Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

davidp90Avatar border
TS
davidp90
TANPA RASA BAB 30 GERUTU : JEBAKAN YANG DALAM
      <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-formatemoticon-Embarrassmentther; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-familyemoticon-Swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
GERUTU : JEBAKAN YANG DALAM

            Pernahkah kalian melakukan sesuatu yang sudah diniatkan untuk kebaikan kepada seseorang dengan membukakan pintu kepada seseorang tersebut. Tapi justru pada akhirnya kita yang tidak bermaksud apa-apa dan yang awalnya berniatan untuk membantu menyambut dengan sikap yang baiklah yang akhirnya berada dikubangan ditertawakan dan menjadi bahan hinaan dari orang yang telah kita bukakan pintu untuknya itu? Sebuah jebakan yang dalam.

            Pada mula pertemuan semuanya berjalan dengan baik tanpa ada sedikitpun cela. Sedikit demi sedikit timbul pertanyaan-pertanyaan atas apa yang dilakukan oleh orang itu. Kenapa jadi seperti ini? Bukankah seharusnya? Apa yang dilakukan orang ini? Perlahan-lahan dia akan menekan dan mencoba untuk menguasai segala keadaan. Orang itu akan berlaku seperti oarang yang serba tahu dan mulai meninggikan dirinya. Bahkan dengan penuh kesadaran dan tanpa rasa bersalah dan belas kasihan dia akan dengan sangat gampang untuk mematikan kita. Pendapat dan harga diri kita tidak ada lagi. Pada akhirnya kita menjadi tersudut dan terkucilkan oleh dia orang yang mempunyai kebiasaan seperti ini.

            Kedatangan orang-orang sepetrti ini tidaklah ada yang tahu. Mungkin jika kita sudah mempunyai pengalaman sebelumnya berhadapan dengan orang seperti ini kita bisa sedikit banyak membaca situasinya dan langsung memotong hubungan apa pun itu yang dimaksudkan orang semacam ini atau setidaknya untuk menghindarinya. Karena sudah dipastikan orang-orang seperti ini tidaklah juga mereka menyadari apa yang sedang dikerjakannya itu mengancam dan membahayakan orang lain dan hanya akan membuang waktu dan meninggalkan penyesalan kepada siapa saja orang yang berhubungan dengannya. Dan akhirnya pun orang-orang seperti mereka karena sudah kebal, mereka pun sama sekali tidak peduli dengan orang yang baru saja membuka pintu untuk mereka dan terus membesarkan dan meninggikan dirinya. Cara yang paling ampuh ketika berhadapan dengan mereka adalah jangan bukakan pintu untuk mereka dalam kehidupan kita karena mereka akan berbuat sesuka hati dan mengacaka-acak tata pola kehidupan kita dan pergi begitu saja tanpa ada rasa bertanggungjawab.

            Mereka terlihat sama seperti orang pada umumnya dan malah cenderung lebih sopan dan lembut dalam  tutur dan juga sikapnya. Bagi orang yang pertama melihatnya mereka akan terlihat layaknya seorang dengan sikap malaikat yangg tidak mempunyai setitik pun noda. Bahkan yang paling tidak disangka orang-orang seperti ini tidak jarang datang dari lingkungan terdekat kita atau orang-orang yang selama ini kita kenal dengan baik. Untuk menguji kehadiran mereka sebenarnya cukup mudah. Mereka akan terganggung jika pemikiran-pemikiran mereka merasa tidak dihargai dan terabaikan apalagi jika ditentang. Cobalah timpali apa perkataan-perkataan mereka. Lihatlah reaksinya. Bahkan mereka bisa berlebihan dalam hal yang sesederhana itu. Aku tidak membicarakan kalangan atau golongan tertentu. Mereka bisa datang dari mana saja.

            Yang aku sampaikan tadi adalah bahasa rumitnya. Sedangkan bahasa sederhananya adalah semua orang sudah melakukannya dari waktu dulu dimulai dari hal yang paling mendasar. Biasanya orang-orang yang sudah tahu yang mempunyai pengalaman di dalam kehidupannya akan mempraktekkan itu. Contoh sederhana adalah ketika seorang orang tua baik ayah atau pun ibu melarang anaknya untuk bergaul atau bermain dengan kelompok atau orang tertentu. Yang bisa dilihat di sini adalah ayah atau ibu tersebut melakukannya berdasarkan pengalaman mereka yanga telah mereka ketahui atau alami sendiri bagaimana jadinya jika anak mereka bergaul dengan kelompok atau orang tertentu. Bahkan terkadang ayah atau ibu tersebut tidak mampu menjelaskanya secara verbal terhadap anaknya. Tapi segala memori dan pengalamannya mendorongnya untuk melakukan hal itu.

            Jebakan yang dalam tidak hanya terjadi dalam suatu masa tertentu saja. Tapi juga bisa terjadi dalam rentang waktu yang luas dari masa anak-anak hingga dewasa bahkan orang tua. Para orang tua yang tinggal menuju mati masih ada juga yang sering berulah. Bukannya mereka berbenah bekal mereka tapi sebagian dari mereka malah masih sibuk mencari dan menebar masalah.

            Aku pernah mengalaminya sendiri. Mungkin inilah yang menyebabkan perkataan di kalimat-kalimatku menjadi terasa pedas mengandung amarah. Aku ingat betul bagaimana itu terjadi. Meskipun pada akhirnya bisa dihentikan sebelum melebar dan meledak menjadi gangguan yang besar. Tapi ketika kejadian itu aku alami dan sadari aku benar-benar sangat jengkel dibuatnya.

            Orang pertama datang padaku. Orang pertama ini adalah biangnya. Innocent, lurus, dan tulus. Itulah yang terlihat yang menggambarkan karakter kesehariannya sejauh yang aku kenal kala itu. Aku membukakan pintu untuknya dan mengiyakan apa yang coba dimaksudkannya. Terlebih lagi dia masih ada hubungan kekerabatan denganku. Niatku adalah tidak apalah namanya juga ada tali kekerabatan. Jika aku tidak mempersilahkannya masuk. Mungkin sampai saat ini juga aku tidak akan tahu bagaimana keasliannya.

            Orang pertama membawaku kepada orang kedua. Sebelum berjumpa dengan orang kedua orang pertama sudah menjelaskan kisi-kisi untuk apa ia ingin aku menemui orang kedua. Kisi-kisi itu tidak ada masalah bagiku sampai pada akhirnya kami bertiga bertemu. Yang terjadi adalah orang pertama memaparkan bagaimana aku kepada orang yang kedua dengan mengarang bebas sebebas-bebasnya sangat jauh dari kisi-kisi yang ia sampaikan kepadaku sebelumnya. Aku hanya terdiam sekaligus sangat terkejut. Ternyata sebelumnya orang pertama dan orang kedua sudah terlebih dahulu bertemu dan memutuskan apa yang sama sekali aku tidak ketahui dan terlibat di dalamnya. Yang terjadi adalah aku nampak seperti orang bodoh dihadapan mereka.

            Tidak sampai di situ. Orang pertama membawaku kepada orang yang ketiga di hari yang sama setelah selesai bertemu dengan orang yang kedua. Dan yang terjadi adalah sama ketika aku menjadi tampak dungu diantara orang pertama dan orang ketiga.

            Keesokan harinya setelah peristiwa yang bodoh itu aku pun langsung memutuskan apa yang menghubungkanku dengan orang pertama sehingga secara otomatis juga memutus urusanku dengan orang kedua dan orang ketiga. Tentu saja aku menyampaikannya tanpa menyinggung orang pertama yang sedang membangga-banggakan dirinya. Aku tidak ingin ada urusan lagi yang bersangkutan denga tipikal orang yang pertama ini. Aku sampaikan niatanku untuk menyudahi urusanku dengannya dengan rangkaian bualan yang tidal kalah indah dibandingakan apa yang telah dilakukannya padaku.

            Sejak saat itulah tidak ada lagi memasukkan orang-orang seperti mereka ke dalam privasi kehidupan yang mana hanya akan memburukkan segala keindahan-keindahan yang sudah ada yang sedang kita nikmati. Jangan bukakan pintu utuk mereka terkait hal itu.

jiyanqAvatar border
jiyanq memberi reputasi
1
248
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan