- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
The Great Slave Auction : Lelang Budak Terbesar Sepanjang Sejarah Amerika Serikat


TS
diaz420
The Great Slave Auction : Lelang Budak Terbesar Sepanjang Sejarah Amerika Serikat
Quote:

The Great Slave Auction adalah sebuah pelelangan para budak kulit hitam asal Afrika yang dilaksanakan selama 2 hari, yakni pada tanggal 2-3 Maret 1859 di Ten Broeck Race Course, Savannah, Georgia, Amerika Serikat. Acara tersebut digelar oleh seorang saudagar bernama Pierce Mease Butler.

Pierce Mease Butler (kiri) dan istrinya Frances Kemble Butler (kanan)
Tujuan diadakannya pelelangan tersebut sebetulnya dilakukan oleh Butler dengan alasan untuk membayar hutang-hutang yang dimilikinya akibat kebiasaannya berjudi. Diperkirakan ada sekitar 436 orang budak dari berbagai usia dan jenis kelamin, termasuk bayi sekalipun. Acara ini menjadi “Pelelangan Budak Terbesar Sepanjang Sejarah Amerika Serikat”.
Para budak ini awalnya dimiliki oleh Kakek dari Pierce, yaitu Pierce Butler. Mereka berasal dari 2 tempat di wilayah Georgia, yakni Butler Island dan St. Simon Island. Mereka semua dipekerjakan oleh Butler (Kakeknya Pierce) sebagai petani di sana. Berkat mereka pula Butler mendapatkan semua kekayaannya itu. Di bawah kepemilikan Pierce Butler, setidaknya masih ada seberkas kesejahteraan yang dirasakan para budaknya. Sampai satu waktu, Pierce Butler pun wafat dan mewariskan seluruh harta bendanya kepada cucunya, yaitu Pierce Mease Butler.

Pierce Butler
Berbeda dengan sang Kakek, Pierce memperlakukan para budak dengan cara yang berbanding terbalik. Akibat kebiasaannya dalam berjudi, semua harta warisan hingga harta pribadinya pun ludes dipakai taruhan. Alhasil, Ia pun sama sekali tidak bisa membayar upah para budak warisan sang Kakek.
Pada akhirnya, Pierce pun memilih cara terakhir, yaitu menjual para budaknya. Ia mempromosikan acaranya lewat media cetak usai meminta bantuan kepada salah satu penjual budak bernama Joseph Bryan. Selain melalui media cetak, Ia melakukan promosi dengan membawa para budaknya ke arena balapan Kuda Ten Broeck Race Course. “Jika ada yang berminat untuk membeli, silahkan datang ke acara pelelangan yang Saya adakan nanti!”, ucapnya.
Singkat cerita, acara pelelangan pun digelar. Pada hari pertama pelelangan di tanggal 2 Maret 1859, ada sebanyak 200 pembeli yang datang ke acara tersebut. Beberapa saat sebelum acara dimulai, kota Savannah sempat diguyur hujan deras dan mengakibatkan acara tersebut molor selama 2 jam. Singkat waktu, acara tersebut pun berjalan sukses selama 2 hari dengan total pemasukan yang didapat oleh Pierce Mease sebanyak $303.850 (kurs saat itu, kalau uang segitu dikonversi pake kurs sekarang, nilainya sekitar 4,3 Miliar Rupiah). Dari total 436 orang budak, hanya 429 orang saja yang terjual. Sedikit info, salah satu syarat & ketentuan bagi para pembeli budak adalah mereka diwajibkanuntuk membeli “satu paket” budak apabila budak yang mereka beli memiliki keluarga (terkecuali kalau budaknya masih jomblo atau hidup sebatang kara). Tujuannya agar para budak tidak terpisah dari keluarganya, karena ditakutkan beban pikiran yang dialami para budak semakin berat ataupun terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh para budak tersebut. Tetapi, meskipun aturannya demikian, ada saja seorang pembeli yang melanggar aturan.
Ada satu kisah yang dialami oleh seorang pembeli. Namanya adalah Tom Pate, seorang pembeli asal Vicksburg, Mississippi. Ia membeli “satu paket” budak yang berisikan 4 orang, Suami, 2 orang saudarinya dan juga Istrinya. Usai membeli “paket” tersebut, Tom menjual 2 orang saudari dari budak laki-laki yang dibelinya, yang satu dijual ke St. Louis, Missouri dan yang satunya dijual kepada Pat Somers, salah satu teman Tom yang sama-sama pembeli budak. Namun saat itu, Pat sama sekali tidak mengetahui kalau Tom adalah calo budak, begitu juga dengan syarat dan ketentuan pembelian budak yang diberlakukan oleh Pierce Mease Butler. Tak lama kemudian, Pat mengetahuinya. Dan sebagai konsumen yang baik, Pat mengembalikan budak yang Ia beli dari Tom dan meminta uangnya dikembalikan. Disinilah drama antara Tom dan Pat terjadi.
Tom enggan memberikan refund milik Pat, sementara Pat bersikukuh ingin uangnya kembali. Alhasil, percekcokan antara 2 sahabat ini pun terjadi, hingga berujung pada kematian Pat. Ya, Tom membunuh Pat di sela-sela percekcokan tersebut. Sekitar 10 hari kemudian, salah satu keponakannya Pat membunuh Tom sebagai aksi balas dendam atas kematian sang Paman. Keluarga Tom pun tak terima dan membunuh keponakannya Pat tadi. Drama bunuh-bunuhan antara keluarga Tom dan Pat pun terus berlangsung, sampai akhirnya keluarga Pat pun keluar sebagai pemenang usai menyapu bersih semua keluarga Tom yang tersisa (mirip-mirip cerita Ken Arok nih, ya...walaupun beda dikit lah…).
Jauh sebelum acara tersebut dimulai, pada tanggal 26 Februari, Pierce bersama Joseph membawa para budak dari kediaman mereka menuju arena balapan. Sesampainya di sana, mereka ditempatkan di dalam kandang Kuda sebagai “tempat penginapan”. Selama di sana sampai ke hari terakhir pelelangan, Joseph lah yang bertugas dalam “merawat” para budak. Setiap harinya mereka hanya diberikan nasi, kacang dan roti dalam porsi yang sedikit. Bagi para budak yang sudah berkeluarga, mereka akan ditempatkan dalam satu kandang Kuda yang sama, bisa dibayangkan sebuah kandang Kuda yang kecil dan sempit ditempati oleh satu keluarga manusia yang diisi oleh (paling sedikit) 3 orang atau lebih. Tidak hanya itu, sama sekali tidak ada alas tidur, bantal maupun selimut yang melengkapi tempat tidur mereka. Mereka semua tidur di permukaan lantai kandang bekas kotoran Kuda. Pada hari-H, para pembeli sampai meraba-raba para budak guna memeriksa kondisi fisik mereka. Sebelumnya Ane bilang kalau pekerjaan para budak itu adalah sebagai petani, tetapi ada beberapa budak yang rupanya punya keahlian lain selain bertani, mulai dari memasak, membuat sepatu, memahat kayu sampai pandai besi. Mereka yang memiliki keahlian lebih, memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan budak lainnya. Pada akhirnya, saat sistem perbudakan dihapuskan di Amerika Serikat, para budak ini akhirnya dibebaskan dan kembali ke kampung halamannya. Untuk memperingati kejadian tersebut, dibuatlah 2 monumen yang berada di kota Georgia.
Source : The Great Slave Auction


prabas memberi reputasi
1
1.6K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan