TANPA RASA EPILOG : INTROVERT/ASOSIAL? (SELESAI)

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
TANPA RASA EPILOG : INTROVERT/ASOSIAL? (SELESAI)

davidp90

02-03-2021 04:53

TANPA RASA EPILOG : INTROVERT/ASOSIAL? (SELESAI)

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format emoticon-Embarrassment

ther; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family emoticon-Swiss

; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:595.3pt 841.9pt; margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->

EPILOG

Malam itu adalah sebuah penantian akan pertandingan final sepakbola yang sudah sangat ditunggu-tunggu. Sebagian orang memilih untuk menonton bersama-sama di pos jaga security yang sudah dipersiapkan dengan layar besar untuk menikmati malam empat tahunan itu.

Satu jam sebelum pertandingan dimulai pos jaga sudah penuh akan orang-orang yang lebih memilih menonton bersama teman-temannya dari pada menonton sendiri di rumah. Kopi dan camilan tidak ketinggalan menjadi amunisi malam keakraban itu.

Sebelum kick off mengalihkan perhatian semua orang mereka tengah asyik dengan kesibukkannya masing-masing. Ada yang mengobrol ngalor-ngidul, ada yang bermain catur, ada yang hanya makan saja dan ada juga yang hanya fokus dengan smartphonenya.

Ternyata sebelum peluit pertandingan dimulai ada satu objek pembicaraan yang bisa memusatkan perhatian mereka semua.

Orang 1 : “Aslinya orannya itu baik. Cuma entah kenapa sekarang casingnya saja yang seperti itu.”

Orang 2 : “Kalau aku sudah tidak peduli. Gayanya seperti tidak mau kenal sama orang lain. Suruh hidup di hutan saja.”

Orang 3 : “Aku juga sama. Tidak cukup hanya bersikap sopan. Senyam-senyum. Tapi kalau ada apa-apa tidak mau ikut guyub.”

Orang 4 : “Tapi kan memang orangnya sudah tua. Masak mau nongkrong sama sepreti kita ini?”

Orang 3 : “Ya kalau orangnya menutup diri tidak mau sambang dengan orang lain. Orang lain juga mana mungkin mau menyambanginya.”

Orang 4 : “Ya dilihat keperluaannya saja. Penting atau tidak.

Rupanya obrolan ini menarik semua perhatian orang-orang yang sedang berada di pos jaga. Meski ada yang tidak ikut nimbrung dalam percakapan. Mereka ikut menyimak pembicaraan tentang sosok satu ini.

Orang 5 : “Kalau aku gampang. Dia datang baik-baik ya aku juga balasnya baik-baik. Memang orang itu bermacam-macam karakter. Kalau sama semua namanya fotocopy.”

Orang 3 : “Kalau aku sudah biarkan saja. Tidak peduli aku.”

Orang 2 : “Sama.”

Orang 5 : “Kalian tidak tahu historinya. Coba tanya sama Pak Su. Ya kan Pak Su?”

Orang 2 : “Pak Su itu sekarang sedang religius. Dia tidak mau membicarakan orang lain. Padalah aslinya dia itu dengar tapi pura-pura tidak dengar. Anjir.”, jawabnya dengan diteruskan dengan tawa dan memancing tawa yang lainnya.

Orang 4 : “Tapi kenapa sekarang jadi seperti itu. Tidak mau berkumpul. Kesannya menghindar. Kadang kalau diketok pintu rumahnya tidak mau membukakan. Padahal aku yakin orangnya di rumah.”

Orang 5 : “Orang kalau dipanggil saja sudah tidak mau menoleh. Harus maju jarak dekat dulu kalau bicara sama dia. Aku juga yakin bel rumahnya tidak berfungsi karena memang sengaja dimatikan.”

Orang 3 : “Budek.”

Orang 2 : “Sudah kacau pikirannya.”

Orang 3 : “Ngawur kamu ngatain orang tua. Kualat nanti.”

Orang 2 : “Kalau aku kualat kamu juga ikut.”

Orang 4 : “Tapi katanya dulu istrinya cantik banget ya Pak?”

Orang 5 : “Banget. Ibu-ibumu dijadikan satu juga masih jauh.”

Orang 1 : “Anjir. Lebai.”

Orang 2 : “Ada yang sudah mulai besar. Bahasannya soal perempuan.”

Orang 3 : “Seleranya tante. Kebanyakan nonton video ilustrasi.”

Orang 4 : “Itu kan ajaranmu.”

Orang 4 : “Kejadian aslinya itu seperti apa to Pak?”

Orang 5 : “Kamu penasaran?”

Orang 4 : “Iya. Biar tidak salah paham.”

Orang 5 : “Tanyakan sendiri”, jawaban yang membuat semua orang tertawa.

Orang 4 : “Anjir.”

Orang 2 : “Biar tidak salah paham.”

Orang 5 : “Betul.”

Orang 1 : “Kejadiannya ya memang tidak ada orang yang benar-benar tahu. Waktu itu hujan deres sekali. Tidak ada orang komplek yang berada di luar rumah. Semuanya di rumah masing-masing.”

Orang 5 : “Hujan deras seperti itu tidak ada orang yang bisa dengar.”

“Priiittt.......! Sudah-sudah. Itu sudah mau mulai pertandingannya”, Pak Su membubarkan obrolan tentang sosok itu dengan membunyikan peluitnya.

jiyanq memberi reputasi

374

Kutip

Balasan

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Urutan

Terbaru

Terlama

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Komunitas Pilihan