hati sampai saat ini, mungkin hingga seterusnya. Senyum simpul dan tatapan matanya membuatku selalu terpesona. Lemah lembut tutur katanya semakin menambah keanggunan wanita jawa yang semakin membuatku jatuh cinta.
Aku mengenalnya ketika SMA dulu. Pertemuan yang tidak disengaja sebetulnya. Aku mengenalnya karena sebuah tugas sekolah semasa MOS SMA. Iya, karena MOS semasa sekolah. Aku harus kerumahnya untuk mengerjakan tugas itu. Dan ketika sampai dirumahnya, saat itulah pertama kali aku melihat dan mengenalnya.
Kalian bingung kenapa aku pertama kali melihat Dyan dirumahnya bukan di sekolah? Ya karena memang aku dan Dyan berbeda sekolah. Kebetulan, aku juga pindahan dari Jakarta ke Wonogiri semasa SMA.
Dan bagaimana bisa aku sampai rumahnya padahal aku anak baru dan tidak satu sekolah dengan Dyan? Itu karena MOS SMA ini aku mendapat tugas yang mengharuskan aku untuk meminta bantuan pada orang yang pintar akademis untuk membantu. Dan diberi tahulah aku tentang Dyan oleh bibiku. Dyan adalah salah satu bunga desa di kampungku. Dyan dikenal sebagai bunga desa yang pintar, oleh karena itu aku datang kerumahnya untuk meminta bantuan mengerjakan tugas.



Ketika pertama kali melihatnya, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tatapan mata dan paras cantiknya langsung membekas dan terngiang ngiang di kepala. Aaaahhh jatuh cinta. Dulu aku sempat tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama, tetapi kini aku dikalahkan oleh kepercayaanku sendiri. Aku telah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama, bahkan jatuh cinta sampai saat ini.
Setelah berkenalan, melakukan pendekatan, hingga akhirnya menyatakan pacaran, rasa cinta ini tak pernah berkurang. Percikan percikan api kecil dalam hubungan sudah berkali kali aku dan Dyan rasakan. Sempat sesekali terpikir untuk berpisah, namun keadaan dan takdir jua yang membuat kami akhirnya tetap bersama.



Kini, aku dan Dyan telah tinggal satu rumah, menjalin cinta dalam kehidupan bahtera rumah tangga. Membentuk sebuah keluarga sederhana, meskipun tak punya banyak harta namun selalu dihinggapi rasa bahagia. Beberapa kali berbeda pendapat, namun pada akhirnya akan reda karena kami tahu, bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam kehidupan rumah tangga.
Dia memang bukan sosok cinta pertamaku, tapi aku yakin dia adalah cinta terakhirku. Ada banyak hal yang kita lalui masing masing sampai pada akhirnya garis Tuhan yang membawaku untuk datang menemui dan meminangmu.
Hari demi hari telah terlewati. Banyak momen dan kenangan yang telah terukir indah disini, dirumah sederhana kami. Janji setia sehidup semati yang pernah terucap, akan selalu terukir indah disini, dihati, hingga pada akhirnya kami akan sama sama kembali menghadap sang Ilahi.
Aku percaya cinta pertama adalah salah satu sosok yang paling berkesan dalam hidup, tetapi, buatku cinta terakhirlah yang membuatku tetap berdiri sampai saat ini apapun yang terjadi.
Cinta pertama mengajarkanku banyak hal. Tentang kebahagiaan, belajar mengenai banyak hal, sampai mengajarkanku bahwa cinta pertama bukanlah yang selalu menjadi yang terakhir. Semua harapan indah yang dulu pernah kutanam, namun gagal aku tuai di kemudian hari karena perpisahan yang terjadi.



Dalam hidupku, cinta pertama bukanlah yang menemaniku saat ini. Bukan pula yang memperhatikan bagaimana hidupku, dan bukan pula yang mempedulikanku ketika aku sakit. Dan kini, aku telah hidup bersama cinta terakhirku, yaa, dia adalah istriku. Wanita Jawa yang ku kenal 11 tahun yang lalu.
Dyan, gadis desa yang membuatku jatuh hati sampai saat ini, mungkin hingga seterusnya. Senyum simpul dan tatapan matanya membuatku selalu terpesona. Lemah lembut tutur katanya semakin menambah keanggunan wanita jawa yang semakin membuatku jatuh cinta.
Aku mengenalnya ketika SMA dulu. Pertemuan yang tidak disengaja sebetulnya. Aku mengenalnya karena sebuah tugas sekolah semasa MOS SMA. Iya, karena MOS semasa sekolah. Aku harus kerumahnya untuk mengerjakan tugas itu. Dan ketika sampai dirumahnya, saat itulah pertama kali aku melihat dan mengenalnya.
Kalian bingung kenapa aku pertama kali melihat Dyan dirumahnya bukan di sekolah? Ya karena memang aku dan Dyan berbeda sekolah. Kebetulan, aku juga pindahan dari Jakarta ke Wonogiri semasa SMA.
Dan bagaimana bisa aku sampai rumahnya padahal aku anak baru dan tidak satu sekolah dengan Dyan? Itu karena MOS SMA ini aku mendapat tugas yang mengharuskan aku untuk meminta bantuan pada orang yang pintar akademis untuk membantu. Dan diberi tahulah aku tentang Dyan oleh bibiku. Dyan adalah salah satu bunga desa di kampungku. Dyan dikenal sebagai bunga desa yang pintar, oleh karena itu aku datang kerumahnya untuk meminta bantuan mengerjakan tugas.



Ketika pertama kali melihatnya, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tatapan mata dan paras cantiknya langsung membekas dan terngiang ngiang di kepala. Aaaahhh jatuh cinta. Dulu aku sempat tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama, tetapi kini aku dikalahkan oleh kepercayaanku sendiri. Aku telah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama, bahkan jatuh cinta sampai saat ini.
Setelah berkenalan, melakukan pendekatan, hingga akhirnya menyatakan pacaran, rasa cinta ini tak pernah berkurang. Percikan percikan api kecil dalam hubungan sudah berkali kali aku dan Dyan rasakan. Sempat sesekali terpikir untuk berpisah, namun keadaan dan takdir jua yang membuat kami akhirnya tetap bersama.



Kini, aku dan Dyan telah tinggal satu rumah, menjalin cinta dalam kehidupan bahtera rumah tangga. Membentuk sebuah keluarga sederhana, meskipun tak punya banyak harta namun selalu dihinggapi rasa bahagia. Beberapa kali berbeda pendapat, namun pada akhirnya akan reda karena kami tahu, bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam kehidupan rumah tangga.
Dia memang bukan sosok cinta pertamaku, tapi aku yakin dia adalah cinta terakhirku. Ada banyak hal yang kita lalui masing masing sampai pada akhirnya garis Tuhan yang membawaku untuk datang menemui dan meminangmu.
Hari demi hari telah terlewati. Banyak momen dan kenangan yang telah terukir indah disini, dirumah sederhana kami. Janji setia sehidup semati yang pernah terucap, akan selalu terukir indah disini, dihati, hingga pada akhirnya kami akan sama sama kembali menghadap sang Ilahi.
Diubah oleh ekosisimbah 02-03-2021 22:35
0
237
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan