Seringnya terjadi pelanggaran di area umum dan lingkungan keluarga semakin banyak dan beragam jenisnya. Intinya tingkat kesadaran dan kedisiplinan yang rendah membuat persoalan yang tadinya sederhana dan mudah seperti sulit untuk diperbaiki.

Dilingkungan keluarga, disiplin tepat waktu bangun pagi, bebersih, mengerjakan tugas sekolah dan lainnya seringkali harus diingatkan orang tua, kalau orang tuanya bersikap tegas dikira mendidik anak dengan tangan besi.



Di Lingkungan terbuka, area umum banyak terjadi pelanggaran misalkan menerobos lampu merah, berlaku tindak kejahatan, korupsi, nepotisme dan lain-lain, semua persoalan ini bermuara kepada moral dan pendidikan seseorang.

Sifat dan perilaku seseorang tercermin bagaimana dia berbuat di kesehariannya, cara berbicaranya, wawasannya, siapa teman-temannya, cara berpakaiannya, kebersihan dan kerapihannya adalah tanda yang mudah kita kenali.



Tapi mengapa pendidikan dan ajaran orang tua sepertinya tidak tertanam dalam otak bawah sadar para pelanggar disiplin moralitas sosial ini? Pelanggar ini ada juga loh yang berpendidikan tinggi dan berpengaruh, tapi moralnya, akhlaknya, etikanya? Wajib di pertanyakan.

Apakah mereka tak pernah berfikir malu; kalau saya melanggar disaksikan orang banyak, tidak tepat waktu akan meresahkan orang lain, berbuat jahat akan menyusahkan orang lain, korupsi akan menyengsarakan orang banyak, tidak merasa takut jauh dari agama, apakah mereka tidak takut perilaku negatif mereka dilihat oleh Tuhan? Dan masih banyak lagi.

Apakah kurikulum pendidikan di sekolah kita yang masih kurang tepat atau cara orang tua mendidik anaknya yang salah? Ini menjadi jawaban yang pastinya beragam dan bisa jadi beberapa episode ke depan.

Lalu apakah pemerintah harus selalu mensosialisasikan untuk menegakkan kesadaran disiplin dalam hal apapun dan  dimanapun ke masyarakat?

Sosialisasi memang perlu dilakukan tapi masa iya harus terus menerus, kita yang sudah pada kumisan dan ketek bau asem ini harus selalu diingatkan seperti halnya balita, nggak malu?



Masa kita tidak malu dan tidak takut jika melakukan pelanggaran atau kejahatan? Menurut saya, alasan karena terpaksa atau faktor ekonomi bukanlah pembenaran jika dia awalnya biasa hidup disiplin dalam kesehariannya maka dia akan memiliki pekerjaan dan masa depan yang lebih baik.

Referensi. sebuah opini
Img.google img





Copyright © 2016 - 2021 iskrim™
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS